Pages
The Turning adalah film horor yang berdasarkan novella tahun 1898 The Turn of the Screw karya Henry James. Sepintar The Turning ini seperti film horor biasa, hampir keseluruhan film berkisah tentang hantu dan bagaimana tokoh utama Kate berusaha memecahan misteri di mansion fairchild namun, The Turning ini memberikan sebuah ending yang tidak terduga dan menyelamatkannya dari sebuah film horor mediocore yang bermodalkan jump scare scene. Imbasnya, kita bakal bingung dengan film The Turning ini, apakah sebenarnya yang terjadi?
Ending The Turning
Dalam ending pertama kita bakal disuguhi cerita dimana kate berhasil membawa Flora dan Miles keluar dari mansion lalu, adegan rewind ketika Kate menerima lukisan dari Ibunya dan memaksa Flora dan Miles untuk mengakui bahwa, mereka juga melihat hantu lalu Kate mengalami mental breakdown. Kemudian adegan berubah ke kolam renang dalam rumah sakit jiwa dimana, ibu Kate dirawat. Saat Kate mendekati dan melihat wajah ibunya, ia berteriak lalu end credit.
Penjelasan ending.
Jadi buat apa ada dua ending seperti itu? Floria Sigismondi sang sutradara berusaha menciptakan efek ambigu dalam filmnya, kalau mau jujur The Turning sendiri memang gak begitu bagus dari plot bukan. Lantas mana ending yang benar? Ending yang benar adalah Kate yang mengalami mental breakdown setelah memaksa Flora dan Miles untuk mengakui bahwa, mereka melihat hantu juga. Dan adegan Kate berteriak saat melihat wajah ibunya sebenarnya, ia melihat wajah dirinya sendiri. Dengan kata lain, Kate mewarisi penyakit mental dari ibunya.
Kalau kalian jeli, dari awal sudah dijelaskan ending mana yang asli. Lihat saja dari judulnya, The Turning aka berubah! Apa yang berubah? Kate yang tadinya waras berubah jadi ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) The Turning sepanjang film sebenarnya, menceritakan ketakutan Kate untuk jadi gila seperti ibunya.
Hint di film
Jadi sebenarnya gak ada hantu? Memang dari awal gak ada hantu dan semua yang diceritakan Mrs Grose adalah benar.
1. Quint memang orang brengsek yang memperkosa dan membunuh Miss Jessel tapi, Quint juga sudah mati jatuh dari kuda karena mabok, Mrs Grose sendiri pernah cerita kalau dia yang memastikan Quint benar-benar mati.
2. Miles memang anak kurang ajar karena, bergaul dengan Quint, ini yang menyebabkan sikap Miles seperti dajal karena sering diajak mabok-mabok ke pub.
3. Flora gak mau keluar gerbang dan bilang akan mati kalau keluar gerbang. Mrs Grose pernah bilang, kedua orang tua Flora mati kecelakaan di luar gerbang mansion dan saat itu Flora melihat langsung. Jadi Flora ini trauma, setiap kali diajak keluar dari gerbang mansion.
4. Cerita seram mansion fairchild ditambah prank menakutkan Miles adalah, pemicu utama penyakit mental Kate timbul. Rasa was-was ditambah ketakutan mendalam akan hantu Quint, membuat Kate berhalusinasi.
5. Saat memberikan paket berisi lukisan dari ibu Kate, Mrs Grose sudah mengatakan bahwa, semoga saja penyakit jiwa ibu Kate bukan genetik.
Pengguna Redmi pasti sudah
terbiasa dan hapal dengan interface bawaan MIUI, sepintas MIUI ini terlihat
sempurna sekali bahkan, hampir mirip dengan iOS. Tapi, setelah saya menggunakan
dua seri redmi yakni 7A dan 5 plus dengan MUI 12 dan 11 saya menemukan bahwa,
MIUI ini tergolong berat sekali bahkan redmi 5 plus dengan ram 3gb dalam
keadaan default belum diisntal aplikasi hanya menyisakan 1gb-800mb saja, anehnya
redmi 7A yang cuma 2gb pun sama hanya menyisakan 1gb-800mb dalam keadaan default.
