Pages
Biasanya kalau main nintendo dsi game cuma pokemon aja tapi belakangan, semenjak semua seri pokemon udah nggak avialable lagi buat nintendo dsi, saya beralih banyak nintendo dsi game lain. Salah satunya adalah game Zelda The Panthom Hour, terus terang dulu sama sekali nggak pernah tertarik buat mainin Zelda, sebab tampilan terlalu childish jadi seringnya di-skip aja. Belakangan setelah dicoba ternyata Zelda ini adiktif banget!
Storyline dan Gameplay
Storyline simple aja sih, tokoh utama Link punya teman bernama Tetra yang diculik sama bajak laut hantu dan Link harus menyelamatkan Tetra. Disini petualangan Link dimulai dan ternyata kapal bajak laut hantu itu berhubungan sama demon yang selama ini menyerap semua kekuatan mahluk hidup di dunia Link.Gameplay unik karena kita harus pake stylus nintendo untuk menggerakan dan berantem, seru sih tapi bikin pegel dan bikin nggak bisa dengan mudah dimainkan dimana saja, misal dalam kendaraan yang bergerak. Tapi ini bikin game Zelda nggak membosankan dan mempunyai pacing yang cepat. Game dengan genre adventure ini, mengharuskan kita untuk pindah dari satu pulau ke pulau lain, juga menjelajahi kuil-kuil. Kalau pada rpg biasanya biasa kita harus muter-muter cari jalan keluar, di Zelda setiap kuil dan pulau punya puzzle tersendiri yang harus dipecahkan. Sayangnya puzzle-puzzle ini tergolong mudah untuk dipecahkan dan demon boss di setiap kuil juga nggak sulit buat dikalahkan. Untungnya berbagai puzzle ini tergolong creative karena mengharuskan kita menggunakan berbagai fitur nintendo dsi, seperti meniup, berteriak ke microphone sampai tutup layar, jadi no boring.
Baca juga : Kenapa saya pilih nintendo ndsi dari pada PSP?
Baca juga : Kenapa saya pilih nintendo ndsi dari pada PSP?
Yang amat disayangkan, hanya tampilan childishnya dan game ini pun menurut saya terlalu mudah walaupun adiktif. Dalam dua minggu main untuk selingan dikala bosan dengan rpg yang tak kunjung selesai. Zelda The Phantom Hour sudah mau tamat, tinggal nemuin tiga besi buat bikin pedang melawan raja demon beddlum. Walaupun a very short game, Zelda The phantom hour ini, merupakan salah satu game nintendo dsi terbaik pada masanya.
Sand of destruction adalah sebuah nintendo dsi game yang datang dibundle beserta nintendo dsi refurbish yang setahun lalu saya beli, awalnya iseng aja karena coba-coba ternyata game rpg nintendo dsi, ini lumayan juga dan ketagihan main sampai sekarang. Pas awal kita akan disuguhi sebuah movie yang keren, begitu masuk ke game ternyata grafik nggak begitu wah. Karakter dan background tidak terlalu mulus padahal game ini sebesar 200mb lebih, kemungkinan besarnya game ini karena luasnya dungeon dan ada beberapa scene movie di dalamnya.
Storyline
Satu hal yang membuat saya betah main sand of destruction karena elemen storylinenya, dimana tokoh utama Kyrie dan Morte berada dalam dystopia world ketika manusia berada di bawah kekuasaan hewan. Kyire merupakan seorang mesiah yang misterius, kekuatannya bisa menghancurkan dunia dengan merubah semua menjadi pasir, sementara Morte seorang perempuan dari aliansi anti kekuasaan hewan. Timeline cerita pun nggak boring sebab di tengah game, tokoh utama Kyrie mati dan kita berkewajiban menghidupkan kembali Kyrie.
Gameplay
Battle system sand of destruction nggak terlalu rumit, hampir sama dengan rpg lain. Ada normal attack ada special attack yang pakai mp. Setiap kali memang melawan musuh kita bakal dapet points, untuk naik level dan system attack para karakters bisa diupgrade untuk menciptakan combo attack. Dan ada satu attack special yang bikin jari capek karena kudu cepet-cepetan mencet kombinasi tombol x dan y di tengah battle.
Sayangnya pacing sand of destruction tergolong lamban dan menjemukan, karena kita kudu menyelsaikan setiap dungeon plus sistem incounter (disergap) dari musuh terkadang bikin males. Belum lagi dungeon-dungeon ini nggak bisa dengan mudah diselesaikan karena sering kali menyesatkan, dan saya terpaksa harus cari walktrough di youtube.
