Pages
Saya tahu film Danur 2 Maddah sudah lama alias so last year! Tapi nggak afdol kalau sudah nulis review betapa menggelikan film Danur pertama tapi film Danur 2 Maddah ini belum dan, sebetulnya saya sudah yakin betul kalau Danur 2 Maddah akan kembali menyampah seperti film pertamanya, maka dari itu saya baru sempat melihat Danur 2 Maddah dari bioskop kesayangan kita semua LK21. Tanpa perlu basa-basi marilah kita obrak-abrik film horor yang dibintangi oleh ratu alay seIndonesia ini.
Cinematografi Bikin Bingung
Kalau film pertamanya sampah banget, cuma sebelas dua belas sama FTV maka Danur 2 Maddah ini malah bikin bingung. Karena cinematografinya nampak berupaya untuk menampilkan aura mencekam dengan warna-warna gelap bahkan, ada satu scene ketika ratu alay dan keluarga lagi nyekar, langitnya dibikin gelap! Amsyong apaan sih ini? Jadinya kelihatan aneh banget, kesannya seperti mau magrib karena, warna langit biru yag dipaksakan untuk terlihat mendung. Imbas dari sinematografi yang maksa biar kelihatan gelap ini adalah kontrasnya warna hitam bahkan dengan kualitas donlotan bluray serta nonton di layar laptop yang sudah HD sekalipun sama sekali nggak nolong.
Jump Scare dan Jump Scene
Danur 2 Madah ini cuma modal jump scare aja buat kagetin penontonnya kalau, di bioskop mungkin rada-rada ngaruh tapi nonton di laptop udah ketebak mau jump scare di mana saja, ujungnya garing banget, belum lagi jumlah jump scare yang luar biasanya banyak bikin mubazir saja. Film Danur 2 Maddah ini juga sering banget jump scene, artinya dari satu scene ke scene lain loncat dan nggak ada hubunganya. Sampai saya harus mikir ini adegan apa hubungan sama yang tadi?
Cerita Yang Yassalam
Mari kita lihat dari segi cerita atau storylinenya. Danur 2 Maddah nggak lebih baik dari film pertamanya banyak banget plot hole sepanjang film ini, sampai saya mikir yang bikin scriptnya sambil tiduran kali. Masa si Prilly di tengah film bilang, "saya sudah terbiasa lihat hantu." Tapi sepanjang film dia selalu kaget dan takut kalau ketemu? Sudah begitu dalam adegan ini, ketika di rumah sakit bertemu dengan seorang perias jenazah. Si Perias ini siapa? Tiba-tiba tahu keadaan Prilly? Bisa suruh untuk baca lebih dalam? Maksudnya gimana? Apakah dia seorang indigo sehingga tahu permasalahan yang tengah di hadapi ratu alay seIndonesia ini?
Belum lagi klimak yang goblok banget yakni, hantu valak pelakor yang bersemayam di dalam buku harian yang nggak jelas gimana masih bagus, walaupun sudah 100 tahun lebih dan kalau itu buku harian yang lekat dengan hantu valak pelakor, kenapa cuma nulis beberapa halaman? Udah getuh, si valak pelakor modar cuma gegara bukunya disobek? Itu pun, bukan disobek rusak tapi disobek perhalaman! Dan cuma dua halaman, yang mana masih bisa ditaruh lagi ke dalam buku, sumpah ini klimak tokai banget! Btw saya juga masih bingung, ini buku harian si valak atau Bucek Depp yang nulis sendiri? Kalau iya tambah goblok aja ini film.
Kalau kalian pikir klimak valak pelakor modar udah tokai banget, masih ada yang lebih tokai lagi. Yakni waktu ratu alay ngelawan valak pelakor, bocil piaraannya dateng buat ngebantu terus bisikin kelemahan si valak pelakor. Kenapa nggak dari awal itu bocil dateng? Kenapa nggak pas ratu alay baca buku diary di dalem rumah? Sudah begitu dateng lagi satu londo Belanda yang merupakan saudara valak pelakor, terus kenapa dari awal nggak muncul? Kenapa nggak ngebantuin? Cuma ceritain masa lalu si valak pelakor.
