Ketika film-film lokal masih dipenuhi sampah menginspirasi dan menggugah, contohnya Ayat-Ayat Cinta 2 yang tak cukup jadi film sampah namun, juga film tanpa logika lalu ada Hanum dan Rangga (untung yang ini nggak laku) industri perfilman negara asia lainnya tampil dengan sebuah film science fiction memukau. Kapan lagi ada film science fiction bagus yang semua pemainnya orang asia? belum lagi film ini dapat rating tinggi untuk ukuran film science fiction. Film yang saya maksud adalah The Wandering Earth, aslinya film The Wandering Earth adalah film terlaris tahun 2019 di negeri tirai bambu dan film non english terlaris no dua. Bahkan, pihak Netflix sampai membeli The Wandering Earth karena dianggap sebagai konten berkualitas dan salah satu film science fiction terbaik tahun ini. 

The Wandering Earth Review Indonesia

 Antara Mindahin Bumi Sama Transplantasi Wajah
Jalan cerita film The Wandering Earth ini, rada-rada amazing getuh dah. Jadi ceritanya matahari sudah lelah menyinari dan untuk menyelamatkan umat manusia, ditemukanlah solusi. Terus solusinya apa? Solusinya adalah dengan memindahkan bumi dari orbitnya! Betul saudara-saudara, bumi dalam film The Wandering Earth ini dipindahkan dari solar system ke alpha centauri system dengan membangun ribuan mesin reaktor pendorong di hampir seluruh penjuru bumi. Imbas dari mesin ini adalah bumi berhenti berputar dan berbagai bencana hadir, mulai dari banjir sampai dengan menurunnya suhu bumi ke titik paling rendah. Manusia yang tersisa mengungsi ke bungker di dalam perut bumi. Setelah beberapa tahun bumi melintasi jupiter dan, gravitasi jupiter menarik bumi. Akibatnya bumi mengalami gempa yang dasyat, banyak dari mesin pendorong yang rusak. Jadi intinya menyelamatkan bumi dari tarikan planet jupiter.

Kalau kalian mikir cerita The Wandering Earth terlalu outstanding buat film science fiction, terus film Ayat-Ayat Cinta 2 dengan bakar sidik jari sama transplantasi wajah itu apa? Mindahin bumi dari orbitnya masih jauh lebih masuk akal. Beruntung film The Wandering Earth ini, nggak fokus sama mekanikal gimana caranya bumi bisa jalan dari sistem tata surya. Melainkan pada drama survival setiap karakternya. Setiap karakter punya plot tersendiri dengan tujuan yang sama, tim di bumi dan tim di luar angkasa menyuguhkan cerita apik, dibalut special effect yang sekelas dengan Gravity dan Interstellar. Alasan kenapa film berdurasi 2 jam ini kaya akan plot cerita  karena, The Wandering Earth aslinya adalah sebuah novella peraih award.

Pulau Sulawesi Disebut-Sebut Loh
Belum lagi dalam film The Wandering Earth secara nggak langsung nama Indonesia dibawa-bawa, lebih tepatnya pulau Sulawesi sebab, salah satu mesin pendorong yang bisa menjauhkan bumi dari gravitasi jupiter, terletak di Sulawesi. Ada beberapa adegan dimana kita bisa dengar bahasa Indonesia, yup! Bahasa Indonesia dalam film berkualitas tinggi bukan seperti Ayat-Ayat Cinta 2 dimana tinggal di UK tapi semua karakternya, aneh bin ajaib fasih berbahasa Indonesia. 
 

Buat kalian yang suka dengan film science fiction seperti The Martian, Gravity dan Interstellar maka film The Wandering Earth ini nggak boleh dilewatkan. Terus, Kenapa The Wandering Earth ini saya sandingkan dengan film sampah Ayat-Ayat Cinta 2? Sebab kalau kalian mikir film The Wandering Earth ini mustahil banget atau ajaib banget, cobalah ingat kembali Ayat-Ayat Cinta 2 dengan semua kemustahilannya. Buat para suami yang istrinya nonton Ayat-Ayat Cinta 2 coba disuguhkan film The Wandering Earth ini, biar otaknya rada jalan sedikit.

Baca Juga : Review Safety Not Guaranteed Science Fiction Romantic