Pages
Review Nec VersaPro VD-E/ Laptop Core i7 3520m/ Harga Rp 3.100.000 - Halo sobat missqueen dimana pun berada, sekarang ada kabar gembira buat kalian yang pengen laptop mumpuni untuk keperluan video editing dan graphic. Kalau biasanya sobat missqueen harus gigit jari untuk bisa membawa pulang laptop core i7 sekarang udah nggak perlu gigit jari lagi. Kebetulan saya baru saja membeli Nec VersaPro VD-E dari sebuah toko daring, setelah bercakap-cakap dengan seller yang sangat responsif saya pun yakin untuk membawa Nec VersaPro VD-E ini, tak perlu merogoh kantung cukup dalam. Laptop core i7 murah ini, saya tebus dengan harga Rp 3.100.000 saja, benar-benar menggiurkan bukan, sobat missqueen.
Desain
Perlu diketahui bahwa Nec VersaPro VD-E murah ini sama sekali nggak beredar di Indonesia, Nec VersaPro VD-E ini 100% dari Jepang dan yang saya beli merupakan unit buangan yang sudah nggak dipakai lagi sama orang jepang sana aka second. Namun, dengan kondisi 95% masih mulus dan 100% berfungsi dengan baik. Dari segi desain memang nggak begitu menarik karena, Nec VersaPro VD-E ini keluaran tahun 2012-2013 jadi masih bulky banget dan sepintas terlihat seperti laptop-laptop keluaran 2001an, beruntung dominasi warna silver bikin sedikit lebih stylish.
Bentuknya yang bulky banget menyimpan banyak keunggulan mulai beragam port, nampak menghiasi Nec VersaPro VD-E bahkan port HDMI ada dua di kiri dan di belakang, begitupun port usb yang sebanyak 5 port, bahkan dvd room dan sd card pun tersedia. Jelas terlihat bahwa Nec VersaPro VD-E memang dibuat sebagai laptop profesional yang membutuhkan mobilitas, sekalipun Nec VersaPro VD-E ini nggak banget buat dibawa-bawa karena bulky.
Keyboard Bikin Bingung
Salah satu kelemahan utama Nec VersaPro VD-E adalah keyboard yang dirancang khusus bagi orang Jepang. Mulai dari letak tuts memang khusus agar mudah mengetik hiragana atau kanji bahkan ada tuts dan tombol yang saya nggak ngerti itu buat apa? Tombol spasinya kecil banget bikin susah dan harus sedikit terbiasa, begitupun penempatan Fn dan Ctrl yang bikin greget kalau lagi ngetik.
Layar 15 inch, puas banget
Untuk bentang layarnya sudah 15 inch dan bening banget, nggak perlu lagi nonton film bluray di flatscreen, pakai Nec VersaPro VD-E sudah cukup puas. Apalagi dipakai ngedit photoshop atau editing film, layar segede ini emang poll banget. Kualitas speakernya pun mantap, nggak seperti laptop jaman now yang lobang speakernya ada di bawah, Nec VersaPro VD-E mempunyai lobang speaker di atas, tepatnya di bawah layar langsung jadi suara yang keluar jernih banget, walaupun nggak ngebass.
Performa core i7 3520m
Sobat missqueen pastinya penasaran dengan performa Nec VersaPro VD-E ini? Dengan core i7 3520m dan 2 memory slot yang bisa diupgrade sampai maksimal 32Gb. Nec VersaPro VD-E yang udah lumayan uzur ini masih mampu bikin malu laptop keluaran zaman now. Dari photoshop sampai premier lancar jaya, biar makin gegas saya upgrade dari bawaan RAM 4Gb jadi 8Gb supaya render video makin mantap. Kekhawatiran saya terhadap core i7 3520m terbukti salah, sekalipun ini generasi yang dilaunching pada Juni 2012 nggak gagap buat eksekusi Photoshop terbaru dan premier terkini.
Tadinya saya mau sekalian instal windows 10 namun, kata seller ``ini windows 7 original sayang banget kalau diganti.`` Ya sudah akhirnya saya tetappakai windows 7 dan kalau diganti windows 10 pun saya kira nggak bakal ada masalah sebab core i7 3520m sudah Ivy Bridge microarchitecture (3rd generation) dan setelah saya cek, masih banyak laptop windows 10 yang menggunakan core i7 3520m.