Kelebihan utama nintendo dsi game lawas ini, adalah storyline yang bikin kita penasaran bagaimana dunia sand of destruction berakhir? Sementara grafik memang nggak bisa terlalu dibanggakan sekalipun untuk ukuran console nintendo dsi.
Baca juga : Review Zelda The Phantom Hour
Baca juga : Review Zelda The Phantom Hour
Kelinci membutuhkan 80% serat pada makanan setiap harinya, sebab pencernaan kelinci yang simple tidak bisa mencerna semua jenis makanan, makanya kelinci membutuhkan banyak sekali serat. Oleh sebab itu makanan kelinci di alam adalah rerumputan, baru 20% lainnya seperti buah dan tumbuhan lain. Sedangkan untuk makanan untuk kelinci hias yang tidak pernah hidup di alam liar seperti, holland lop, jersey wolly, netherland dwarf, fuzzy lop dll adalah hay. Lantas hay itu apa? Hay adalah rumput jenis alfafa atau timothy yang sudah dikeringkan, sehingga kadar airnya nol. Rumput alfafa atau timothy yang sudah menjadi hay, biasanya berwarna kuning. Semua serat dalam setiap batang hay akan membuat kelinci hias senantiasa hidup sehat dan berumur panjang, mengindari kelinci hias dari berbagai penyakit seperti gigi tongos dan G.I (gastrointestina statis)
Cari Timothy hay dan Alafafa Hay Di Mana?
Dulu waktu masih tinggal di Jakarta hutan benton saya nggak punya halaman, jadinya terpaksa membeli timothy hay setiap bulan, 1kg plus ongkir jadi Rp100.000 kalau mau numbuhin bisa dengan membeli bibit secara online, tapi timothy dan alfafa sudah dimonopoli oleh Amerika, sehingga bibitnya mandul. Tidak bisa dikembangbiakan hanya sekali tumbuh saja.
Cara Membuat Hay
Karena sekarang saya sudah pindah dan punya halaman, untuk menghemat budget maka kenapa nggak bikin hay sendiri? Kebetulan rumput di rumah adalah rumput odot, sejenis rumput gajah dan setelah riset kebetulan jenis rumput ini memang diperuntukan sebagai pakai ternak, karena hampir semua bagian tubuhnya bisa dimakan.Terus kenapa nggak dikasih langsung saja rumput odot ini? Rumput odot mentah hanya bagus bagi kelinci bligon bukan kelinci hias semacam holland lop dan kawan-kawan, kenapa? Sebab pemberian rumput odot tanpa dikeringkan akan membuat pup cenderung basah dan pipis kelinci bau sekali. Apa lagi kalau kelinci tinggal dalam rumah, amat tidak disarankan memberi rumput tanpa dikeringkan.
Cara membuat hay dari rumput odot cukup mudah, setelah dipotong rumput odot ini tinggal dijemur sampai berwarna kekuningan. Biasanya butuh seminggu dijemur sampai rumput odot berubah jadi hay, tapi kalau di daerah yang panas mungkin bisa kurang dari seminggu. Kalau kurang dari seminggu dijemur bagaimana? Lihat pada bagian batang rumput, kalau bagian batang sudah kuning artinya kadar airnya sudah jauh berkurang dan layak diberikan pada kelinci.
Baca Juga : Tips Biar Kelinci Panjang Umur
Lantas
kalau pakai rumput jenis lain bisa? Jawabnya tergantung dengan rumput
itu sendiri. Ada banyak jenis rumput, umumnya untuk makanan kelinci
hampir semua bisa, salah satu cara menditeksi apakah jenis rumput ini
cocok dijadikan makanan kelinci adalah dengan melihat apakah kelinci
doyan dan baik-baik saja setelah mengkomsumsinya? Perhatikan pup dan
pipisnya tidak lembek dan bau, atau dengan melihat jenis rumput yang
bisa dipakai pakan di jenis rumput untuk pakan.
Baca Juga : Tips Biar Kelinci Panjang Umur
Kalau Bukan Rumput Odot Gimana?