Pas adegan rewind masa lalu juga, sumpah lagi-lagi tokai! Masa pas valak pelakor masih hidup 130 tahun lalu kondisi halaman rumahnya masih sama! Terus, rumah valak pelakor ini aneh beud, karena sama sekali nggak terlihat seperti rumah zaman belanda 1900an, sudah begitu maksa banget lagi pake masukin furniture tempo dulu tapi design rumahnya masa kini. Sumpah goblok banget dah.
Sekalipun sarat dengan kebodohan Danur 2 Maddah ini sukses menyedot 2 juta penonton, walaupun santer gosip kalau setengah tiket dibeli sama PHnya sendiri.
Sabtu kemarin saya berkesempatan datang ke acara meetup talkshow comico,
caranya yang digagas oleh salah satu publisher dari Gramedia yakni Elex Media
Komputindo merupakan serangkaian kegiatan dari promosi aplikasi comico
Indonesia. Tallkshow ini berisikan mengenai aplikasi comico dan e-novel
challenge, bertempat di Gramedia Matraman Talkshow yang berlangsung dari jam
13:30 sampai 17:00 ternyata ramai dihadiri oleh peserta yang antusias. Padahal
tadinya saya sudah amat ragu dengan meetup comico ini karena takut, kalau yang
datang adalah para abg tapi, yang datang beragam mulai dari anak kuliah sampai
emak-emak bahkan bapak-bapak juga datang, rada kaget juga sih pas lihatnya.
E-novel challenge
Saya tahu meetup comico ketika diemail oleh admin comico, sebab aplikasi
comico sedang membuat lomba e-novel challenge yakni, perlombaan menulis novel
dimana para peserta harus mengupload karya mereka di aplikasi comico dan dalam
meetup talkshow comico ini, kita dikasih tahu kiat-kiat menulis novel yang baik
dan benar bahkan, ada konsultasi naskah. Jadi ada beberapa editor yang akan
membaca naskash kita dan memberikan penilaian sehingga, kita tahu apa saja yang
harus dibenahi kalau naskah kita belum betul.
Buat yang belum tahu apa itu aplikasi comico yakni, sebuah aplikasi import
dari Jepang dimana kita bisa baca komik dan novel gratis dan berbayar dengan
membeli sejumlah koin. kalau boleh jujur comico merupakan perpaduan antara
webtoon dan wattpad karena aplikasi ini dari Jepang maka, kita bisa dapat banyak
konten dari komikus Jepang namun, comico sendiri sudah dikenal di Thailand,
arab dan banyak negara lain sehingga comico Indonesia nggak melulu kasih konten
dari Jepang. Bisa dibilang comico ini kaya banget akan konten multikultural dan
yang asik, konten dari luar yang dipilih dialih bahasakan ke dalam bahasa
Indonesia.
Lebihnya Comico Apa?
Pasti banyak yang tanya lebihnya comico dibanding webtoon sama wattpad apa?
Kalau di webtoon kita bisa jual comic kita bukan dan di wattpad kita bisa
meraih pembaca. nah comico mengakomodir kedua hal tersebut, kalau komik atau
novel kalian dinilai cukup ok, maka comico melalui elex media komputindo bakal
nerbitin dalam bentuk fisik. Selain itu komik maupun novel kalian akan dialih
bahasakan sehingga pembaca comico di Jepang, Thailand dan negara lain bisa baca
komik maupun novel kalian. hal ini, nggak ada di webtoon maupun wattpad sebab,
baik webtoon maupun wattpad dibagi berdasarkan region bahasa jadi kalau mau
baca komik atau novel Jepang yang lagi
populer kalian harus bisa bahasa Jepang.
Namun, buat kalian yang pengen upload karya di comico harus lebih bersabar
sebab, di comico karya kalian harus bersaing dengan karya-karya dari luar
negeri sehingga, kompetisi untuk tampil memang lebih ketat di comico. Kalau di
webtoon maupun wattpad kalian cuma saingan dengan orang dari negeri sendiri
sebab, seperti yang sudah saya sebutkan dibagi berdasarkan bahasa. Tapi kalau
karya kalian ok dan dialihkan bahasakan sehingga terbit di comico negara lain,
dari segi pendapatan dan publisitas tentu jauh lebih besar.