Selain itu Nec VersaPro VD-E ini nggak cepet panas dan punya sistem pendingin yang baik di sisi kiri, bahkan angin kipasnya kerasa banget kaya kipas angin. Jadi Nec VersaPro VD-E ini memang dirancang untuk beban kerja yang berat.
Baterai Sudah Uzur
Kelemahan kedua Nec VersaPro VD-E adalah karena ini laptop second, maka daya tahan baterai sudah nggak mumpuni lagi, terlebih Nec VersaPro VD-E ini keluaran 2012-2013 jadi wajarlah kalau standby 2 jam dan pemakaian berat 1 jam. Tapi hal ini masih bisa diakali dengan membeli baterai baru di internet, lagi pula kalau dipakai buat ngedit pasti selalu tersambung charger.
Update Setelah 6 Bulan
Setelah bosan dengan win7 saya mencoba mengupdate Nec VersaPro VD-E ini ke win10 ver1803 dan ternyata nggak ada kendala yang berarti, compatible dan semua fitur win10 bisa dieksekusi. Lalu saya turunkan Ram ke 4Gb dan masih berjalan lancar termasuk premier dan photoshop.
Overall
Kalau ditanya apakah puas? Dengan barang second berumur 6 tahun yang lalu dari Jepang ini. Saya jawab puas banget, performanya nggak bikin malu dari photoshop sampai ngedit video pake premier lancar banget. Kelemahan utama di keyboard dan baterai masih bisa dimaklumi dan diatasi. Dari pada saya harus merogoh kocek dalam-dalam, dengan harga Rp 3.100.000 laptop i5 aja kaga dapet bro! Walaupun begitu jika anda berniat membeli Nec VersaPro VD-E dari toko daring, sebaiknya COD selain hemat ongkos kirim, anda pun bisa memilih laptop dengan body paling mulus. Jadi udah nggak ada alasan sobat missqueen nggak bisa pake photoshop dan premier karena laptop nggak mumpuni.
Baca Juga : Lenovo Ideapad S145 Laptop Murah Dengan SSD 256
Baca Juga : Review Lenovo B490 053 Intel Core i3 Jadi-Jadian
Baca Juga : Review Aerobook Seri Terbaik Laptop Axioo
Baca Juga : Lenovo Ideapad S145 Laptop Murah Dengan SSD 256
Baca Juga : Review Lenovo B490 053 Intel Core i3 Jadi-Jadian
Baca Juga : Review Aerobook Seri Terbaik Laptop Axioo
Nampaknya kekesalan saya terhadap produk MyBook 10 dari Axioo tak kunjung habis, brand Axioo memang kerap kali mengeluarkan produk murah dengan kualitas murahan, saya sudah pernah mereview MyBook 10 di sini dan kali ini, saya mencoba membuka dalaman MyBook 10 dan simsalabim, langsung terperanjat! Notebook Axioo ini memang dibuat dengan budget semurah mungkin bahkan, harga jual Rp 2.400.000 amat sangat tidak pantas! MyBook 10 seharus djual dengan harga kisaran satu juta saja!
Tadinya saya ingin menambah RAM pada MyBook 10 ini namun, begitu dibuka ternyata slot memori terletak jauh di dalam dan tidak mungkin untuk membongkar sehingga saya pun gigit jari. Selain itu yang bikin saya kaget adalah kenyataan Axioo membekali MyBook 10 dengan dua buah baterai handphone! Betul saudara-saudara, dua buah baterai handphone berkekuatan 2000 mAh yang dibungkus menjadi satu ini, merupakan sumber daya utama MyBook 10. Saya tebak kedua baterai ini sejatinya adalah baterai handphone android ukuran 5,5 inch, seharus sih nggak kaget berhubung selain baterai, Axioo sialan ini pun memakai layar kualitas tablet tapi, melihat langsung dua buah baterai handphone bertengger di belakang tetap saja membuat saya shock!
Sungguh kejam sekali Axioo melempar MyBook 10 dengan baterai handphone, mereka pikir tenaga 4000 mAh dari dua buah baterai cukup untuk mengatasi windows 10. Ya keleuzzz, dipikir ini tab kali sampai segitunya. Pantesan aja sering drop saudara-saudara, dari warning 30 % MyBook 10 bisa langsung mampus dalam dua menit saja. Itu kalau dipakai untuk office loh, kalau multitaskin, video dan segala rupa lebih cepet lagi dropnya. Jadi jangan pernah beli apapun dari brand Axioo!