Setelah diintal beragam aplikasi Redmi 5 plus mentok di 800mb sementara Redmi
7A bisa di bawahnya.
MIUI memang sebuah interface yang bagus karena, membawa beragam
fitur sebut saja theme, wallpaper stock, screen recorder, Quick ball, full
screen, mi mover, mi account, mi pay etc. Imbas dari beragam kostumisasi dan
fitur ini adalah, sebuah interface yang lumayan berat! Dimana ram 2-3gb
gak cukup buat bikin handphone dan beragam apps berjalan mulus tanpa lag. Redmi
7A dan 5 plus saya sering sekali mengalami lag apps, seperti instagram, opera
dan aplikasi yang membutuhkan online.
MIUI simpan banyak data user
Selain itu, penyakit interface
MIUI adalah, gemar menyimpan data user. Sebagai contoh apps cleaner bawaan yang
sebenar cuma apps refresh+close, jadi gak bener-bener clear cache. Sementara
cache asli disimpan dalam storage- cache data, pada MIUI 11 saya harus masuk ke
storage untuk hapus manual pada MIUI 12 sama saja bedanya, gak bisa langsung
seperti MIUI 11, harus satu persatu apps. Belum lagi clipboard, apps note yang rajin
save data user seperti password etc, pokoknya banyak banget yang disimpan oleh
MIUI. Cache data yang disimpan ini bisa sampai bergiga-giga dan gak ada, cara
lain selain manual untuk membersihkan, beragam apps clear cache pihak ketiga
gak sanggup buat nembus storage MIUI. Kalau gak rajin clear cache data manual,
semua informasi yang tersimpan bergiga-giga ini, bakal bikin super handphone
lemot.
Dari sini saya berinisiatif untuk membuat MIUI jadi lebih ringan.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah : meng-unlocked redmi itu sendiri supaya bisa debloatware/ hapus bloatware atau menghapus aplikasi bawaan MIUI. Cara unlocked redmi silahkan google sendiri yah,
Langkah kedua : setelahnya jangan lupa untuk download ADB fastboot tool sebuah tool untuk menguninstal beragam apps di Redmi. Silahkan googling sendiri ADB fastboot tool.
Langkah ketiga : kalau sudah unlocked dan install ADB fastboot tool, jangan lupa masuk ke developer mode on dulu (ini juga googling aja cara, masuk ke developer mode on)
Langkah ke-empat : setelah redmi terkoneksi dengan ADB fastboot tool jangan sembarang hapus bloatware, salah
hapus bisa-bisa Redmi gak berfungsi normal. Jadi berikut list bloatware yang
saya hapus dari Redmi 7A dan 5 plus tanpa, menganggu fungsi normal handphone.
Hasilnya
Lalu setelah bloatware ini dihapus bagaimana? Ram yang tadinya cuma tersisa 800mb sekarang jadi 1,5gb dan kerasa lebih ngebut gak ada lagi lag. Instastory yang selalu crash sekarang lancar, opera lancar, Tik Tok yang awalnya berat dan kudu pake versi Lite, sekarang jalan mulus banget. Pokoknya gak ada lagi kendala lag, lemot dan crash apps. Sebenarnya, debloatware ini gak perlu kalau Redmi kamu, punya ram 4gb ke atas namun, kalau 3gb ke bawah amat disarankan untuk debloatware supaya kenceng dan lancar.
Atapun buat kamu yang seperti saya, udah kesel banget sama MIUI yang rajin keep semua data user lewat berbagai bloatwarenya, mau gak mau memang harus hapus extreme bloatware MIUI.
Review Sony Xperia X Compact SO-02J/ Ram 3Gb / Memori 32Gb/ Camera 23MP/ Android Oreo/ Review Sony Xperia X Compact SO-02J Rp 800,000 - Sebelumnya saya sudah pernah pakai Sony Xperia Z1 Compact tahun 2018 lalu namun, sayangnya OS mentok di lollipop, dua handphone Redmi yang dipakai saat ini pun gak bisa bikin betah! Entah kenapa saya gak sreg dengan MIUI, berat dan demen banget simpen data user. Maka dari itu saya ingin balik lagi ke Sony Xperia dan pilihan kali ini, jatuh pada Sony Xperia X Compact SO-02J. Berbekal surfing di toko hijau akhirnya saya berhasil menemukan Sony Xperia X Compact SO-02J murah meriah dan sudah dibloatware serta imei aman.