Untuk sementara minus dari comico adalah traffic yang memang belum sebesar
webtoon maupun wattpad sehingga rada-rada sulit untuk menggaet readers sebab,
kalian kudu ngomporin orang buat instal comico dan minor bugs seperti kita shared
link komik maupun novel, thumbnail dan nama link yang tampil bukan cover karya maupun judul
karya, hanya muncul comico Indonesia saja.
Saya memang biasa untuk beriklan di facebook, terutama untuk post share dari facebook page blog ini dan sudah lama menggunakan facebook untuk beriklan dan mendatangkan traffic namun, minggu kemarin secara tiba-tiba salah satu iklan saya terhenti mendadak dan ketika membuka ads manager terdapat notif di atas berbunyi, only active account can create or edit ads berserta notif, your ads has been flagged for policy violation.
Setelah searching di google barulah saya sadar bahwa akun iklan facebook telah dinonaktifkan dan iklan saya melanggar peraturan. Spontan saya pun langsung mengkontak support dan mengajukan banding mengapa akun iklan facebook telah dinonaktifkan? Namun, sebelum membahas cara mengatasi akun iklan facebook telah dinonaktifkan, ada baiknya kita mulai dari awal.
Cara Mengetahui Akun Iklan Facebook Telah Dinonaktifkan
Kalau saya mengetahui akun iklan facebook telah dinonaktifkan saat, iklan tiba-tiba saja terhenti padahal masa penayangan masih lama kemudian, saya login ke facebook business manager/ ads manager dan menemukan dua buah notifikasi sebagai berikut :
Dua buah notifikasi berbunyi : only active account can create or edit ads dan your ads has been flagged for policy violation. memastikan bahwa akun iklan facebook telah dinonaktifkan dan artinya semua aktifitas tidak bisa lagi dilakukan, membuat campaign dan iklan berjalan akan langsung dihentikan dengan kata lain akun iklan facebook sudah tidak bisa lagi dipakai.
Langkah Pertama
Langkah pertama adalah dengan langsung mengklik contac us yang biasanya terdapat pada notifikasi your ads has been flagged for policy violation di sini saya langsung mengajukan banding dan saya juga mengkontak lewat support center, menanyakan mengapa akun iklan facebook telah dinonaktifkan padahal, saya merasa nggak melanggar policy violation.
Untuk menerima balasan dari contac us dan support center, harus rada bersabar sebab membutuhkan waktu seharian sampai bisa mendapatkan balasan.
Berikut balasan untuk saya yang mengatakan bahwa iklan saya melanggar peraturan dan akun iklan facebook tidak bisa dihidupkan kembali. Perihal mengapa iklan saya melanggar peraturan, saya sama sekali nggak ngerti karena sudah malas dan kesal untuk membaca violation rules, buat apa juga? Akunya sudah tidak bisa diaktifkan kembali.
Uang Tidak Bisa Kembali
Saya juga mengirimkan balasan untuk menanyakan apakah uang saya bisa ditarik? Karena masih tersisa sebesar Rp 70.000 dan sampai saat ini sama sekali nggak ada balasan dari Facebook. Sungguh amat disayangkan kalau, dana di akun iklan facebook telah dinonaktifkan, sama sekali nggak bisa dikembalikan/refund. Singkat kata Facebook lepas tangan untuk uang dalam akun iklan facebook yang telah dinonaktifkan .
Apa Yang Bisa Dilakukan?
Terus terang sama sekali nggak ada yang bisa dilakukan. Akun iklan facebook yang telah dinonaktifkan sama sekali nggak bisa dipergunakan kembali dan satu-satunya jalan adalah dengan membuat akun baru. Kemudian Facebook page yang sudah di singkroniasikan dengan Facebook Business Manager harus di remove sehingga setiap postingan bisa diiklankan kembali.