Beberapa tahun lalau saya pernah menulis tentang kota hujan Bogor yang menjadi semakin panas! Belakangan panasnya kota Bogor semakin nggak ketolongan bahkan, di dalam kamar saja sudah serasa seperti di Jakarta. Pemandangan rumah di Bogor yang menggunakan air conditioner semakin lumrah, padahal dahulu kota Bogor adalah kota yang sejuk dan dingin namun, sekarang malah sebelas dua belas dengan Jakarta dan Bekasi. Sekalipun intensitas hujan nggak menurun tetap saja nggak menolong untuk membuat suhu kota Bogor kembali adem, kok bisa? Setelah riset saya berhasil menemukan penjelasan ilmiah yang pernah dibuat di salah satu media online besar dan anehnya sama sekali nggak viral? Tahu sendirikan orang sini seperti apa? Lebih baik saya rangkum saja penjelasan dari Pikiran Rakyat ini, supaya orang-orang mengerti sudah separah apa kerusakan kota Bogor ini.
Urban Heat Island
Menurut Guru Besar Bidang Geofisika dan Meteorologi IPB, Hidayat Pawitan. Pesatnya pembangunan dan konsumsi energi di wilayah perkotaan semacam Bogor dengan penduduk mencapai 6 juta juga dinilai Hidayat menyumbang kenaikan suhu di wilayah Bogor. Tahukan sekarang Bogor menjadi kota tujuan wisata weekend orang Jakarta, kalau tanggal merah dan tanggal gajian yassalam macetnya. Belum lagi sekarang di pinggir jalan sudah penuh dengan beragam tempat usaha kekinian, sepeti hotel dan restauran. Beragam komplek perumahan bahkan, sekarang sampai mau ada apartemen, untuk tempat tinggal masyarakat Jakarta tersedia loh.
Lebih jelasnya Hidayat mengatakan, ”Bogor jadi tidak lagi adem bukan karena curah hujan yang berkurang, melainkan fenomena urban heat island yang biasa terjadi di daerah urban. Fenomena ini, kata Hidayat, menciptakan kubah panas di wilayah tersebut dengan beda suhu yang bisa mencapai 5 derajat Celsius lebih panas dibandingkan kondisi wilayah di perdesaan. ”Bogor, terutama Kota Bogor masih tertolong oleh adanya Kebun Raya Bogor,” katanya. Urban heat island juga meningkatkan kelembapan di suatu wilayah sehingga suhu yang dirasakan jauh lebih panas.
Trend Ridwan Kamil
Pembangunan ekonomi yang nggak jelas membuat membuat Bogor semakin semerawut, padahal kota Bogor sama sekali nggak dirancang untuk menjadi metropolitan, sejatinya Bogor hanya berfungsi sebagai city living bukan pusat perekonomian semacam Depok dan Bekasi.
Pembangunan ekonomi yang nggak jelas membuat membuat Bogor semakin semerawut, padahal kota Bogor sama sekali nggak dirancang untuk menjadi metropolitan, sejatinya Bogor hanya berfungsi sebagai city living bukan pusat perekonomian semacam Depok dan Bekasi.
Bukan cuma salah asuhan pembangunan ekonomi, salah asuhan pembangunan pun terjadi karena, Bogor mengikuti trend Kang Emil. Pembangunan sarana atau ikon kota yang mentereng namun, nggak ada manfaatnya bagi alam pun membuat Bogor semakin penuh dan nggak jelas. Ingat berapa banyak tanah serapan yang sekarang disemen demi ikon kota, padahal jelas-jelas Bandung dan Bogor dua kota yang berbeda. Ridwan Kamil itu seorang arsitek yang tahu bagaimana membangun tanpa mengorbankan lingkungan sekitar sementara, Walikota Bogor cuma seorang politikus lulusan hubungan international yang gemar copas kerjaan Ridwan Kamil.
Hidayat Pawitan pun mengatakan, perubahan kota Bogor dari banyaknya pohon besar diganti dengan pohon perdu, membuat air hujan yang melimpah tidak terserap. Kalau di Bogor hal ini terjadi karena pembangunan sarana masyarakat, pohon perdu lebih enak dilihat atau dianggap lebih estetika ketimbang pohon-pohon besar.