Design
Begitu datang design Sony Xperia X Compact SO-02J ini cantik dan ciamik banget, sumpah enak banget dipegang dan dipandang. Saya pilih warna biru pastel dengan tingkat kemulusan 90% walaupun release tahun 2016 tapi, designya gak lekang sama waktu masih bisa pede dan gaya pegang Sony Xperia X Compact SO-02J. Walaupun begitu ada yang bikin bingung, yakni peletakan tombol volume dan shortcut camera yang terletak di sisi kanan bagian bawah, mau gak mau jadi sering kepencet, sementara fingerprint yang satu dengan on/off juga ada di sisi kanan, ini lebih enak dari pada posisi di belakang pake telunjuk.
Layar cuma 4,6 inch IPS LCD tapi, Corning Gorilla Glass 4 dan bening banget, siomay 6 inch aja gak sebanding sama layar Sony Xperia X Compact SO-02J. Tapi, belum bisa fullscreen jadi di bagian bawah masih ada tiga tombol back, home dan recent, untung layar cuma 4,6 inch, jadi gampang diraih sama jempol. U.I Xperia X Compact SO-02J ini pun simple banget gak banyak kostumisasi macam siomay, jadinya super duper ringan walaupun fitur seperti screen recording, call recorder, quickball etc gak ada. Kelebihan lain adalah, design double speaker yang berada di atas bukan di belakang atau di bawah, jadi suara nyaring dan stereo.
Kamera
Sepintas kamera 23 MP, f/2.0, 24mm (wide), 1/2.3", PDAF di atas kertas seperti biasa saja tapi, hasil foto bening banget! Detail dan warna jelas banget, gak terlalu terang dan gak burem kek siomay. Bisalah sebanding sama Iphone SE dan Iphone 6 sayangnya video recording cuma bisa, 1080p@30fps, 1080p@60fps belum lagi setingan video simple gak ada panoramic, timelaps sama slowmo seperti di siomay. Tapi, lagi-lagi hasil recordingnya bening banged, sumpah mulus ketimbang siomay yang bisa full UHD 4K, 30fps.
Hardware and OS
Jeroannya gimana? OS mentok di Oreo versi awal sedangkan, Ram 3Gb dengan prosesor Qualcomm MSM8956 Snapdragon 650 ini, ngebut banget! Semua lancar gak ada lag sama sekali. Belum lagi, ini versi debloatware dimana semua apps docomo sudah dihapus, jadinya makin ngebut, setelah diinstal berbagai apps, sisa Ram masih 1,3Gb bandingkan dengan siomay Ram 3Gb MIUI 12 dalam kondisi difault saja sisa Ram cuma 1gb-800Mb setelah diinstal berbagai apps cuma sisa 800Mb.
Sayangnya, Snapdragon 650 bikin Sony Xperia X Compact SO-02J jadi setrika portable alias panas beud. Memang inilah penyakit Snapdragon 650 dan diperparah dengan gak adanya updated dari Sony untuk memperbaiki ini. Ini saya akali dengan pasang case jadi, gak kerasa di tangan. Namun, untuk pemakaian normal orang kantoran masih masuk akal dan bisa ditolerir, lain hal kalau bocah ingusan yang dipakai maen game, pasti gak bakal tahan sama panasnya, pemakaian normal aja jadi setrika apa lagi dipakai main game.
Ternyata harus ganti baterai!
Setelah dua minggu saya pakai Sony Xperia X Compact SO-02J ini botloop, gak mau masuk sistem. Botlop pun harus sambil dicharger dan ternyata baterai dari tahun 2016 ini sudah matot dan harus diganti dengan baterai original seharga 150 ribu. Hasilnya? Xperia X Compact SO-02J ini jadi adem! beneran gak overheat dan panas lagi! Ternyata biang kerok panas dari baterai yang udah kadaluarsa. Jadi kalau beli Xperia X Compact SO-02J mau gak mau harus ganti baterai! Karena ini produk dari tahun 2016.
