Facebook Me

download untuk Gramedia digital best romance novel

Resensi Novel Korea Style Dari BaekYoung-Ok

Pernah baca novel dengan tema Korea? Tapi bukan novel Indonesia yang sok Korea. Novel asli dari penulis Korea. Novel dari penulis best seller Korea, Baek Young-Ok ini berjudul Style dan menceritakan kisah seorang penulis majalah fashion serta dilematis hidupnya saat di usia 30an. Style sendiri sebenarnya bagi saya cukup membingungkan karena, Style by Baek Young-Ok ini rada-rada nggak jelas mau jadi novel roman atau semacam Devil Wears Prada.

resensi novel Style Baek Young-Ok

Sinopsis
Style menceritakan tokoh utama yang saya nggak bisa inget namanya, mendapatkan tugas untuk meliput seorang misterius bernama Doktot Restoran. Sepanjang mendapatkan tugas kita bakal disuguhi glimps gimana hidup di dalam majalah fashion dan situasi saat berusia 30 tahun masih single plus belum mapan. Sang tokoh utama yang sudah terbiasa mewawancarai orang, tiba-tiba mendapatkan kejutan saat bertugas menguak Doktor Restoran. Ia bertemu dengan Park Woo Jin. Seorang teman kencan yang meninggalkannya di cafe sekitar 7 tahun lalu. 

Dari sini si tokoh utama kembali berurusan dengan cowok yang pergi begitu saja saat mereka berkencan, belum lagi tugas untuk menguak misteri tentang Doktor Restoran, membuatnya harus bertemu banyak dengan Park Woo Jin. Dalam perjalanan meliput Doktor restoran, satu demi satu misteri mengenai kenapa Park Woo Jin tujuh tahun lalu meninggalkannya serta siapa Doktor Restoran mulai terkuak.

Resensi
Novel Style dari Baek Young-Ok ini benar-benar membuat bingung plotingan dan alur cerita nggak pernah konsisten. Di awal kita bakal disuguhi alur maju mundur yakni, ketika tokoh utama menghadapi sebuah masalah, kita bakal disuguhi flash back perihal penyebab masalah tersebut namun, di tengah dan sampai akhir alurnya menjadi linear. 

Nama-nama Korea yang nggak familiar juga jadi masalah buat saya karena nggak bisa inget dengan semua nama-nama tokohnya. Sulit bagi otak saya untuk ingat semua nama Korea dan jadinya sering lost ini siapa dan itu siapa.

Premis Style pun ambigu banget, jadi mau roman atau Devil Wears Prada? Tujuan Style benar-benar nggak jelas. Apakah mau menceritakan si tokoh utama dengan hidup yang menyedihkan? Umur 30 masih single dan nyaris gendut plus masih bekerja sebagai penulis majalah atau mau menyelesaikan urusan cinta tujuh tahun lalu? Ending yang menguak siapa Doktor Restoran dan si tokoh utama yang naik jabatan, benar-benar nggak memorable. Plotnya menurut saya datar dan membingungkan, sama sekali nggak ada emosi. Memang banyak orang yang komplain bahwa ini gegara terjemahan yang gagal tapi entahlah, buat saya novel Style dari Baek Young-Ok ini susah untuk dinikmati.

Related Post

Review Film Chrisye : Biopic Tanpa Arah


Jumat ini saya berkesempatan untuk press screening sebuah film biopic legenda musik Indonesia. Terus terang dari awal saya memang sudah nggak antusias dikarenakan dua hal, pertama melihat nama sang sutradara, dan langsung menurunkan minat sebab hapal dengan karya-karyanya terdahulu.Kedua pemain utama yang menurut saya jauh pasak dari pada tiang untuk jadi legenda Chrisye. Jadi memang nggak berharap banyak pada film Chrisye ini dan setelah menonton dugaan saya terbukti.