Kawasan Puncak
Bukan cuma faktor internal saja yang menyumbang kenaikan suhu di kota Bogor, ternyata ada faktor eksternal. Sementara itu, Forest Watch Indonesia menilai, meningkatnya suhu serta berubahnya curah hujan selain dipengaruhi oleh pemanasan global di dunia, juga disebabkan oleh penyusutan luas hutan di pegunungan seperti di kawasan Puncak.
Juru Kampanye FWI Anggi Putra Prayoga mengatakan berdasarkan pemantauan FWI selama 2010-2016, luas hutan di Puncak berkurang hingga 66 kali luas Kebun Raya Bogor. ”Yang tersisa saat ini sekitar 3.000 hektare atau 8,9 persen luas total DAS (Daerah Aliran Sungai) Ciliwung,” katanya. Bahkan, FWI mendapati daerah hulu Sungai Ciliwung, yakni Desa Tugu Selatan dan Tugu Utara sempat kekurangan air pada musim kemarau 2015 untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Masalah terbesar sekarang bukan hal di atas namun, adalah tipikal kebanyakan orang sini yang nggak mau tahu apapun, kalau ditanya kenapa Bogor makin panas dan sudah nggak enak untuk ditinggali. Jawabannya nggak perduli, maklum orang sini tujuan hidupnya hanya berkembang biak ria, yang penting bisa kewong mehong dan shared ke sosmed sekuat tenaga. Kalau begitu apa bedanya dengan hewan yang hutannya dibabat tapi nggak bisa berbuat apapun?
Akhirnya saya sampai juga di buku ketiga seri Red Queen namun, kali ini nggak beli buku fisiknya tapi download di google book, biar bisa dibaca kapanpun juga. Nggak kuat dah kalau harus bawa-bawa King's Cage setebal 700 halaman ini dan benar saja perjalanan commuter line nggak terasa berkat fokus baca King's Cage rupanya Victoria Aveyard masih mampu menyihir saya lewat seri ketiga Red Queen ini walaupun, sejujurnya berharap King's Cage adalah seri terakhir supaya Red Queen seperti Lord Of The Rings yang cuma tiga seri terus langsung habis, sebab konflik peperangan Mare dan kaumnya ini akan terasa menjemukan kalau dipaksa sampai seperti Harry Potter.
Sinopsi
Sesuai judulnya King's Cage menceritakan dimana akhirnya Mare tertangkap oleh Maven dan selama berbulan-bulan berada di bawah kendali Maven. Mare dimanfaatkan Maven sebagai trophy dan alat politik untuk kekuasannya, Maven memutar balikan fakta sehingga banyak kaum darah baru yang ikut bergabung ke dalam kerajaan Norta sementara Mare nggak bisa berbuat banyak karena dikunci oleh batu hening yang mematikan kekuatannya.
Diam-diam Pasukan Merah mempunyai rencana sendiri bahkan, atas inisiatif sendiri, Cal mengirim penyusup ke istana Norta dan berbuntut pada tewasnya Nanny. Kerajaan Norta di bawah rezim Maven tidak solid, banyak klan yang tidak puas dan akhirnya berkoalisi untuk membuat pemberontakan, nyaris saja nyawa Maven hilang beruntung klan penyembuh memperbaiki lehernya yang tertembus peluru.
Dengan situasi yang tidak menentu Maven merubah rencana dan membawa Mare berkeliling, guna membuat aliansi baru dengan kerajaan lain dan memperoleh kepercayaan rakyat namun, Maven gagal mengantisipasi satu lagi pemberontakan dari klan magnetron dan berimbas pada bebasnya Mare kembali ke Pasukan Merah.
Resensi
Sekali lagi Victoria Aveyard harus diacungi jempol, kalau penulis lokal sibuk membuat tokoh maha sempurna dan nggak pernah berani menghancurkan tokohnya, Victoria Aveyard malah sebaliknya. King's Cage justru menjatuhkan Mare ketitik penghabisan dimana dia nggak bisa berbuat apa-apa, Mare tokoh yang kuat dan cerdik menjadi lemah dan bagai anjing yang diikat.