Baca Juga : Cara Mengatasi Iklan Pup Up Di Android
Baca Juga : Cara Mengatasi Iklan Pup Up Di Android
Satu lagi film coming age yang bagus untuk ditonton kalau sudah muak dengan film remaja lokal. Film berjudul jadul The Flamingo Kid keluaran tahun 1984 ini, patut diacungi jempol karena storyline yang sangat rapi. The Flamingo Kid merupakan salah satu film awal dari sutradara romantic comedy handal, Garry Marshall yang sekarang dikenal dengan film-film box office dari Julia roberts seperti Runaway Bride dan Pretty Woman.
The Flamingo Kid, menceritakan tentang liburan musim panas dari Jeffrey Willis yang diperankan oleh Matt Dillon dan saya nggak tahu apakah The Flamingo Kid ini film pertamanya atau bukan. Jeffrey yang tadinya mau mengisi musim panas dengan magang di kantor bos Ayahnya, berubah pikiran saat nggak sengaja mendapat pekerjaan di beach club elite bernama The El Flamingo Club sebagai parking boys atau sekarang dikenal dengan valet parking.
Saat bekerja di El Flamingo Club, Jeffrey bertemu dengan Carla keponakan pemilik El Flamingo Club. Singkat cerita Carla mengenalkan Jeffrey pada Brody pamannya yang juga pemilik El Flamingo Club. Dari sini hubungan Jeffrey dan Brody berkembang, dimana Jeffrey yang bimbang dengan masa depannya, merasa menemukan mentor dari Brody. Bahkan Jeffrey sampai harus berseteru dengan Ayahnya yang menginginkan dirinya untuk masuk kuliah dan jadi engenier sementara di bawah pengaruh Brody yang memang seorang pengusaha sukses, Jeffrey ingin jadi business men. Namun, Jeffrey sadar pada akhirnya kalau Brody ini tipikal orang licik dan penipu.
Premis coming agenya memang simple tapi juga efektif, dimana Jeffrey anak muda cerdas dan naif gampang percaya dengan siapapun, apalagi dia tengah merasa bimbang karena tidak tahu mau jadi apa. Jeffrey bisa membalikan keadaan dengan membongkar kebohongan Brody serta mengembalikan hubungan baik dengan Ayahnya. Simple namun amat sangat efektif, kalau ada kekurangan cuma dipacing yang amat sangat lamban, sampai film berdurasi 1 jam 30 menit ini terasa amat panjang.
Satu lagi yang membuat saya suka dengan film The Flamingo Kid adalah, personal reference dengan hidup saya. Kisah Jeffrey yang bimbang dengan masa depannya mirip banget sama saya pas mau kuliah, nggak tahu mau ambil jurusan apa? Nggak tahu mau kemana? Dalam film The Flamingo Kid, Jeffrey beruntung bisa dapat bimbingan dari Ayahnya dan Brody sementara saya nggak dapat mentor siapapun. Bokap bener-bener clueles, nggak tahu apapun selain masuk STAN sama IPDN bahkan, saat saya sudah lulus pun ditanya cara bikin CV sama cari lowongan nggak ngerti, cuma tahu daftar PNS.....yassalam.
Simple, cerdas dan efektif sebuah kombinasi yang jarang ada dalam film remaja.
Akhirnya saya baca lagi novel dari wattpad, padahal sudah kapok semenjak Dear Nathan dan Perfect Husband dengan kualitas yassalam aburadul banget! Tapi berhubung Claires dari Valeire Patkar ini berasal dari penerbit Gramedia, maka nggak ada salahnya mencoba, sebab penerbit dari Gramedia mana mungkin berani keluarin buku dengan naskah mentah dari wattpad seperti Dear Nathan dan Perfect Husband. Saya memang nggak berharap banyak dari Claire seperti cerita-cerita wattpad lainnya namun, yang pasti dibawah Gramedia Claires jadi lebih baik ketimbang cerita dari wattpad lainnya.