Review Film Chrisye

Miscast Vino G Bastian Sebagai Chrisye
Film dibuka dengan flash news mengenai siapa Chrisye lalu menuju tahun 80-an dimana Chrisye manggung dengan band Gypsi disebuah pesta ulang tahun, penampakan Chrisye muda yang diperankan oleh Vino G bastian yang gagah sedang memainkan bass, saya langsung lemas lihat gaya Vino yang nggak cocok, bahkan main bassnya pun kaku sekali. Kemudian Vino berbicara dengan suara cemprengnya yang khas (you know what i meant) saya pengen nangis, lihat seorang penyanyi yang setiap hari saya lihat di televisi, ketika tahun 80-90 pas zaman MTV masih booming, tiba-tiba bersuara cempreng seperti itu. Semua memori tentang Chrisye langsung bubar di otak saya!

Sekalipun Vino bekerja keras mengikuti gaya bicara, berjalan dan tingkah laku Chrisye. Perawakan Vino yang gagah sungguh bikin ngilu mata saya. Masih segar di otak ketika Chrisye wara-wiri di televisi, radio dan majalah, ini sebelah mana miripnya? Saya adalah generasi 90-an jadi sosok Chrisye lekat sekali di memori, zaman MTV dan Chrisye menang moon man pun masih segar di ingatan. Ketika film memasuki paruh akhir, pada saat tahun 90-an dimana Chrisye berusia 40an dan berkacamata, barulah ada kemiripan tapi, lagi-lagi suara khas Vino sungguh terlalu merusak kenangan.

Rizal Mantovani
Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, begitu lihat nama sutradara Rizal Mantovani langsung nggak bergairah. Tadinya saya berpikir film Chirsye akan seperti Habibie Dan Ainun dan pasti yang dipilih jadi sutradara spesialis drama selera rakyat yakni  Hanung sementara Rizal Mantovani sendiri sudah saya kenal karena dia adalah salah satu sutradara video klip terkenal era 90 akhir sampai awal 2000 sebelum akhirnya memutuskan hijrah ke film. 

Imbasnya hampir semua film-filmnya seperti video klip, kurang bisa bertutur dan menceritakan sebuah kompleksitas. Pacingnya cepat, cut to cut seperti yang saya sebutkan almost like music video. Kemampuan untuk menghantarkan sebuah kompleksitas cerita pada penonton kurang dari jaman Jelangkung sampai Bulan Terbelah Di Langit Amerika modelnya sama. Untuk drama panjang memang masih bagus dipegang oleh Hanung, terlebih Hanung sudah berpengalaman membuat biopic Habibie Dan Ainun.

Filmnya Sendiri Bagaimana?
Mohon maaf, tapi film Chirsye ini bagi saya datar sekali dan sungguh terlalu. Padahal production valuenya wow banget, walaupun ada CGI dan green screen yang astaga naga, kelihatan fake banget. CGI yang menggambarkan bunderan HI tempo dulu dan green screen ketika di dalam mobil bikin geleng-geleng kepala. 

Alur cerita yang seperti video klip, cut to cut dari satu jaman ke jaman lain tanpa ada scene penyambung, cuma di tambah keterangan sekarang tahun berapa terus ke tahun berapa. Lebih parahnya ketika memasuki masa-masa akhir, simsalabim ada black screen bertuliskan kata-kata puitis yang bercerita Chrisye menyerah lalu nyambung ke adegan keranda mayat dengan foto Chrisye.....AMEJING!!! Saya berani taruhan orang-orang bakal betah dua jam di bioskop karena ini adalah legenda musik Chrisye! dari pada tiba-tiba black screen dikasih keterangan kata-kata terus tokohnya meninggal, buset dah!

Jika anda berharap bisa bernostalgia dengan Chrisye lupakanlah, karena nggak banyak adegan dimana Chrisye di atas panggung dan bernyanyi. Bukan apa-apa karena setiap adegan Vino buka mulut buat nyanyi terus yang keluar suara Chrisye, EMEJING!!! Janggal banget beud! Dari suara cempreng khas Vino, simsalabim pas rekaman dan nyanyi di atas panggung langsung bening suaranya.