Baterai
Kelemahan lain dari, Sony Xperia X Compact SO-02J adalah baterai yang cuma Li-Ion 2700 mAh dan diperparah dengan pengisian daya pakai USB type C jadi harus beli charger lagi. Li-Ion 2700 mAh dalam pemakaian normal, sehari bisa dua sampai tiga kali charge. Walaupun USB type C sudah fast charging tapi, kok gak kerasa fast charging yah? Masa Li-Ion 2700 mAh sampai satu jam? Apa mungkin karena listrik di rumah dayanya gak gede?
Overall, Sony Xperia X Compact SO-02J ini masih ok untuk dijadikan handphone utama sehari-hari, kamera super mulus, kinerja ngebut buat sosial media, trello, zoom, office, video editing dan design cantik bisa nutupin kekurangan baterai yang cuma 2700 mAh. Karena dulu saya terbiasa pakai Iphone SE jadinya, gak ganggu dengan baterai 2700 mAh, malahan bisa dibilang Sony Xperia X Compact SO-02J versi Iphone SE dari android, mungil namun bertenaga plus kamera super bening.
Baca Juga : Review Sony Xperia Z1 Compact
Baca Juga : Review Redmi 5 Plus Masih Bisa diandalkan di tahun 2021
Review Infinix Smart 6 Setelah Seminggu Pemakaian (everybodygoesblog.com)
Sebenarnya saya sudah tahu The Secret karya Rhonda Byrne dari dulu tapi, cuma setengah-setengah alias cuma download cuplikan-cuplikan The Secret dari YouTube, jadi gak pernah baca full bukunya. Berhubung gabut WFH saya pun memutuskan untuk membeli buku The Secret karya Rhonda Byrne ini, versi barunya jauh lebih compact dengan tebal 236 halaman. Dari cuplikan film-film yang saya download sih sebenarnya sudah cukup mewakili, inti dari buku The Secret ini walaupun ada banyak hal yang lebih enak dibaca dan terorganisir di bukunya.
Pada dasarnya The Secret memberitahu kita hukum tarik-menarik, apapun yang kita pikirkan akan menarik langsung ke dalam diri kita, maka dari itu penting banget untuk selalu berpikir positif. Selain itu, The Secret karya Rhonda Byrne ini pun mengedepankan pentingnya untuk selalu bersyukur, menerima diri sendiri dan apapun yang kita miliki.
Semua hal tersebut dibagi jadi, enam rahasia.
Mulai dari rahasia menarik uang, relasi, kesehatan, dunia dan kehidupan.
Bagaimana kita bisa menarik hal-hal tersebut ke dalam kehidupan kita dan apa
yang harus dilakukan, dijelaskan dengan baik dalam buku The Secret.
Gak ada yang magis dari buku The Secret ini semuanya murni tentang cara berpikir kita terhadap hal-hal yang dihadapi dan bagaimana kita mengolah pola pikir terhadap hal-hal tersebut. Mungkin yang bakal jadi hambatan adalah, terjemahan yang terasa kaku dibeberapa bagian, terjemahannya mentah banget menurut saya dan gak dialihkan ke dalam bahasa non baku sehari-hari.
Cocok Buat Anak Muda dan Orang Yang Tinggal di Lingkungan Negatif
Ini adalah buku, yang seharusnya saya baca ketika
berumur 20 tahunan dan cocok banget, buat saya yang tumbuh di lingkungan
negatif dimana hampir semua orang, pemalas dan pengangguran belum lagi
penggemar ilmu pengasihan. Kalau kalian
tumbuh di lingkungan negatif, The Secret karya Rhonda Byrne amat sangat
membantu.
Memaksa diri sendiri untuk bisa berpikir
positif dan melawan semua pikiran jelek, walaupun dalam prakteknya gak gampang.
But it helps a lot! Makanya buku ini langsung cepet banget selesainya karena,
memang menawarkan apa yang saya butuhkan.
Prakteknya Gak Gampang!
Kekurangan lain adalah, bagaimana prakteknya
dalam hidup kita. Membuat affirmasi yang gak lekang oleh waktu itu susah.
