Facebook Me

download untuk Gramedia digital best romance novel

Review Trough The Ever Night, Versi Membosankan Divergent

Buku kedua dari Under The Never Sky trilogy ini akhirnya bisa juga terselesaikan dan jadi buku pertama di tahun 2020 yang saya review. Menyelesaikan Trough The Ever Night lumayan lama karena Trough The Ever Night  termasuk buku yang membosankan menurut saya, sekalipun hanya degan 390-an halaman Trough The Ever Night gagal membawa sensasi dan plotingan cerita menarik seperti buku pertama Under The Never Sky.



Sinopsis
Under The Never Sky melanjutkan kisah dimana Aria sudah ditendang dari pod dan Perry harus melanjutkan untuk memimpin sukunya. Belum lagi hubungan asmara mereka yang rada-rada renggang setelah Perry mengira Aria mengkhianatinya dan keadaan diperparah saat keponakan Perry diculik olah orang-orang dari pod.  Saat melarikan diri dari pod, Aria berhasil mendapatkan informasi bahwa masih ada daerah yang bersih dari badai aether. Dari sinilah keduanya bahu membahu membantu untuk mendapatkan letak lokasi dari wilayah yang disebut still blue. 

Dalam pencarian still blue keduanya menemukan banyak hal, mulai dari kenyataan bahwa Aria nggak sepenuhnya penghuni pod dan mempunyai darah tikos mondok dan kemampuan sebagai audile sementara Perry harus bertarung dengan kakanya dan akhirnya harus memimpin suku. Kedua sepakat untuk berpisah dan mengambil jalan masing-masing dalam mencari informasi mengenai letak still blue sekaligus menyelamatkan keponakan Perry. 

Resensi
Buku pertama Under The Never Sky terlihat amat murahan sementara Trough The Ever Night, terlihat mewah sekali dengan cover ciamik, mungkin karena Under The Never Sky jadi best seller. Sementara untuk plotingan yang mempunyai benang merah mencari still blue, Trough The Ever Night termasuk membosankan! Banyak banget sempilan cerita yang kerasa dipaksakan masuk, pencarian letak still blue, jadi nggak fokus karena ternyata pencarian lokasi still blue cuma seiprit saja, sisanya 90% adalah kerusuhan nggak jelas dalam mencari informasi letal still blue.

Saya juga merasa novel young dystopia ini seperti nggak kearah sama sekali, mau kemana sama sekali nggak jelas. Kita bakal diajak muter-muter cuma demi secuil informasi tentang lokasi still blue? Dan hampir nggak ada plot twist  karena semua yang biasa ada di novel young dystopia, muncul di Trough The Ever Night. Saya rasa Trough The Ever Night merupakan versi menjemukan dari Divergent sebab, banyak banget elemen Divergent di Trough The Ever Night.

Trough The Ever Night gagal memberikan rasa baru dan sama sekali nggak berhasil menarik saya untuk masuk ke dunia yang hancur karena badai aether. Padahal buku pertamanya Under The Never Sky termasuk ciamik. 

Baca Juga : Resensi Under The Never Sky
Related Post

6 Tips Agar Kelinci Panjang Umur

Punya kelinci hias bertahan hidup sampai berapa tahun? Memang kelinci hias seperti mini rex, fuzzy lop, netherland dwarf dan holland lop nggak mudah untuk dipelihara. Sebab, basicnya kelinci memang hewan yang rentan terhadap segala hal dan sering tiba-tiba mati. Minimnya informasi kesehatan dan cara pelihara yang baik dan benar, bikin banyak dari pemilik kelinci hias yang nggak tahu gimana pelihara yang baik dan benar, supaya kelinci mereka panjang umur. Nah, karena saya sudah bertahun-tahun pelihara kelinci hias bahkan, si Bimbim mini rex sampai bisa berumur lima tahun dan Sammy holland lop tahun ini berumur empat tahun. Mau kasih beberapa tips supaya kelinci hias bisa berumur panjang.


Dapat dari breeder bermutu
Kenapa tempat asal kelinci hias saya taruh pertama kali? Karena, banyak yang dapat kelinci ngasal bahkan, beli dari pinggir jalan, saya sudah sering bilang kalau beli dari tempat nggak jelas, kesehatan si kelinci juga nggak jelas jadi, jangan harap bisa berumur panjang. Kalau dari breeder bermutu sudah pasti kita tahu kondisinya dan bisa konsultasi langsung kalau ada apa-apa. Saya selalu ambil kelinci dari breeder bermutu dan sampai saat ini, breedernya bisa dikontak via whatsapp.