Beragam plot twist pun masih disuguhkan, kita nggak bakal bisa nebak apa yang bakal terjadi di halaman selanjutnya. Selain itu King's Cage nampaknya mengikuti trend dimana POV menggunakan tiga tokoh yakni Mare, Cameron dan Evageline. Terus terang POV Cameron yang paling garing dan membosankan sebab tokoh Cameron sendiri memang nggak semenarik Mare dan Evageline.
Karena judulnya King's Cage maka di buku ini diberikan pemahaman apa yang sebenarnya terjadi pada Maven, kenapa ini orang amburadul banget, sadistik tapi romantik, punya love hate relationship dengan Mare dan Kakanya Cal, rupanya Ibu Maven, Ratu Elara sang pembisik sudah mengobrak-abrik isi otak Maven supaya anaknya jadi raja yang sempurna namun, anehnya nggak ada POV dari Maven? Menurut saya ini kelemahan utama King's Cage andai saja POV hanya dari Maven dan Mare pasti lebih dasyat.
Sebenarnya nggak unsur terbarukan dalam King's Cage sebab, semuanya sudah pernah ada di Hunger Games ramuanya sama hanya rasanya yang beda. Plotingan dan penokohan Victoria Aveyard memang kuat dan jadi jurus utama kenapa nggak pernah bosan dengan series ini namun, inti cerita peperangan kaum merah dan perak sudah nggak bisa diperpanjang lagi, kecuali Victoria bisa kasih plot twist yang wow banget. Harapan King's Cage jadi penutup series Red Queen pupus sebab lagi-lagi Victoria memberikan ending yang tak menjawab dan kita disuruh nunggu setahun lagi untuk War Strom sementara itu, selagi menunggu masih bisa baca Red Queen novella Cruel Crown dan Queen Song, kalau di Lord Of The Rings semacam The Hobbit. Sialnya, baik Cruel Crown maupun Queen Song belum ada terjemahannya
Kebetulan ada film indie lawas dari tahun 2012 yang baru saya tonton, bukan tanpa sebab film berjudul Safety Not Guaranteed ini masuk ke list film wajib ditonton sebab, Safety Not Guaranteed dapat rating 90% dari Rotten Tomatoes, premies filmnya pun cukup menggelitik. Sekalipun semua pemainnya adalah fresh face dan nggak cukup bergaung di box office. Dari budget $750.000 Safety Not Guaranteed berhasil balik modal sebesar $4.000.000 lumayan untuk ukuran film indie.
Yang menjadi kekuatan film science fiction-romantic comedy ini adalah kekuatan script dan acting semua tokohnya. bayangkan saja mencoba menggabungkan dua buah genre menjadi satu yakni science fiction dengan romantic comedy. Tokoh-tokohnya pun dysfunctional, tokoh utama Darius gadis kuliahan yang memandang hidup negatif dan Kenneth pria dewasa yang paranoid dengan lingkunganya. Keduanya bertemu saat Kenneth memasang iklan di koran untuk mencari partner kembali ke masa lalu.
Sepanjang film kita disuguhi joke-joke dark comedy dan rasa penasaran mengenai benar atau tidaknya Kenneth bisa kembali ke masa lalu. Plot twist pun disediakan saat Darius mengetahui bahwa Kenneth nggak sepenuhnya jujur tentang masa lalunya dan membawa penonton untuk ikut meragukan Kenneth.
Yang menjadi kekuatan film science fiction-romantic comedy ini adalah kekuatan script dan acting semua tokohnya. bayangkan saja mencoba menggabungkan dua buah genre menjadi satu yakni science fiction dengan romantic comedy. Tokoh-tokohnya pun dysfunctional, tokoh utama Darius gadis kuliahan yang memandang hidup negatif dan Kenneth pria dewasa yang paranoid dengan lingkunganya. Keduanya bertemu saat Kenneth memasang iklan di koran untuk mencari partner kembali ke masa lalu.
Sepanjang film kita disuguhi joke-joke dark comedy dan rasa penasaran mengenai benar atau tidaknya Kenneth bisa kembali ke masa lalu. Plot twist pun disediakan saat Darius mengetahui bahwa Kenneth nggak sepenuhnya jujur tentang masa lalunya dan membawa penonton untuk ikut meragukan Kenneth.