Kalau sudah capek-capek bikin lalu nggak dimana?Tenang kebiasanya kelinci memang begitu, kalau makanannya diganti pasti dia ogah-ogahan. Tunggu saja nanti juga kalau lapar pasti dilahap itu hay, sering juga kasus dimana nggak dimakan karena diberi terlalu banyak pelet. Kelinci pasti akan lebih memilih pelet yang rasanya enak dari pada rumput, makanya dari itu biar hay dimakan, kurangilah pemberian pelet. Misalkan pagi diberi pelet dan makan malamnya diganti dengan hay, sekali lagi kalau lapar dan nggak nemu makanan lain pasti dimakan itu hay.
![]() |
Rumput odot yang baru saja di potong, setelahnya langsung di jemur selama satu minggu penuih sampai berwarna kuning |
![]() |
Rumput odot setelah dijemur selama satu minggu dan sudah menjadi hay |
![]() |
Ternyata si Bimbim doyan banget, sialnya karena cuma dari halaman stock home made hay ini cuma buat dua sampai tiga hari saja. |
Bagi warga Bogor tentunya nama pecinan Suryakencana sudah tidak asing lagi, dahulu mendiang Mama saya gemar sekali berbelanja di pecinan ini. Kalau boleh di bilang pecinan ini merupakan Tanah Abangnya Bogor, mulai dari kuliner, swalayan, toko serba ada sampai pasar basah semua tersedia komplit di Suryakencana. Nah, belakangan Walikota baru terpilih meresmikan pecinan tertua di Bogor ini menjadi sebuah ikon baru, lengkap dengan pemberian sebuah gapura megah yang menegaskan bahwa Suryakencana adalah pecinan, selain itu Walikota Arya Bima pun mengubah nama suryakencana menjadi Lawang Suryakancana.
Terus apa sih yang bisa kita temukan di dalam ikon terbaru kota Bogor ini? Terus terang awalnya saya kira Lawang Suryakancana ini adalah wajah baru penarik turis, akan ada banyak hal yang berubah dari tempat berbelanja kesukaan ibu-ibu seBogor ini. Ternyata setelah saya menelusuri Lawang Suryakancana dari awal sampai akhir, sama sekali tidak ada perubahan! Jargon mengubah nama Suryakencana menjadi Lawang Suryakancana, dan harapan untuk menjadi ikon baru kota Bogor ternyata hanya berita semata, sebab semua tetap sama di mata saya.
Tapi jangan berkecil hati dahulu begitu tahu ternyata Lawang Suryakancana hanyalah sekadar gapura megah berwarna merah, karena masih banyak yang bisa kita nikmati dari kepingan sejarah warga etnis tionghoa di Kota Bogor ini.
Sejarah
Seperti yang sudah saya sebutkan Lawang Suryakancana ini merupakan tempat pertama kali imigran tionghoa bermukim di Bogor, hal pertama yang bisa kita lihat tepat di sebelah gapura adalah sebuah vihara tertua yang bernama Dhanagun. Vihara yang sekarang sudah menjadi cagar budaya ini dulunya di sebut klenteng Ho Tek Bio, karena sudah menjadi cagar budaya maka siapapun bisa dengan mudah masuk ke vihara Dhanagun. Kalau dulu nggak sembarang orang bisa masuk sini, cuma yang mau sembayang sama latihan wushu aja. Kebetulan saya dulu ikutan wushu di klenteng ini dan biasanya ramai menjelang imlek dan cap gomeh, kalau hari biasanya tidak terlalu seru, sebab anda tidak akan menemukan ratusan lilin dan lampion menghiasi klenteng Ho Tek Bio.
Rumah Peranakan
Selain vihara Dhanagun masih bisa menikmati beberapa rumah peranakan yang masih tersisa. Sayangnya rumah peranakan ini sama sekali nggak terbuka untuk umum, padahal terdapat satu mansion peranakan dengan nilai arsitektur dan sejarah tinggi. Keluarga pemilik rumah masih meninggali rumah tersebut, ini sebabnya kondisi rumah peranakan ini amat terjaga. Kalau anda penasaran dengan bagian dalam, bisa mengintip di blog tetangga lawang-suryakancana-bogors-chinatown
Shop Till Drop
Nah, dahulu sebelum indomaret dan alfamart menjamur, satu-satunya tempat dimana terdapat mini market atau swalayan adalah di Lawang Suryakancana ini. Beberapa swalayan masih bertahan sekalipun sudah puluhan tahun, seperti swalayan ngesti. Selain itu terdapat puluhan toko yang menjual berbagai macam produk dari obat tradisional sampai dengan sepeda. Beberapa toko masih berupaya mempertahankan bentuknya, sekalipun sudah tidak lagi terlihat menarik, mereka masih memiliki pelanggan setia.