Serajin-rajinnya kita berpikir positif ada kalanya capek dan terus berharap
tapi, gak kunjung datang juga bikin kita jadi males. The Secret sejatinya cuma
memberikan rahasia hidup yang paling dasar, maka dari itu saya pun tertarik
untuk baca lanjutan buku ini, The Power.
Ada juga beberapa orang yang bilang kalau buku ini meniadakan eksistensi Tuhan, padahal sepanjang 236 halaman banyak banget yang mengingatkan kita untuk bersyukur sama Tuhan.
Siapa tak kenal dengan Mary Poppins? Tokoh yang terkenal berkat film Disney ini aslinya merupakan novel best seller karangan P.L Travers buat banyak orang yang gak pernah baca novel aslinya mungkin bakalan mengira tokoh Mary Poppins ini seperti di filmnya, seorang nanny atau pengasuh yang berasal dari dunia ajaib dan mampu melakukan banyak hal ajaib. Ternyata setelah saya baca novel aslinya, Mary Poppins karangan P.L Travers jauh beda dengan yang sering dilihat dalam film Disney loh.
Mary Poppins mahluk apa?
![]() |
Dalam novel pertama Mary Poppins sama sekali gak dijelaskan dari mana pengasuh yang mampu membuat berbagai keajaiban ini berasal, yang kerap kali disebutkan adalah Mary Poppin sudah berusia tua atau ratusan bahkan ribuan tahun. Ini diketahui dari berbagai cerita dan teman Mary Poppin dalam novel pertamanya.
Dengan kata lain Mary Poppins bukanlah seorang penyihir sebab, sahabat-sahabatnya merupakan mahluk yang berumur amat sangat tua, Mary juga mampu berbicara dengan binatang, pergi kemana pun dan masuk ke dunia fantasi. Kekuatan Mary Poppins melebihi penyihir manapun dengan kata lain, Mary Poppins adalah seorang goddes atau dewi yang sudah ada semenjak dulu kala.
Aslinya tegas dan judes
Dalam film kita disuguhkan Mary Poppins yang cantik, baik
hati, cerdas dan maha bijak sementara dalam novelnya penokohan Mary Poppins
adalah judes dan tegas. Mary Poppins gak segan-segan untuk membentak anak-anak
Banks bahkan, terkesan ketus sekali terhadap si Bengal Michael.
Sifat tegas dan ketus ini, benar-benar menegaskan bahwa Mary Poppins adalah seorang yang berkuasa atau dewi. Mary Tidak pernah mau mengalah dengan si Bengal Michael bahkan, untuk sebuah argumen kecil sekalipun. Saya merasa Mary menganggap dirinya, lebih dari manusia apalagi bocil seperti Michael.
Novel anak-anak tapi berat?
Novel Mary Poppins ini sendiri cukup membingungkan karena
menurut saya, stylenya gak mungkin bisa dimengerti anak-anak sementara Mary Poppins
sendiri novel anak-anak. P.L Travers membuat Mary Poppins dalam berbagai
cerita, jadi dalam satu novel Mary Poppins ada beberapa cerita yang
masing-masing punya makna tersirat yang gak gampang dipahami.
Mulai dari masuk ke lukisan kapur si penjual korek, lalu
mengunjungi paman Albert, mencari anjing Ms Wigg sampai sapi menari dan melukis
bersama langit juga bintang. Kumpulan cerita ini bersatu dalam satu plot
mendidik anak-anak Banks.
Terus terang saya sampai bingung, mengapa novel anak dengan
pesan tersirat yang kompleks seperti ini bisa menjadi legend, mungkin selera
anak-anak luar negeri pada waktu itu beda banget sama zaman sekarang. Mary Poppins menurut
saya masih satu level dengan Where The Wild Thing Are juga Little Prince sebuah
novel anak-anak yang gak mudah dimengerti namun, padat akan pesan-pesan moral.
Beda pesan moral di buku dan film
Kalau di film Disney, Mary Poppins membantu keluarga Banks
yang kewalahan dan kesulitan finansial, di novel aslinya Mary Poppins justru
fokus dalam mendidik dan mengembangkan karakter Michael, anak sulung keluarga
Bank yang kerap nakal sampai jadi anak sulung yang bertanggung jawab.