Film Chrisye ini pun nggak fokus ke karier namun, lebih pada pergolakan dirinya. Jangan heran kalau ujungnya malah jadi film religi. Saya saja sampai bingung, kenapa ini biopic Chrisye jadi Ayat-Ayat Cinta? Hadeuh geleng-geleng kepala. Bukan seperti ini yang saya mau lihat dari Chrisye.

Review Film Chrisye

Untuk positifnya adalah production set yang ok banget, nuansa 80-90 kerasa dan yang bikin film Chrisye hidup, justru bukan Vino yang meranin Chrisye. Melainkan aktor-aktor lain, yang memerankan orang-orang terkenal di sekeliling Chrisye. Seperti, Dwi Sasono yang pecah banget meranin Guruh Soekarno Putra, sampai satu bioskop ngakak. Terus ada rocker yang memerankan Jay Subijakto, sumpah gokil banget, tiap kali kibas rambut penonton langsung ngakak. Nggak lupa Addie MS muda diperankan oleh aktor pendatang baru yang ganteng, padahal aslinya nggak seganteng itu.   

Sorry to say. Tapi film Chrisye sama sekali jauh dari ekspetasi bahkan sulit untuk bisa disandingkan dengan biopic lain seperti Habibie Dan Ainun, bahkan untuk bernostalgia dengan lagu-lagu Chrisye pun cukup sulit. Sebenarnya film ini bisa terselamatkan banyak, andai kata tokoh pemeran Chrisye pas tapi, apa boleh buat pemilihan Vino G Bastian miscast, sehingga film Chirsye nggak lebih dari pada segelintir karya lokal yang sulit untuk dinikmati dan diingat. Saya sarankan cek studio sebelah saja.

Related Post

Review Mau Jadi Apa? Sebuah Komedi Fikom Unpad

Kali ini saya berkesempatan untuk menghadiri sebuah gala premier film nasional yang berjudul Mau Jadi Apa? Film yang dibintangi oleh Soleh Solihun dan para stand up comedy ini adalah sebuah semi autobiography yang mengisahkan masa perjuangan Soleh Solihun selama menjadi mahasiswa Fikom Unpad, seperti tagline film ini yang mengisahkan kurang lebih atau kasarnya hanya sebagian cerita yang based on Soleh real experience sisanya fiksi.

Bukan Komedi Jomblo
Awalnya saya beranggapan Mau Jadi Apa? Adalah tipikal film drama komedi seperti Jomblo yang lekat dengan Bandung dan ITB namun, Mau jadi Apa? Justru meloloskan diri dari komedi seperti Jomblo dan melekatkan diri pada tokoh sentralnya Soleh Solihun. Jadi jangan banyak harap bisa bernostalgia dengan Jatinangor dan Kampus Fikom Unpad jaman jadul sebab hanya seuprit setingan yang dipakai untuk menggambarkan kehidupan kampus Fikom Unpad. Tentunya hal ini mengecewakan bagi para penonton yang berharap bisa bernostalgia dengan menonton Mau Jadi Apa? 

Fokus Pada Soleh 
Kita akan dibawa fokus pada permasalahan Soleh Solihun dan kawan-kawan saat menjadi mahasiwa Fikom Unpad. Yakni Soleh dan kawan-kawan yang berjuang mencari jati diri di tengah kampus, kita bakal dibawa melihat kehidupan Soleh muda yang tanpa tujuan jelas, semua problematika mahasiswa tempo dulu ada di sini. Mulai dari cari gebetan, sengol-sengolan dengan angkatan atas, temen kost-kostan sampe ribut himpunan. 

Simpel But effective
Terlihat simple memang, tapi di sinilah nilai jual Mau jadi Apa? Dengan komedi khas stand up kita bakal sering dibawa ketawa tanpa terpaksa seperti halnya film Warkop Reborn dengan komedi slapstick. Belum lagi jika sudah terbiasa dengan Soleh Solihun maka akan sangat mudah mencerna lawakan Mau jadi Apa? Yang cerdas. Tampilan Mau jadi Apa? Memang tidak se-wah Warkop DKI reborn tapi, humornya jauh lebih renyah dari pada Warkop DKI.