Makanan Kelinci
Pelet cuma sebagian kecil saja dan yang wajib diberi setiap hari adalah hay. Biasanya saya beli merk chispi dan kelinci-kelinci suka banget.

Kelinci jenis apapun, makanannya adalah hay! Ingat sarat utama kelinci bisa selalu sehat adalah hay, serat hay dibutuhkan kelinci supaya pencernaannya lancar dan sehat dan kadar hay yang dimakan kelinci harus sampai 80% setiap harinya, baru sisanya 20% itu pelet dan camilan yang lain. Saya lebih mementingkan kelinci makan hay ketimbang pelet, memang kelinci kalau makan hay selalu ogah-ogahan karena rasa pelet lebih enak.  Biasanya pelet, saya kasih buat sarapan saja itupun cuma satu cup kecil sisanya sepanjang hari semua kelinci saya cuma dihidangkan hay. Jangan lupa kelinci harus dikasih air minum juga!


Outdoor
Semua kelinci saya yang hidup sampai lima tahun, nggak ada yang dikandangin semuanya cage free atau hidup tanpa kandang. Memang untuk Sammy dan Jappy yang berjenis holland lop, saya buatkan hutch atau kandang tapi itu buat tempat makan dan tidur mereka, kalau hujan atau sudah malam mereka langsung masuk tuh dan kandang atau hutch mereka pun nggak kecil, luas dengan ruang tidur dan toilet terpisah, jadi mereka nggak hidup di dalam kandang. Terus apa hubunganya kelinci berumur panjang sama dikandangin? Kelinci hias yang selalu dikandangin, apa lagi yang kandangnya kecil banget, udah pasti bakal stress dan kalau udah stress jangan harap bisa berumur panjang pasti bakalan mati tiba-tiba.

Kalau nggak ada tempat, kelinci juga bisa seperti kucing hidup dalam rumah tapi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Mulai dari melatih pup dan pee di tempatnya sampai dengan kebiasaan kelinci yang pasti bakal gigitin semua benda, belum lagi kalau pelihara yang betina pasti sering gali-gali. Kelinci juga butuh space yang luas karena mereka bakal sering bingky, tanda kalau kelinci happy yakni, lari sambil loncat ke sana ke mari.

Kelinci-kelinci saya sama sekali nggak dikandangin, mereka bisa bebas keluar masuk. Biasanya kalau sudah malam dan hujan si Sammy dan Jappy langsung masuk tuh dan ukurannya juga besar, bukan kandang yang ukurannya pas sama badan kelinci.

Jenis
Banyak yang nggak tahu kalau beberapa jenis kelinci hias, jauh lebih rentan terhadap penyakit ketimbang jenis ternak. Kelinci hias umumnya nggak sekuat kelinci jenis ternak, makanya umur kelinci hias nggak bakal bisa panjang ketimbang kelinci ternak, kecuali dipelihara dengan benar-benar baik. Salah satu contohnya mini rex saya yang bisa hidup sampai lima tahun sementara fuzzy lop saya dengan kondisi yang sama hanya bertahan tiga tahun saja waktu itu, saya terlalu sering kasih makan pelet ketimbang hay dan akhirnya fuzzy lop saya terkena penyakit silent killer atau GI statis sementara yang mini rex malah sehat-sehat saja.

Dokter Hewan
Dari awal saya sudah bilang kalau informasi mengenai kesehatan kelinci minim banget, jadi kalau kelinci sakit dari pada menghabiskan waktu searching di google dengan beragam informasi nggak jelas, mending langsung saja ke dokter hewan bahkan dulu, si Kimchi fuzzly lop saya terkena GI statis dan nggak ada satu pun dokter hewan yang tahu dia kenapa? Saya udah sering bawa kelinci ke dokter hewan tapi, mereka nggak ngerti dan ujungnya cuma kena charge aja. Beruntung satu tahun belakangan ini saya berhasil menemukan klinik hewan yang kredibel banget buat kelinci.

Harus selalu awas
Sekalipun, udah pelihara kelinci secara maksimal bukan berarti pas punya kelinci bisa leha-leha loh, saya pengalaman dengan si Bimbim mini rex yang RIP di awal tahun ini, waktu itu berat badanya turun drastis tapi, pola makannya masih bagus makanya saya nggak khawatir. Tiba-tiba saja pas pagi, saya udah nemu si Bimbim dalam keadaan sekarat, sampai sekarang nggak tahu kena penyakit apa? Makanya sekarang si Jappy dan Sammy selalu saya perhatikan apa mereka aktif atau berat mereka turun karena, kita nggak pernah tahu kelinci kena apa sampai pas tahap mereka udah parah.     