Pokoknya beda banget dah, Mary Poppins asli sama versi
filmnya. Mungkin Disney sengaja merubah Mary Poppins yang tegas dan ketus, jadi
cantik dan baik hati, lemah lembut dan gemar menyanyi demi bisa digemari
khalayak. Pesan moral membangun karakter anak sedari kecil pun lantas hilang
demi, sebuah tonton keluarga.
Baca juga : Resensi Middle Scholl My Brother Is Big Fat Liar
Buat kamu para penggemar Pokemon
ada sebuah game clone, yang pastinya bakal bisa mengobati kerinduan kalian main
game pokemon. Game clone ini bernama Nexomon Extinction, sebenarnya Nexomon Extinction
gak bisa disebut sebagai clone Pokemon karena, dari story sama design
monsternya memang jauh beda tapi, banyak elemen yang sama dengan game pokemon.
Yang menjadikan Nexomon Extinction sebagai game clone Pokemon terbaik, adalah
pada game play itu sendiri. Nexomon Extinction cerdik dengan mengubah semua
kekurangan game Pokemon menjadi nilai jualnya. Nexomon Extinction sendiri
adalah versi game untuk Nintendo switch untuk steam dan android ada versinya
sendiri.
Game play
Secara garis besar Nexomon Extinction
gak jauh berbeda dengan Pokemon, kamu bakalan disuguhi RPG monter tame dimana
sang hero bakalan berpetualang sambil nangkep dan envolve semua nexomon. Yang
berbeda adalah, storyline dimana dalam dunia Nexomon Extinction, kamu adalah
titisan dewa Nexomon yang diselundupkan ke dalam wujud manusia, belum lagi
jalan ceritanya banyak banget dibumbui unsur komedi.
Kita bakalan disuguhin world yang
lebih beragam dan berwarna dari pada dunia Pokemon, dari under world sampai
avatar world dengan pulau terbangnya ada dan enaknya, kita bisa warp atau
langsung berpindah-pindah dengan cepat tanpa harus, jalan atau pakai HM fly.
Gameplay nyaris sama tapi, gak
mirip ada berbagai jenis Nexomon tapi unsur mereka gak semudah di Pokemon, ada
hidden ability dan special ability bahkan cosmic Nexomon atau versi shiny.
Pokeball diganti sama nexotrap dan Nexomon Extinction, punya kelebihan untuk
bisa kasih sampai empat item pendukung yang bisa mempengaruhi stat.
Kalau di Pokemon battle dengan
trainer gak bisa diulang, sementara di Nexomon trainer yang kamu temui di
sepanjang jalan bakalan bisa battle lagi dan uniknya Nexomon yang mereka pakai
ada di level yang berbeda. Hal ini juga berlaku waktu nangkepin semua
nexomon, area yang sama bakal nampilin Nexomon yang berbeda-beda, sesuai dengan
jam dan hari. Jadi gak bakalan bosen buat hunting Nexomon yang kamu mau.
Nexomon dibagi atas berbagai tingkatan, seperti rare, mega rare, common, uncommon dan legendary masing-masing
punya stat awal yang berbeda. Tapi, bukan berati Nexomon uncommon bisa dengan
mudah dikalahkan dengan Nexomon mega
rare. Perhitungan battle statnya lebih rumit dari pada Pokemon.
Grafis
Kalau dari segi grafis Nexomon Extinction
ini selevel dengan Pokemon game di 3DS. Sayangnya kekurangan terbesar Nexomon Extinction
ini, terletak pada design monsternya itu sendiri. Menurut saya design Nexomon Extinction
gak jelas, antara mau Pokemon atau Digimon? Banyak banget Nexomon yang terlihat
seperti dipaksakan dan terlalu rame.
Post game
Selain itu Nexomon Extinction
ini, punya post game yang gak terlalu menarik, palingan cuma nangkepin Nexomon
dragon dan legendary. Sialnya Nexomon Extinction gak bisa trading atau battle
online, ini yang bikin Nexomon Extinction mati kutu kalau lawan Pokemon. Jadi
cuma game yang mengandalkan main story saja.