Sinopis
Ceritanya, ada cewek bernama Claires yang pacar super sempurnanya seorang pembalap Kai harus terbang ke Austria untuk balapan or whatever dan akhirnya Claires harus magabut di pulau dewata, sebab Kai udah nggak bisa ajak ngedate lagi di tempat-tempat super mewah dan hype. Suatu hari Claires yang seorang perempuan baik-baik diajak clubbing dan iphonenya ketinggalan. Sialnya, itu iphone ditemukan sama Dilan 1990 eh salah, tapi sama Ares, seorang playboy kelas kakap di Bali. Iphone Claire yang nggak di lock (haree ginee) dikepoin getuh dah, jadi si Ares sehingga ia tahu betul tentang Claire.
Singkat cerita, mulailah Ares mendekati Claires dengan jurus Dilan 1990. Awalnya Claire menganggap Dilan eh salah, tapi Ares adalah cowok brengsek dan aneh. Tapi lama kelamaan malah jadi demen, parahnya si Ares yang niat awalnya cuma mainin Claire malah jatuh cinta beneran getuh. Selanjutnya mulai dah dilema Claires, antara Anyer dan Jakarta, sorry maksudnya Kai dan Ares.
Review
Dugaan saya kalau Gramedia nggak mungkin asal nerbitin cerita dari wattpad bener adanya sebab, Claires begitu apik dan rapi, dari segi cerita sampai penokohan. Saya sama sekali nggak nemu hamparan plot hole yang biasanya bertebaran pada cerita dari wattpad. Aslinya editor Gramedia memang sudah susah payah, mengubah style cerita Claires ini dari cerita aslinya.
dari penokohan dan storyline nggak ada yang bisa dibanggakan, malah kalau kalian sobat missqueen baca Claires yang ada nangis darah sampai opname. Baca Kai yang super tajir ampe sehari-hari pake Porsche terus teman-teman Claire yang punya club ama Bentley, bacanya di dalam kostan yang nunggak tiga bulan, pengen nangis dah bacanya. Emang sih setingan di Bali tapi kenapa serasa kek di California getuh dah. Semua orang yang nongol di Claires nampak sempurna, jadi pengen masuk inner circlenya si Claires walaupun cuma bisa bawain tas atau cuci ban mobilnya, yang penting diajak begaul ke tempat-tempat happening dan tak terjangkau sobat missqueen.
Claires juga nampak bersusah payah untuk kelihatan puitis dengan berbagai paragraf poem wannabe yang bertebaran, keknya ini ditambahin pas editing sama editor Gramedia. Saya pun mayan garuk-garuk dengan penambahan paragraf kiasan ini karena, sebenarnya nggak perlu juga sih. Soalnya saya merasa nggak nyambung, dengan paragraf puitis kemudian langsung pindah paragraf ke percakapan modern? Buat saya Claires tertolong berkat storyline linear, bahasa kerenya lempeung pisan kek jalan tol, sampai-sampai konflik Claires pun nggak kerasa bahkan, saya nggak tahu itu konflik atau bukan? Imbasnya buku setebal 300an halaman ini jadi cepet selesai. Saya ibaratkan Claires adalah air putih, ngilangin haus tapi nggak kerasa apapun.
Terlepas dari kualitas tipikal novel wattpad, Claires adalah novel wattpad paling rapi dan terbaik. Tentunya berkat campur tangan editor Gramedia yang nggak nerbitin secara mentah naskah Claires seperti Dear Nathan dan Perfect Husband. Tapi, andai kata Claires adalah stand alone novel yang harus bersaing dengan ribuan naskah yang masuk ke penerbit Gramedia, tanpa dikenal terlebih dahulu lewat wattpad. Claires akan kalah telak bahkan ditolak.
Yang justru saya salut dari Claires adalah, kehebatan penerbit Gramedia yang mampu mengolah Claires dari kualitas wattpad sampai dengan kualitas worth to read bahkan, design novel Claires ini tergolong mewah, rada-rada estetika getuh dah.
Baca Juga : A LOve At First Sight Kok Mirip Critival Eleven?