Related Post

Beli Nintendo Switch Reguler atau Switch Lite

Kebetulan waktu mau pertama kali beli Nintendo Switch saya juga sempat bingung, mau pilih Switch reguler atau Switch Lite? Setelah riset berkepanjangan akhirnya saya memutuskan untuk beli Switch reguler dan kebetulan waktu itu nemu di group Nintendo Switch ada yang jual murah. Nah, setelah beberapa bulan pakai Switch reguler, saya menemukan kalau ternyata Switch Lite yang dulu saya kira nggak asik karena beberapa fitur dipotong ternyata jauh lebih pas dengan saya, kenapa bisa begitu?

Beli Nintendo Switch Reguler atau Switch Lite


Beda Switch reguler dan Lite
Secara keseluruhan perbedaan Switch Lite dengan Switch reguler cuma di dimensi dan fitur saja, Switch Lite lebih kecil dan nggak ada fitur vibrate, joycon nggak bisa dilepas dan nggak bisa maen di TV. Hal ini yang membuat saya menjatuhan pilihan pada Switch reguler. Kelebihan Switch Lite hanya pada daya tahan baterai yang jauh lebih awet, sekalipun nggak punya kapasitas lebih besar dan warna-warna yang lebih colourfull serta tentu saj harga yang lebih murah.

Switch reguler terlalu besar
Setelah saya main dengan Nintendo Switch reguler, ada beberapa hal yang menganggu seperti daya tahan baterai yang nggak bisa lama (saya beli Switch versi awal) dan bentuknya ternyata nggak enak digenggam, menurut saya Switch reguler terlalu besar untuk jadi handheld, belum lagi dengan ukuran yang lebih besar dari tab 7 inch Switch reguler nggak enak dimainkan secara mobile, seperti di dalam kereta atau dimana pun.

Fitur Switch nggak kepake
Terus gimana sama fitur-fitur di Switch reguler yang nggak ada di Switch Lite? Joycon yang nggak bisa dilepas, sama sekali nggak ngaruh karena faktanya saya lebih sering main dengan joycon yang nempel. Vibrate, ini cuma gimmick saja karena, vibrate nggak ngaruh sama serunya main game dan sering saya matikan biar baterai lebih awet.Terus fitur utama bisa main di TV gimana? Ini juga jarang banget kepake karena seringnya justru maen di handheld aja kalau maen di TV pas di rumah aja, lagian nggak mungkin juga bawa-bawa docking.

Fitur dock ke TV dan joycon yang ke pisah justru nggak pernah kepake, seringnya main handheld aja.
Jangan ragu beli Switch Lite
Jadi menurut saya, Switch Lite jauh lebih asik dan pas buat saya. Sayangnya saya malah beli Switch reguler karena memang rencananya Switch reguler ini bakal di CFW sementara Switch Lite untuk main game ori saja. Jadi buat kamu-kamu yang cuma punya duit buat beli Switch Lite nggak usah berkecil hati karena banyak banget fitur di Switch reguler yang nggak kepake.


Related Post

Review Pokemon Sword & Shield, Sumpah Garing Banget

Akhirnya seri terbaru Pokemon game untuk Nintendo Switch keluar juga empat bulan lalu dan nggak pake mikir saya pun langsung preoder setelah melihat semua trailer gamenya. Namun, setelah empat bulan main dan storynya tamat, saya justru merasa menyesal telah membeli Pokemon Sword and Shield. Kenapa bisa begitu? Karena buat saya  Pokemon Sword and Shield adalah seri Pokemon terburuk bahkan lebih garing dari Pokemon X and Y.


Grafis Memukau
Secara grafis Pokemon Sword and Shield nggak perlu diragukan lagi, kualitas grafis Switch memang nggak ada duanya. Semua tampilan pokemon yang biasanya keliatan cell shading di Switch kelihatan realistis banget, termasuk background kota dan wild area. Saya jamin mata kalian nggak bakal bisa berkedip liat grafis  Pokemon Sword and Shield. Semua di region Galar kelihatan keren sekaligus indah.