Overall untuk saya, Nexomon Extinction bisa jadi pelipur lara dikala menunggu game Pokemon baru keluar pertengahan tahun ini dan kalau kamu gak punya Nintendo Switch, masih bisa main di steam dan android. Tapi, Nexomon ini bukan game gratis kamu harus bayar dan menurut saya, harga yang dibayar setimpal dengan grafis dan gameplay yang disediakan, apalagi kalau kamu fans garis keras Pokemon pasti betah main Nexomon Extinction.
Satu lagi film
coming age yang bagus banget dan seperti biasanya ini adalah film jadul,
keluaran tahun 1995. Film ini dulu terkenal banget di Indonesia tapi, saya gak
sempet lihat dan baru sekarang, punya kesempatan buat nonton White Squall. Film
ini pun, gak bisa dianggap sebelah mata karena yang bikinnya Ridley Scott
sutradara legend yang pernah bikin Blade Runner sama Alien. White Squall sendiri
adaptasi dari kisah nyata tragedi yang menimpa kapal Albatross di gulf of
mexico pada tahun 1961.
White Squall mengambil sudut pandang dari salah satu survivor bernama Chuck Gieg, pemuda tanggung berumur 17 tahun yang memutuskan break dan mengambil pengalaman ikuta jadi crew kapal Albatross. Kapal Albatross sendiri merupakan, sekolah terapung dimana semua siswanya bekerja jadi crew sambil belajar keliling dunia. Semacam camp musim panas di atas kapal dan selain Chuck Gieg ada 13 siswa lainnya.
Film berdurasi 2
jam ini sama sekali gak bikin ngantuk sebab, 13 siswa benar-benar eye candy banget
dari Scott Wolf sampai Ryan Philippe waktu masih muda ada di sini. White Squall
pun gak cuma tentang survivor di laut saja, karena film ini justru bergulat
pada masalah masing-masing siswa. Semua siswa yang datang ternyata punya
masalah hidup sendiri dan mereka, bakal belajar menghadapi itu sepanjang
perjalanan. Ada yang gak tahu mau jadi apa? Lalu ada yang stress karena
dikontrol sama bokapnya, terus ada yang trauma karena keluarga berantem terus.
White Squall pun memanjakan mata loh, cinematography Ridley Scott memang jempolan setiap angle dari film ini apik banget. Kita bakalan disuguhi pemadangan sunset dari berbagai belahan dunia. Sekalipun White Squall punya cerita yang mengalir tapi, sayangnya ketika adegan Albatross tenggelam justru gak terlalu kuat. Adegan Albatross tenggelam gak terlalu epic dan kurang di eksplore, termasuk ketika lima penumpangnya ikut tenggelam. Adegan pamungkas ketika sang kapten di siding pun gak terlalu kuat, kelihatan banget kalau White Squall ini keseret sama durasi yang sudah 2 jam sehingga adegan sidang seperti dipangkas. Selain itu scoring untuk film seperti ini pun, gak terlalu kuat padahal film dengan cinematography kuat harusnya didukung scoring yang kuat pula.
Baca Juga : Review The Flamingo Kid Film Coming Age Cerdas
Kasus tenggelamnya
kapal Albatross ini sendiri, sempat heboh banget di tahun 1961. Dan pada tahun
1995 novelnya yang ditulis oleh survivor Chuck Gieg. Setelah diriset memang ada
banyak perbedaan dengan kisah aslinya, seperti para survivor termasuk Chuck
Gieg sebenar gak pernah lagi saling bicara setelah kejadian. Dan fakta kalau
kapal Albatross tenggelam dihantam White Squall (ombak badai) pun masih menjadi
perdebatan.
Tapi, overall White Squall adalah flm yang enak banget buat ditonton, cinematic experiences lewat beragam laut, pantai dan pulaunya dapet banget, beragam beauty scene paling enak ditonton HD bluray, plot yang ringan mengalir bikin durasi dua jam gak kerasa. Kalau mau nonton White Squall ini ada kok di Netflix dan rekomen bagi yang cari film coming age.
Baca Juga : Review King Of Summer Film Coming Age Terbaik
Baca juga : Review The One and Only Ivan Film Disney Terbaik
![]() | |||
Rick Marcellus (1944-1961) siswa termuda salah satu dari lima korban tenggelamnya kapal Albatross |