Humor stand up yang cerdas, renyah dan pas dipadupadankan dengan pacing yang cepat membuat Mau Jadi Apa? Jauh dari kata membosankan dan bisa menjadi pelepas penat di kala weekend bersama teman-teman angkatan Fikom.       

Beberapa dosen fikom Unpad yang jadi cameo

Related Post

Review Pokemon Ultra Sun And Moon Bukan Sekuel

Nggak afdol rasanya buat nggak ngereview seri terakhir Pokemon buat 3DS ini. Pokemon Ultra Sun And Moon sudah resmi meluncur sejeak seminggu lalu dan saya sudah mainkan sampai 10 jam lebih, atau sampai lolos frist trial. Sekarang lagi bergulat di second trial atau pulau ke dua, alasan kenapa nggak nunggu sampai tamat adalah basicly karena hampir nggak ada perbedaan yang berarti di game Pokemon Ultra Sun And Ultra Moon ini, tapi jangan kecewa dulu sebab Ultra Sun And Ultra Moon masih tetap asik untuk dimainkan.

Review Indonesia Pokemon Ultra Sun

Bukan Sekuel
Sebelum kecewa dengan Pokemon Ultra Sun And Ultra Moon harap diketahui, bahwa game ini bukanlah sekuel tapi lebih cocok disebut versi echanted atau versi diperbaharui. Kalau anda fans Pokemon dan sudah pernah main pokemon emerald dan pokemon platinum pasti hapal dengan hal ini. Jadi seluruh main story tetap sama, hanya saja ditambah sedikit intrik dan bumbu cerita yang berbeda. Bukan a whole new story, seperti pada Pokemon Black And White 2.

Terus Apa yang Beda?
Yang berbeda dari Pokemon Ultra Sun And Moon salah satunya adalah perubahan dashboard, serta style graphic yang menjadi lebih warna-warni, bahkan menurut saya warna-warni ini over sekali. lalu ada penambahan fitur di rotom, photo club, surfing with mantin. Sekalipun main story sama namun, beberapa tokoh dari game sebelumnya diselipkan ke dalam cerita sebagai bumbu, seperti Profesor Oak yang tiba-tiba nongol di pantai, bahkan Geovanni juga di dalam Pokemon Ultra Sun And Ultra Moon.  

Post Story Dan 400 Pokemon
Satu lagi yang berbeda adalah post story, kasusnya sama seperti delta episode di emerald atau distortion world di platinum. Post story menampilan wormhole dan Solgaleo yang sudah terinfeksi Necrozma. Sementara untuk pokedex nggak ada yang baru tapi,ultra beast nambah jadi lima pokemon baru dan pokedex nambah jadi 400 pokemon yang bisa dikumpulkan. Plus beberapa pokemon legend dari generasi sebelumnya, mirip dengan ORAS.

Overall
Untuk anda yang sudah pernah main Pokemon Sun And Moon pasti rada-rada malas untuk mengeksplore Pokemon Ultra Sun And Moon ini, sebab main story yang sama. Tapi kalau belum pernah main Pokemon Sun And Moon sebelumnya, Pokemon Ultra Sun And Moon bakalan seru abis. Saya sendiri secara pribadi masih enjoy dengan Pokemon Ultra Moon And Sun ini, walaupun untuk menambah keseruan saya transfer pokemon gen 3 ke dalam Ultra Sun, sebab mengulang game dengan pokemon yang sama lumayan membosankan. Tapi, kalau anda memang pecinta pokemon, game Pokemon Ultra Sun And Ultra Moon ini jadi koleksi yang nggak boleh dilewatkan.
Related Post