Storyline dan Gameplay Ancur
kelemahan Pokemon Sword and Shield justru ada di faktor paling penting yakni, storyline dan gameplay. Secara storyline Pokemon Sword and Shield ancur abis, sumpah ceritanya garing banget dan ampas. Sekalipun punya lebih banyak gym leader, sama sekali nggak ngebantu nambah keseruan. Bahkan, hal-hal di luar story dan gameplay justru lebih menarik. Tamatin story malah bosen, entah  berapa kali saya main dan hampir ketiduran. Justru pas menuhin pokedex dan ngeraid yang seru.  

Fitur Baru
Pokemon Sword and Shield bawa beberapa fitur baru seperti, raid dan gigantamax yang sebenarnya nggak baru juga karena ini, cuma versi beda dari mega evolution dan raid malah dicomot dari Pokemon Go. Fitur baru ini juga memaksa saya untuk bisa selalu online, padahal game-game Pokemon sebelumnya online cuma buat battle sama tukeran pokemon saja. 

Menurut saya Pokemon Sword and Shield ini sengaja nggak fokus di storyline, malah memaksa para pemainya untuk online. Mungkin Pokemon ke depannya ingin seperti game-game mobile maupun online. Memang seru sih, kalau bisa main sama orang lain via internet tapi, ini kan game console bukan mobile yang harusnya bisa dinikmati secara personal.

Expantion Pack
Ternyata kegaringan Pokemon Sword and Shield ini direspon loh sama Game Freak sebab, mereka sudah ngeluarin expantion pack. Entah ini tak tik atau memang Game Freak, kegerahan di bilang storyline Pokemon Sword and Shield ampas. Tapi ini lebih baik dari pada kudu beli game lagi, biasanya pokemon pasti keluarin versi enchanted seperti Pokemon Platinum dan Emerald atau Ultra Sun dan Ultra Moon dan lumayan sih harganya setengah dari game orisinilnya.  

Semoga saja expantion pack yang konon harganya cuma 480 ribuan ini, bisa mengobati garingnya storyline Pokemon Sword and Shield.


Related Post

Review Mini Air Cooler, Pas Banget Buat Kamar Kost

Enam tahun yang lalu saya pernah mereview air cooler yang pada waktu itu digunakan untuk kamar kost dan seharga nyaris satu juta rupiah.  Memang kemajuan teknologi itu nyata banget ketimbang enam tahun lalu dari air cooler segede kursi sekarang, saya menemukan mini air cooler yang cuma sebesar kotak bekal makan siang dan hanya seharga hanya Rp 120.000 saja.

review mini air cooler


Produk yang saya temukan di toko daring ini aslinya bernama Artic air cooler fan mini USB. Awalnya sempat curiga, mana mungkin air cooler yang enam tahun lalu saya beli di mall, bisa berubah sampai sekecil ini? Jangan-jangan produk sampah dengan fungsi sama seperti air blower saja. Berhubung harganya juga cincai, ya sudah saya pesan.

Begitu sampai, memang nggak ada ekspetasi apapun karena dilihat dari box, saya yakin kalau produk ini KW.  Nggak heran juga sih dengan harga Rp 120.000 manalah mungkin dapat produk  Artic air cooler fan mini USB orisinil. Bentuk produknya sih nggak mengecewakanlah, finishing produk berbalut plastik ini bagus banget bahkan, untuk ukuran produk KW harga yang ditawarkan masih terlalu murah. Product guide atau buku manual pun terlihat buram seperti dicetak asal-asalan, tipikal barang made in china.

Sebelumnya saya masukan air segayung penuh ke tangki air yang terletak di atas dan pencet tombol on yang rada-rada mendem ke dalam. (sekali lagi ngarep apa sih dari produk Rp 120.000) Mini air cooler ini punya tiga mode kecepatan dan ketika dirasakan hembusan angin dan hasil evaporated air cooler beda dikit dengan air cooler yang saya beli enam tahun lalu. Anginnya nggak sedingin air cooler yang segede gambreng tapi jelas, nggak bisa disamakan dengan kipas angin biasanya. Lagi pula dengan colokan power USB watt mini air cooler ini sudah pasti jauh lebih kecil, jadi wajarlah nggak bisa sedingin air cooler ukuran reguler. Satu yang patut saya apresiasi adalah dengan air segayung saja, mini air cooler ini mampu bertahan selama dua hari penuh dan memang dinyalakan ketika tidur saja, biar adem so far air di dalam tangkinya berkurang sedikit saja. Sementara dalam box dan product guide disebutkan daya tahan sampai tangki kosong adalah 10 jam.