Baca Juga : 3 Hal Penyebab Saya Malas Baca Novel Dari Wattpad
Baca Juga : 3 Hal Penyebab Saya Malas Baca Novel Dari Wattpad
Ketika film-film lokal masih dipenuhi sampah menginspirasi dan menggugah, contohnya Ayat-Ayat Cinta 2 yang tak cukup jadi film sampah namun, juga film tanpa logika lalu ada Hanum dan Rangga (untung yang ini nggak laku) industri perfilman negara asia lainnya tampil dengan sebuah film science fiction memukau. Kapan lagi ada film science fiction bagus yang semua pemainnya orang asia? belum lagi film ini dapat rating tinggi untuk ukuran film science fiction. Film yang saya maksud adalah The Wandering Earth, aslinya film The Wandering Earth adalah film terlaris tahun 2019 di negeri tirai bambu dan film non english terlaris no dua. Bahkan, pihak Netflix sampai membeli The Wandering Earth karena dianggap sebagai konten berkualitas dan salah satu film science fiction terbaik tahun ini.
Antara Mindahin Bumi Sama Transplantasi Wajah
Jalan cerita film The Wandering Earth ini, rada-rada amazing getuh dah. Jadi ceritanya matahari sudah lelah menyinari dan untuk menyelamatkan umat manusia, ditemukanlah solusi. Terus solusinya apa? Solusinya adalah dengan memindahkan bumi dari orbitnya! Betul saudara-saudara, bumi dalam film The Wandering Earth ini dipindahkan dari solar system ke alpha centauri system dengan membangun ribuan mesin reaktor pendorong di hampir seluruh penjuru bumi. Imbas dari mesin ini adalah bumi berhenti berputar dan berbagai bencana hadir, mulai dari banjir sampai dengan menurunnya suhu bumi ke titik paling rendah. Manusia yang tersisa mengungsi ke bungker di dalam perut bumi. Setelah beberapa tahun bumi melintasi jupiter dan, gravitasi jupiter menarik bumi. Akibatnya bumi mengalami gempa yang dasyat, banyak dari mesin pendorong yang rusak. Jadi intinya menyelamatkan bumi dari tarikan planet jupiter.
Kalau kalian mikir cerita The Wandering Earth terlalu outstanding buat film science fiction, terus film Ayat-Ayat Cinta 2 dengan bakar sidik jari sama transplantasi wajah itu apa? Mindahin bumi dari orbitnya masih jauh lebih masuk akal. Beruntung film The Wandering Earth ini, nggak fokus sama mekanikal gimana caranya bumi bisa jalan dari sistem tata surya. Melainkan pada drama survival setiap karakternya. Setiap karakter punya plot tersendiri dengan tujuan yang sama, tim di bumi dan tim di luar angkasa menyuguhkan cerita apik, dibalut special effect yang sekelas dengan Gravity dan Interstellar. Alasan kenapa film berdurasi 2 jam ini kaya akan plot cerita karena, The Wandering Earth aslinya adalah sebuah novella peraih award.
Pulau Sulawesi Disebut-Sebut Loh
Belum lagi dalam film The Wandering Earth secara nggak langsung nama Indonesia dibawa-bawa, lebih tepatnya pulau Sulawesi sebab, salah satu mesin pendorong yang bisa menjauhkan bumi dari gravitasi jupiter, terletak di Sulawesi. Ada beberapa adegan dimana kita bisa dengar bahasa Indonesia, yup! Bahasa Indonesia dalam film berkualitas tinggi bukan seperti Ayat-Ayat Cinta 2 dimana tinggal di UK tapi semua karakternya, aneh bin ajaib fasih berbahasa Indonesia.
Buat kalian yang suka dengan film science fiction seperti The Martian, Gravity dan Interstellar maka film The Wandering Earth ini nggak boleh dilewatkan. Terus, Kenapa The Wandering Earth ini saya sandingkan dengan film sampah Ayat-Ayat Cinta 2? Sebab kalau kalian mikir film The Wandering Earth ini mustahil banget atau ajaib banget, cobalah ingat kembali Ayat-Ayat Cinta 2 dengan semua kemustahilannya. Buat para suami yang istrinya nonton Ayat-Ayat Cinta 2 coba disuguhkan film The Wandering Earth ini, biar otaknya rada jalan sedikit.