3 Alasan Kenapa Kids Jaman Now Muncul

Belakangan ini kita sering melihat meme dan mendengar istilah kids jaman now kalau belum mengerti juga silahkan klik kids jaman now di google maka, kalian akan disuguhi berbagai gambar anak-anak belum dewasa dengan pose dan kegiatan yang amat dewasa. Banyak yang bilang ini adalah sebuah fenomena, tapi menurut saya kids jaman now bukanlah sebuah fenomena melainkan efek dari banyak orang tua yang nggak ngerti membesarkan anak di jaman yang berbeda dengan jaman mereka tumbuh. Kids jaman now nggak akan jadi fenomena yang cuma sebentar timbul lalu tenggelam, kids jaman now akan selalu di setiap jaman sebagai efek samping dari beberapa hal sebagai berikut: 

kids jaman now
Kids Jaman Now menurut mbah google

1. Kid Raise A Kid
Kita semua tahu orang tua millennial berbeda dengan orang tua baby boomers. Orang tua millennials tumbuh dikondisi yang serba ada, mereka menikah dengan uang orang tua dan disapih, berbanding terbalik dengan generasi baby boomers yang ketika memutuskan berumah tangga, menghadapi kenyataan harus keluar dari rumah dan bekerja keras. Seberapa sering kita mendegar perjuangan orang tua kita, yang setelah menikah harus ngontrak di rumah kecil dan banting tulang menghidupi anak istri? Millennials  justru sebaliknya, semua disubsidi sehingga kerja keras mereka, hanya shared sekuat tenaga melalui medsos. Hal ini yang membuat orang tua millennial adalah kid raise a kid atau anak-anak membesarkan anak-anak.

2. Tidak Bisa Mengantisipasi Jaman
Orang tua millennial yang nggak dewasa pun kurang bisa menyingkapi pergeseran jaman. Seberapa banyak anak balita yang diberi gadget ketimbang dibacakan buku cerita anak-anak? Seberapa banyak anak SD yang sudah bawa smartphone? Padahal kalau untuk komunikasi Nokia jadul saja sudah cukup dan jauh lebih aman. Tentunya orang tua millenial sama sekali nggak akan berpikir jauh, cenderung ikutan trend saja. padahal pemberian gadget pada anak yang belum cukup umur adalah salah satu faktor utama kids jaman now bisa muncul ke permukaan.
 
Banyak sekali orang tua millennial yang membela diri, bawah pemberian gadget pada anaknya sudah sesuai prosedur dengan kata lain, nggak diisi kuota ataupun nggak diinstal aplikasi yang macam-macam. Pada kenyataannya kids jaman now selalu menemukan cara untuk bisa internetan dan melihat informasi yang nggak terbendung setiap hari.
 
3.Orang Tua Millennia Hidup Halu   
Saat orang tua jaman baby boomers sibuk dan fokus untuk membesarkan anak maka, orang tua millenial justru sibuk untuk bisa terlihat. Orang tua milennial lebih fokus untuk menciptakan hidup halu, berusaha agar hidupnya terlihat bagus di sosial media. Coba bandingkan berapa kali upload foto anak dalam sehari ketimbang bilang i love you sama anak dalam sehari? Mati-matian supaya terlihat bagus, keren dan soleha di sosmed padahal anak luput dari perhatian sesungguhnya di dunia nyata. Yakin anda sudah fokus untuk keluarga dari pada fokus terlihat baik di sosmed?

Seperti kata Oprah, pekerjaan terberat di seluruh dunia adalah menjadi orang tua. Maka dari itu untuk para millennial jangan cuma gegap gempita bikin nikahan mewah, tapi harus pakai otak membesarkan anak, terlebih di jaman sekarang bukanlah perkara gampang. Jangan cuma bisa shared foto anak ke sana ke mari tapi, amburadul dalam mendidik anak. Yakin anaknya bukan kids jaman now? Apa harus menunggu sampai melihat video dan foto anak anda viral di dunia maya? 

Related Post

Infinix Note 4 Harga Kali Lima, Kualitas Bintang Lima

Awal perkenalan saya dengan brand Infinix adalah setahun lalu, ketika sedang galau tingkat dewa pengen smartphone spesifikasi tinggi tanpa harus menguras kantung dalam-dalam. Setelah muter-muter dari satu website ke website lain, saya akhirnya memutuskan untuk meminang Infinix Hot Max 3. Semua keraguan terhadap brand Infinix sirna saat saya menggunakan Infinix Hot Max 3 kualitas dan performanya memang nggak bisa dibohongi, harga kaki lima kualitas bintang lima. Baru-baru ini Infinix kembali mengeluarkan produk terbarunya yang bikin saya ngiler! Infinix Note 4 hadir dengan segala kelebihan yang saya butuhkan dalam beraktifitas sehari-hari. Ingiler, saya pun mencoba mencicipi Infinix Note 4 ini.