Mini air cooler ini juga simple banget, nggak ribet seperti air cooler ukuran reguler. Kalau mau dibersihkan tinggal tarik bagian depan dan cuci filternya, bandingkan sama air cooler ukuran reguler, kudu bongkar body buat bersihin bagian dalam. Dengan harga cuma Rp 120.000 saya bilang produk ini worth to buy, apalagi buat kalian yang anak kost dan punya kost kecil nan panas. Dari pada beli kipas angin, masih lebih baik  mini air cooler ini. Cuma satu yang belum terjawab yakni, apakah mini air cooler awet seperti air cooler ukuran reguler yang saya beli enam tahun lalu. 
review mini air cooler


Buat saya sih, mini air cooler ini seperti barang kenangan saja, enam tahun lalu beli air cooler seharga 600 ribu lebih karena nggak tahan dengan kamar kost nan panas dan sekarang cukup dengan 120 ribu plus ongkir sudah bisa adem. Ternyata hanya dalam enam tahun saja kemajuan teknologi itu nyata sekali yah walaupun, negara kita selama enam tahun begini-gini saja, cuma nambah jumlah penduduk.  

Related Post

Manusia Santai dan Nggak Pernah Upgrade Diri Part II

Ini adalah tulisan kedua dari manusia yang nggak pernah upgrade diri karena kerja di tempat yang nggak bisa dipecat! Sebelumnya saya udah nulis kalau kamar yang saya tempati sekarang ini, adalah bekas manusia yang nggak pernah upgrade diri, buat apa juga upgrade diri? Skill selalu sama dan seumur hidup begitu saja, nggak bisa dipecat akhirnya berimbas pada pola pikir dan kehidupan sehari-hari. Contohnya kamar yang saya tempati ini, sebelumnya sumpah parah abis, seperti kandang babik!

Kamar mandi yang nggak pernah disikat, lobang penutup saluran air yang sudah rusak dan ditutupi rambut tapi nggak pernah diganti, tembok yang hampir setiap sudut dipaku lalu dalaman lemari yang Cuma ditutupi Koran dan karton. Apa susahnya sih, mikir modern dan maju? Tinggal cari di toko daring semua kebutuhan kamar tersedia dalam jumlah murah! Cari sikat WC, wallpaper untuk melapisi dalaman lemari lalu hanger handuk sampai pengganti paku yakni gantungan yang bisa ditempel pun ada.

Terus kenapa otak penghuni kamar ini sebelumnya dangkal banget? Sampai kamar ini hancur seperti gubuk, semuanya serba diakali asal-asalan dan ini pertama kalinya saya dapat kamar bekas orang yang nggak bisa dipecat dari tempat kerjanya. Sebelumnya saya selalu dapat kamar dari karyawan swasta dan nggak pernah seperti ini bahkan, kamar dengan harga sewa lebih rendah.
Harga sewa kamar yang mencapai jutaan, membuktikan kalau penghuni sebelumnya punya uang tapi otaknya dangkal! Dua tahun tinggal dan betah dengan keadaan seperti ini? Dalam otak dangkalnya yang penting bisa tidur dan boker saja, selebihnya terserah, sama halnya seperti kualitas kerja kaumnya yang memang terkenal asal dan yang penting beres juga asal bos senang. No wonder, negara ini nggak pernah maju.

Teman kamar sebelah pun memberi tahu, kalau penghuni sebelumnya suka nonton TV. I was like, benerkan perkiraan saya, hari gini masih ada orang seumuran yang nonton TV? Sekarang semua serba online! Kebutuhan informasi dan hiburan ada semua di smartphone buat apa nonton TV? Jangan heran kalau di kamar mandi, malah dipasang tali tambang yang melintang ketimbang pasang hanger, daleman lemari dilapisi Koran dan karton ketimbang wallpaper.

Begitulah kelakuan orang-orang dari kaum yang nggak bisa dipecat, maunya gampang dan mudah saja. Ogah upgrade diri atau mencari solusi tepat, pokoknya yang cincai dan santai.


Related Post

Minta Bayar Biaya Melahirkan ke Orang Tua? Malu Donk!