Kalau bosan berbelanja di toko bisa pergi ke pasar tradisional, di lawang suryakancana ini terdapat dua pasar tradisional yakni pasar tertib dan pasar basah. Kalau pasar tertib adalah pasar segala rupa yang tumpah ruah dan jauh dari namanya yakni tertib, sementara pasar basah yang terletak di gang ini menjual berbagai ikan dan kodok segar.
Kuliner
Bagi para pecinta kuliner Lawang Suryakancana boleh jadi merupakan surga, sebab terdapat ratusan kuliner, mulai dari yang di dalam gedung sampai yang di gerobak dari jajanan pasar sampai restauran, semua tinggal pilih saja. Zaman dahulu lawang suryakancana terkenal dengan asinan gedong dalam, namun sekarang asinan tersebut sudah pindah alamat, kendati begitu masih ada beberapa penjual asinan yang setia menamakan asinan mereka dengan gedong dalam.
Karena ini pecinan jangan heran kalau menemukan beberapa makanan khas, tapi bagi pecinta chinese food bisa-bisa setiap penjuru Lawang Suryakancana ditelusuri.
Mau Yang Modern Pun Ada
Minim Perubahan Dan Perawatan
Dengan semua hal yang bisa ditawarkan oleh Lawang Suryakancana, amat disayangkan kalau perubahan paling mencolok adalah tiga hal berikut ini, berdirinya gapura, kantor radio dangdut dan sebuah hotel megah, kedua bangunan ini sama sekali tidak cocok berada di kawanan sejarah. Saya saja sedikit shock melihat dua buah bangunan megah untuk kantor dan hotel ini, keduanya seperti salah tempat. Masa ada hotel bintang lima dan kantor radio dangdut di kawasan yang mau dijadikan ikon kota? Mau nggak mau ini mengingatkan kita akan salah asuhan dari kawasan Braga Bandung.
Lawang Suryakancana pun masih menyisakan beberapa bangunan lama yang tidak berpenghuni. Selain itu Lawang Suryakancana kerap dikerubuni tukang parkir liar dan preman, saya saja beberapa kali disantroni preman yang tanya "dari mana?" Gara-gara foto-foto pake dslr. Belum lagi perubahan jalur kota Bogor (Demi Pak De Yang Kangen Solo) membuat arah ke Lawang ini menjadi macet sekali.
Kalau mau lebih terasa unsur pecinan dari Lawang Suryakancana, datanglah pada malam hari dan pada imlek atau cap gomeh. Kalau sudah baca jangan ragu, memasukan Lawang Suryakancana ke dalam list weekend, sebab siapa tahu masih banyak hal tak terduga yang belum sempat dilihat di kawasan tempo dulu ini.
Baca Juga : Trip ke Desa Benteng Alla Sulawesi
Baca Juga :Kaum Urban di Kampung Areng Desa Cibodas
Baca Juga : Weekend di Pulau Pramuka
Baca Juga : Pesona Desa Kuno Muara Tenang Semendo
Kebetulan gue lagi cari sunblock wajah bagus
buat pemakaian sehari-hari, tahun sendiri seberapa kejamnya matahari di
Jakarta. Belum lagi kulit muka yang cenderung berminyak, kadang suka nggak sesuai sama sunblock wajah, takutnya wajah malah kaya keramik yang mengkilap. Begitu cek harga sunblock di Tokopedia (males belanja kosmetik di
mall) ternyata harga sunblock untuk wajah itu mahal. Harga berkisar dari 70 ribu sampai
100 ribu ke atas untuk beberapa ml saja, paling berat gue cek sih cuma 100ml
dan itu udah 100ribu lebih. Sampai akhirnya gue nemu sunblock wajah murah meriah,
walaupun merknya cewek banget dah, yang penting mah nggak gosong.


Nah, Wardah Sun Care sunscreen
gel SPF 30 ini cuma 30ribu loh, bahkan ada yang jual dibawah itu. Seperti
biasa, langsung gue checkout ini sunblock wajah. Setelah barangnya sampai ternyata
40ml itu sedikit dan kecil, palingan kurang dari sebulan juga udah abis ini
mah.