Sekilas Review
Desain Infinix Note 4 nggak banyak berubah dari kakaknya Infinix Hot Max 3, hanya saja Infinix Note 4 didesain agar terlihat lebih premium. Ini bisa terlihat dari back cover yang nggak lagi memiliki grip namun, dibuat glossy sehingga kinclong banget. Material Infinix Note 4 sama dengan Infinix Hot Max 3 terbuat dari plastik berkualitas tinggi yang sepintas ketika diraba mirip besi. Untuk sebagian orang pasti merasa kecewa dengan bahan plastik ini, tapi ini membuat Infinix Note 4 ringan banget, berbeda dengan smartphone note lain yang serasa seperti membawa talenan berat di kantung. Satu lagi perbedaan dari desain Infinix Note 4 adalah dengan pindahnya lubang speaker ke bagian bawah bukan belakang, sehingga ketika ditaruh di atas meja nggak akan memendam suara yang keluar dari lubang speaker.


Software dan antarmuka pun patut diacungi jempol.Infinix Note 4 masih memberikan antar muka bawaan XOS yang simple dan sleek sehingga nggak perlu repot-repot instal theme.  Berbasis Androd Nougat 7.0 Infinix Note 4 lebih efisen dalam managing power, bahkan dilengkapi dengan baterai 4.300 mAh Infinix Note 4 sanggup bertahan 9 jam lebih untuk pemakaian standar. Ram 3Gb dipadu prosesor chipset octacore membuat Infinix Note sanggup mengeksekusi berbagai aplikasi serta game berat seperti Asphalt namun, tetap hemat dan nggak boros baterai.

Pemakaian Sehari-Hari
Untuk pemakaian sehari-hari Infinix Note 4 bukan lagi cukup namun, lebih dari cukup. Kombinasi baterai 4.300 mAh dengan prosesor  chipset octacore, membuat performa untuk multitasking dari satu apps ke apps lain lancar. Bikin saya nggak kesel dan bosen karena harus sering clear cache. 

Layar HD resolusi 1080p bikin puas mata, apalagi kalau lagi di commuterline terus nonton film bluray, orang disebelah pasti ikutan nimbrung saking jernihnya. Layar Infinix Note 4  sebesar 5,7 Inch pun bikin urusan kantor jauh lebih cepat, kalau si Bos tiba-tiba kirim email, saya nggak perlu pusing lagi buka di laptop. Cukup edit langsung di handphone dan kirim balik dah, kerennya lagi layar Infinix Note 4 bisa split screen! Jadi Ngedit email sambil pakai google translet nggak perlu lagi buka tutup aplikasi.

Split screen Infinix Note 4
Saat nonton film bluray di commuterline jadi nggak mengkhawatirkan, takut tiba-tiba baterai habis. Kalaupun kebetulan lupa ngecharge nggak perlu was-was sebab, Infinix Note 4 sudah fast charging dengan xcharge pakai power bank pun baterai bisa terisi setengah hanya dalam kurang dari 30 menit saja.

Nah, soal kamera Infinix Note 4 pun nggak ketinggalan wah loh. Kalau lagi clubbing atau di pub terus mau foto-foto, tetap bisa jernih! Bahkan kamera depan yang umumnya standar, di Infinix Note 4 bisa menghasilkan selfie yang jernih dan wah dalam keadaan gelap, ternyata Infinix Note 4 membenamkan fitur ultra pixel.