Baca Juga : Review Safety Not Guaranteed Science Fiction Romantic
Film Dilan 1991 sudah mau keluar dan saya baru saja nonton Dilan 1990, saking sibuknya sama nggak ada yang bisa diajak nonton jadi males ke bioskop tahun lalu dan kemarin, saya baru saja dapat bluray film Dilan 1990 (jangan tanya dari mana) sebenarnya ekspetasi lumayan tinggi mampu terbayarkan dari versi film Dilan 1990 hanya saja, begitu saya nonton bluray nggak sanggup sampai habis. Lah, kok bisa? Bukan berarti film Dilan 1990 jelek loh namun, ada beberapa faktor yang membuat film Dilan ini nggak sanggup saya tonton penuh, saya nontonnya dicepetin sampai akhir.
1. Sama Dengan Versi Novel
Film Dilan 1990 ini patut diacungi jempol bahkan dua jempol, karena konsisten dengan versi novelnya. Hal ini dikarenakan Pidi Baiq memang turun langsung menangani film Dilan 1990 bahkan, Pidi Baiq sampai menolak banyak production house dengan alasan dirinya nggak diberi creative control. Imbasnya Dilan 1990 nggak punya banyak improvisasi cerita dari buku ke layar, layaknya banyak adaptasi novel dan ini membuat saya yakin untuk mempercepat film Dilan sampai akhir karena toh, nggak ada perbedaan dengan bukunya.
2. Bukan Penggemar Coboy Junior
Ok, sebelum kalian mencak-mencak saya. Jujur saja apakah Dilan yang ada dibenak saat membaca bukunya mirip dengan boyband coboy junior Iqbal? Memang ini masalah selera namun, buat saya yang sudah lihat aslinya dari dekat (sering lihat karena dulu saya kerja di TV) susah menerima bocah satu ini belaga sok laki banget, padahal yuk ah. Kalau kalian jeli, beberapa akun gosip jahanam nan kejam di IG yang sekarang sudah pada tumbang (sering direport) pernah mengupload foto-foto candid yang bersangkutan saat masih di luar negeri (US). Dari situ saja sudah jelas martabak banget ini bocah. Makanya waktu nonton Iqbal ngegombal, ingin rasanya saya ganti Milea dengan Sam Smith saja. Kenapa Bastian nggak ikut dicasting yah? Kalau dia beneran tuh, apa coba yang beneran? Ya sudah lah.
3. Production Value Dan Sinematografi Yang Cheapy
Faktor ketiga yang bikin saya nggak sanggup nonton film Dilan 1990 tanpa dicepetin adalah, karena production design yang terlihat so cheap. Yang namanya bluray, pasti detail apapun kelihatan. Terus terang aura tahun 1990 sama sekali nggak kerasa, malah seperti tahun 2000an. Harusnya production design film Dillan 1990 grande banget tapi, ini malah sama seperti Dear Nathan. Apa karena budget production yang rendah? Kalau itu nggak mungkin banget! Nama besar Dillan seharusnya lebih dari cukup untuk mampu menggaet budget produksi dari sponsor manapun. Banyak pernah-pernik dari tahun 90an yang bisa dimasukan dalam production design Film Dilan 1990 namun, sepanjang film ini cuma telepon koin saja yang menggambarkan kalau Dilan dan Milea ada di tahun 1990.
Terkait production design film Dilan 1990 yang terlihat cheap, sinematografi-nya pun terlihat biasa banget? Nggak dibuat seperti jadul atau gimana getuh? Untuk ukuran film yang sudah punya nama besar harusnya Dillan bisa tampil dengan sinematografi yang wah, bukan malah tampil dengan paket hemat seperti ini.
Terlepas dari tiga faktor/hal di atas film Dilan 1990 adalah salah satu film yang paling worth it buat ditonton, ketimbang 90% film-film lokal lainnya pada tahun yang sama. Saya berharap film Dilan 1991 bisa tampil dengan production design dan sinematografi yang wah, kalau si Iqbal nggak mungkin diganti, jadi pasrah saja dan terus menghayal bahwa Milea adalah Sam Smith.
Subscribe to:
Posts (Atom)