Wardah Sun Care sunscreen gel SPF 30 ini mengandung UVA dan UVB serta
vitamin E, jadi udah komplitlah buat tabir surya sehari-hari. Di tubenya sih
tertulis sunscreen gel tapi pas dicoba malah mirip krim? Gue sama sekali nggak
merasa kalau ini adalah sebuah gel. Baunya mirip viva food cream tapi lebih
soft dan cepet hilangnya. Pemakaian dikulit tertulis di tube 15 menit sebelum
beraktifitas di luar ruangan. Bentukan cream putih ini cepet banget meresap jadi
nggak bakal kelihatan pakai tapi efeknya setelah meresap, bikin kulit kenceng
kaya ketarik. Selain itu Wardah Sun Care
sunscreen gel SPF 30 ini sepertinya water proof, soalnya kulit tetap kerasa
kencang walaupun berkali-kali kena air wudhu.
So far sih efeknya bagus, karena
kulit udah nggak lagi belang. Biasanya ini muka pasti langsung belang kalau
kena matahari Jakarta dan kentara banget, terutama di bagian bawah pipi yang
nggak mungkin terlindung sekalipun pakai topi. Sekali lagi yang bikin gue
bingung adalah kenapa tertulis gel kalau isinya cream? Sama satu lagi bedanya sunblock dengan sun screen apa ya?
Baca Juga : Review Viva Skin Food![]() |
Apa ini bisa dibilang gel? Bentukan cream banget, sama sekali nggak ada gel. |
Banyak yang nggak tahu kalau kelinci pasti molting atau
merontokan bulu, karena ini memang salah satu mekanisme kelinci untuk mengganti
bulu mereka. Biasanya kelinci dalam setahun bisa dua atau tiga kali
molting/ganti bulu. Beruntung Indonesia hanya mempunyai satu iklim tropis
sehingga siklus molting/ganti bulu kelinci umumnya nggak sering dan cepat.
Setiap kelinci memiliki siklus molting yang berbeda-beda tergantung dari
keadaan mereka, jadi nggak bisa menebak kapan kelinci akan molting. Yang bisa
dilakukan hanya memeriksa apakah bulu kelinci sudah mulai rontok dan
berjatuhan.
Contoh Molting
Apa Itu Molting?
Nah, banyak yang salah kaprah mengenai molting. Ada yang
mengira moulting adalah sebuah penyakit, walaupun rontoknya bulu bisa jadi
sebuah pertanda penyakit. Lalu seperti apa sih molting pada kelinci, biar nggak
salah kira dengan kelinci yang sedang sakit. Salah satu ciri paling jelas
kelinci moulting adalah dengan melihat lokasi dimana bulu itu rontok, biasanya
rontok karena molting bentuknya seperti pulau dan pada bagian yang rontok,
terdapat bulu baru yang lebih pendek dan lebih halus, bulu baru ini juga sering
berwarna lebih muda dari bulu lama. Lama-lama pulau-pulau ini akan membesar
atau bertambah sampai ke seluruh tubuh kelinci.Tapi cara ini nggak bisa dilihat
pada kelinci berbulu panjang seperti english anggora maupun fuzzy lop dan
jersey wooly. Jadi mau nggak mau ketika bulu rontok harus yakin kelinci sehat.
Berapa Lama Molting?
Ini pertanyaan yang banyak banget datang. Ada yang hanya
satu bulan beres, ada juga yang sampai berbulan-bulan masih saja molting.
Sekali lagi masa moulting ini tergantung pada keadaan kelinci itu sendiri.
Misalkan waktu Kimchi si fuzzy lop masih hidup masa moltingnya pendek banget,
palingan sebulan juga udah beres. Sementara Bimbim si mini rex justru lama
banget, sampai lebih dari tiga bulan bulunya rontok terus. Jadi kalau kelinci
bulunya terus molting pasti ada yang salah dengan pelihara kelincinya.
Sebenarnya tahu buku A Monster Calls dari youtube. Yup, dari trailer filmnya yang akan beredar tahun ini. I just knew this is my kind story, begitu googling ternyata A Monster Calls adalah adaptasi novel best seller peraih Carnegie award, bahkan the new york times menyebutnya sebagai sebuah karya seni yang mengagumkan. Kalau pernah baca novel fenomenal Where The Wild Thing Are dan The Little Prince, maka A Monster Calls berada dalam satu genre, dimana cerita berfokus pada rumitnya emosi anak-anak dan kita akan melihat sebuah keadaan dalam sudut pandang seorang anak. Seperti halnya Where The Wild Things Are dan The Little Prince, novel A monster Calls bukan bacaan remeh hanya karena tokoh utamanya anak kecil dan sebuah monster.