Sebenarnya punya anak berapa pun juga itu adalah urusan pribadi, setiap orang punya keputusan sendiri. Ada mementingkan kualitas banyak juga yang lebih memikirkan kuantitas. Saya melihat sebuah fenomena unik di lingkungan saya, dimana punya anak tapi otak nggak dipake. Kok bisa? Seperti ini kasusnya, ada beberapa anggota keluarga yang bunting dan melahirkan. Terus yang bikin saya heran, mereka ini datang ke Papih untuk minta uang untuk biaya persalinan, terus salahnya dimana?



Tapi Nikah Mehong?

Pertama mahluk-mahluk primitif ini, dulunya kawin mehong dan biaya dari siapa? Bisa kawin mehong tapi nggak bisa mikir kalau nanti melahirkan harus keluar duit banyak, aneh bukan? Saya sudah kerap bilang dari pada gengsi dan pakai alasan nggak enak sama orang tua dan masih banyak hal, padahal memang pengen kawin mehong dan prestise saja. Dasar mindset dubur!


Bukan Anak Pertama
Saya masih bisa toleran kalau untuk anak pertama, anggap saja keluarga baru yang ekonominya belum stabil. Tapi, kalau sudah anak kedua dan ketiga bahkan seterusnya kerap minta uang untuk melahirkan ke Papih pastinya, rada-rada gimana getuh. Memang apa yang dipikirkan mahluk-mahluk primitif ini? Tentunya selain enak wikwik sampai jadi anak. Nggak malu tuh, semua anaknya minta biaya melahirkan ke orang tua? Lain padang lain belalang pula, memang lingkungan rendahan seperti itu. Bisanya wikwik begitu dihajar realitas, bukan usaha malah lari ke orang tua.  

Mikir Nggak Sih?
Dari anak pertama saja, pastinya sudah tahukan berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk persalinan. Terus kenapa otaknya nggak jalan, pas mau bikin anak kedua dan seterusnya? Harusnya otaknya dipakai bukan cuma penisnya saja. Nanti biaya melahirkan dapat dari mana? Apa saya punya tabungan atau memanfaatkan BPJS serta asuransi lainnya.

Kenapa Saya Sewot?
Yang bunting siapa tapi yang sewot saya, terus ada juga yang bilang “kan itu bakal jadi ponakan.” Bitch! Kalau si Papih milyuner bisa hambur-hambur duit sih, ngapain juga sewot. Lah ini, pensiunan yang saban bulan ambil uang pensiun di Taspen, masih mau dibebanin sama biaya persalinan? Dan si Papih sudah bayar enam kali!! Empat cucu dari anak pertama dan  dua cucu dari anak terakhir. Mikir nggak sih itu duit bertahun-tahun kerja yang harusnya mungkin bisa dipakai untuk naik haji, malah dialokasikan buat lahiran cucu.  Hitung saja sendiri, kalau sekali lahiran keluar 5 juta berarti sudah 30 juta melayang cuma demi brojol cucu dari orang tua pemalas.

Kultur Sampah
Ada banyak hal yang bikin manusia-manusia sampah ini bisanya cuma wikwik tanpa usaha. Kalau yang saya lihat dari lingkungan adalah faktor kultur, tahu dong kalau kaum kodrun nggak boleh pakai KB, jadinya nggak bisa merencanakan keluarga dan mikirnya kalau duit si Papih itu rezeki si anak yang sudah dijamin sama yang di atas. Padahal Papih juga punya kepentingan lain yang belum terwujud seperti naik haji, tapi anaknya kejebak mindset dari kultur sampah. Sehingga duit pensiun terus saja tergerus habis untuk biaya kawinan dan melahirkan.

Sekarang tuh banyak banget milenial yag seperti ini, kawin mehong tapi setelahnya nggak tahu harus ngapain, nggak bisa modal dari nol harus selalu dibiayain sama orang tua. Sama halnya seperti manusia sampah di lingkungan saya, sudah nikahan mehong dari Mamih dan Papih, lahiran juga dari Mamih dan Papih bisanya cuma shared aja ke sosmed, foto-foto lucu anak.   

Related Post

Blog Archive

VIVA ID

Popular Artikel

Total Pageviews

Ini Baru Loh

Dari mana Energi Negatif di Rumah Kamu Berasal?

  Disclaimer Kali ini saya mau bikin rangkaian artikel tentang energi negatif di rumah sebab, punya pengalaman tentang hal ini dan ini ada...

Powered by Blogger.

.

.

Search This Blog

Protected by Copyscape Online Plagiarism Scanner

Subscribe Us

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

About

Newsletter

If you like articles on this blog, please subscribe for free via email.

Subscribe Us

Facebook