Pakai Infinix Note 4 ini bener-bener bikin saya #lupacharger nggak perlu was-was lihat kanan-kiri ada tempat chargeran nggak? Baterai kuat plus kualitas premium dibungkus dengan performa ciamik bikin Infinix Note 4 lebih dari sekadar smartphone harga kali lima kualitas bintang lima. Gimana bikin ngiler bukan? Mau bawa pulang Infinix Note 4 kudu merogoh dompet sebesar Rp. 2.049.000 dengan semua kemampuan plus tampilan premium harga tersebut tergolong shock theraphy. Kalau masih mau lebih murah bisa loh dengan ikutan #superdiskon di Lazada tapi harus buruan karena waktu terbatas hanya untuk event 11.11 dan 12.12  Sekian dulu nih, #ceritainfinix dari saya dan sekali jangan lupa pantengin layar komputer untuk event 11.11 dan 12.12 jangan sampai nyesel karena kehabisan stock.

Klik Untuk Membeli
Klik Untuk Membeli

Related Post

Tips Mengatasi Gigi Kelinci Yang Patah

Dua bulan lalu ketika sedang diangkat, kelinci holland lop saya tiba-tiba meloncat dan mendarat dengan wajah menempel di lantai. Imbas dari kejadian ini adalah patahnya dua gigi depan kelinci holland lop saya, kondisi dua gigi depan yang patah masih menyambung dengan gusi, sehingga bagian bawah bergantung di gusi. Dalam keadaan panik saya pun membawa kelinci holland lop ke sebuah pet clinic terdekat, setelah diperiksa jawabannya sesuai dugaan. Dokter hewan bilang kalau dia nggak bisa berbuat apapun, mau operasi pun takut kelinci mati.

Antibiotik, pain killer dan madu
Satu-satunya yang bisa dilakukan dokter hewan adalah memberi resep antibiotik dan pain killer lalu menyarakan untuk selalu diberi madu, agar kondisi nggak drop. Dengan berat hati sayapun pulang tanpa banyak yang bisa dilakukan, selain memberi antibiotik dan pain killer, tidak lupa tiga kali sehari saya beri madu supaya nggak drop dan napsu makan terus baik.

Awalnya sudah pesimis sekali dengan kondisi holland lop saya, dua gigi depan patah mana bisa makan? Ternyata kelinci holland lop saya masih bisa makan, beruntung pada saat itu saya kasih dia pelet murah yang nggak terlalu keras.  Tentunya antibiotik dan pain killer serta madu terus diberi, plus saya rajin perhatikan apakah napsu makannya berubah. 


Setelah sebulan sama sekali nggak ada perubahan terhadap napsu makan kelinci holland lop saya, tetap bagus dan banyak, walaupun semenjak jatuh jadi nggak terlalu aktif, karena penasaran saya coba buka mulutnya dan mendapati dua gigi depan yang patah sudah kembali normal? Simsalabim gigi depan bagian bawah yang patah dan menempel di gusi, sudah menjadi satu dengan gigi bagian atas. Entah karena kelinci holland lop saya masih berusia satu tahun atau memang gigi kelinci bisa menyatu kembali, tapi yang jelas kedua gigi depan yang sudah normal ini bisa dipakai makan kembali, bahkan bisa untuk mengigit hay ataupun benda keras. 

Jadi saran saya kalau mengalami kelinci dengan gigi depan patah, segera beri antibiotik agar luka tidak infeksi, lalu pain killer supaya kelinci nggak kesakitan dan madu untuk daya tahan dan napsu makan. Perihal gigi akan menyatu atau nggak? Sepertinya tergantung pada usia dan daya tahan si kelinci sendiri.

gigi kelinci patah
Related Post

Blog Archive

VIVA ID

Popular Artikel

Total Pageviews

Ini Baru Loh

Dari mana Energi Negatif di Rumah Kamu Berasal?

  Disclaimer Kali ini saya mau bikin rangkaian artikel tentang energi negatif di rumah sebab, punya pengalaman tentang hal ini dan ini ada...

Powered by Blogger.

.

.

Search This Blog

Protected by Copyscape Online Plagiarism Scanner

Subscribe Us

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

About

Newsletter

If you like articles on this blog, please subscribe for free via email.

Subscribe Us

Facebook