Sinopsis
Cerita bermula ketika Conor O’ Malley anak lelaki
berusia 10 atau 12 tahun mulai mengalami mimpi buruk, yakni dikunjungi oleh
monster yang berasal dari pohon yew di belakang rumahnya. Conor didatangi
monster pohon yew ini saat Ibunya mulai sakit-sakitan. Awalnya Conor bingung
dan ketakutan karena selalu didatangi oleh monster pohon yew, hingga ia
bertanya apa maksud kedatangan monster tersebut? Monster pohon yew berkata
bahwa ia “datang dengan berjalan karena
dipanggil oleh Conor” sementara Conor sendiri tidak merasa memanggilnya, dan
langsung kebingungan.
Sang monster ini pun berjanji akan menceritakan
empat kisah dimana kisah keempat adalah kebenaran yang harus diceritakan oleh
Conor sendiri. Monster pohon yew awalnya hanya muncul ketika Conor tertidur di
rumahnya, namun seiring dengan memburuknya kondisi Ibu Connor. Monster pohon
yew mulai menampakan diri di rumah Grandma menyebabkan hancurnya ruang tamu dan
juga sekolah sampai melukai Harry si tukang bully.
Conor harus berusaha sendiri memahami arti kehadiran
si monster serta keadaan dimana Ibunya sakit dan Grandma tidak menyukainya
sementara Dad sama sekali tidak bisa diharapkan, karena sudah menikah dengan
wanita lain. Bagaimana Conor menghandle semua ini, monster, sekolah dan Ibunya
seorang diri?
Resensi
A Monster Calls merupakan salah satu buku terbaik
yang saya baca di awal 2016 ini, kisahnya begitu kelam namun memikat. Korelasi
antara kisah si monster dan alasan mengapa Conor memanggilnya, memaksa kita
untuk melihat dari kacamata anak-anak dalam menghadapi situasi sulit. Dalam ini
Conor terus menyangkal dirinya, bahwa Mom sakit parah dan tak akan mungkin
sembuh. Ketiga kisah yang diceritakan si
monster adalah untuk membuat Conor mengerti situasi sulit yang dihadapinya dan
kisah keempat merupakan kebenaran yakni bahwa sesungguhnya Conor O’Malley lelah
dengan situasi ini dan ingin semuanya berakhir, sekalipun Ibunya harus
meninggal dan alasan kenapa Conor memanggil si monster ternyata bukan untuk
menyembuhkan Ibunya, namun untuk menyembuhkan dirinya, sebab semenjak Ibunya
sakit Conor menjadi tertutup dan selalu menyangkal bahwa suatu saat ia harus
berpisah dari ibunya, si monster pohon yew hadir untuk menyembuhkan Conor,
membuatnya iklas untuk merelakan Ibunya. Dan sesungguhnya si monster pohon yew
adalah manifestasi dari berbagai perasaan Conor yang selalu dipendamnya
sendiri.
Art work atau ilustrasinya pun senada dan menambah
kelam cerita A Monster Calls, hanya ada guratan-guratan kasar dan hitam untuk
menggambarkan betapa muramnya dunia Conor O’Malley. Sekali lagi novel ini mengingatkan saya pada
Where The Wild Things Are dan The Little Prince, memasuki alam pikiran
anak-anak tanpa cerita klise yang meminta belas kasihan pembaca,
(seperti anak penderita kanker yang mengirim sepucuk surat untuk tuhan, anak kecil yang miskin dan ngamen lalu mencari sosok pelindung, atau kecil yang kena musibah tsunami dan di tolong sana-sini. Duh, bosennya ama cerita sinetron tipikal tapi laris manis, bak tahu formalin yang digemari masyarakat umum dengan efek samping bikin bego)
A monster Calls
tidak meminta belas kasihan pembaca, ia membawa anda mengerti perasaan Conor O’
Malley, seorang anak kecil yang Ibunya tengah sekarat. Its dark yet beautiful story
Baca Juga Resensi : Vandaria Saga : Masa Elir
Baca Juga Resensi : Vandaria Saga : Masa Elir
Subscribe to:
Posts (Atom)