Baca Juga : Review Dan Penjelasan Film Annihilation
Punya hardisk bekas komputer atau laptop yang nggak terpakai? Kalau begitu jangan langsung dibuang, lebih baik dipakai sebagai hardisk eksternal saja. Kebetulan saya punya hardisk bekas laptop yang nggak terpakai karena laptopnya sudah rusak, dulu saya menggunakan kabel usb hardisk namun, kabel ini kadang terditeksi, kadang nggak sama sekali. Sehingga mau nggak mau harus cari alternatif lain agar hardisk bekas laptop ini bisa diberdayakan. Akhirnya pilihan saya jatuh dengan menggunakan HDD Docking merk Orico selain karena, bentuknya yang keren dan elegan, HDD Docking Orico ini pun tergolong ramah di dompet.
Packeging
![]() |
Dalam packet penjualannya, HDD Orico yang saya beli di Tokopedia seharga Rp 215,000 plus ongkir ini memang hanya menyediakan dua buah kabel power dan kabel usb dan tentunya satu buah docking. Packeging produk import dari China ini, menurut saya dengan harga cuma segitu, lumayan ok walaupun, harus muter-muter toko online sebab, rata-rata dijual dengan harga Rp230 ribu ke atas.
Cara Pakai
Cara pakai HDD Orico ini gampang banget, kita cukup colok hardisk ke dalam dockingnya dan terdapat dua pilihan hardisk yakni, 2,5 dan 3,5 inch tapi, seri Orico 6218US3 ini nggak bisa dipakai untuk dua hardisk secara bersamaan, jadi kalau punya dua hardisk harus gantian. Sebenarnya ada yang versi dua docking tapi, harganya lumayan bikin ngilu, toh saya pun cuma punya hardisk 2,5 inch WD SATA bekas laptop saja. Setelah colok kabel usb dan kabel power jangan lupa untuk tekan tombol power di bagian belakang dan simsalabim, hardisk bekas langsung dikenali nggak pake instal program atau pun recognize usb, langsung berfungsi.
Fitur
Selain itu HDD Orico 6218US3 ini sudah dilengkapi dengan USB3.0 sehingga mampu untuk transfer file hingga 5Gpbs, saya mencoba untuk memindahkan 30Gb koleksi film bluray dan hanya butuh waktu kurang 2 menit saja.
Lumayan pakai HDD Orico 6218US3 ini, saya jadi nggak perlu beli hardisk eksternal lagi dan buat kalian yang punya dana terbatas buat beli hardisk eksternal, HDD Orico 6218US3 ini bisa jadi alternatif, walaupun nggak selangsing hardisk portable, HDD Orico 6218US3 masih muat untuk dibawa-bawa via tas.
Baca Juga : Review Rexus KM9 Wireless Keyboard Buang-Buang Duit
Baca Juga : Review Axioo MyBook 10 Notebook Murahan!
Baca Juga : Nec Versapro Laptop i7 Untuk Sobat Miskin
Baca Juga : Review Rexus KM9 Wireless Keyboard Buang-Buang Duit
Baca Juga : Review Axioo MyBook 10 Notebook Murahan!
Baca Juga : Nec Versapro Laptop i7 Untuk Sobat Miskin
Sepertinya film Annihilation ini memang perlu dibahas setelah, otak saya lumayan rusak gegara nonton beberapa film lokal seperti Ayat-Ayat Cinta 2 dan teman-temannya. Awalnya film Annihilation ini menarik perhatian karena, sekilas dalam trailernya mirip sekali dengan series Netflix The Stranger Things dan film ini sejatinya merupakan karya dari Netflix namun, Annihilation murni berdasarkan novel fiksi karya Jeff VanderMeer, bukan spinn off maupun rip off dari The Stranger Things.
film Annihilation bertutur dengan cara yang nggak biasa jadi, kalau kalian pecinta pelem-pelem selera lokal dijamin otaknya bakalan meleduk. Dengan alur maju-mundur dan ending yang bikin dahi berkerut film Annihilation ini berhasil meraup 87 % dari rotten tomatoes. Yang mau saya bahas di sini adalah maksud dan tujuan dari film Annihilation itu sendiri sebab, setelah menonton saya sampai harus melipir ke youtube cuma untuk bisa mengerti maksud dan tujuan film ini.
Film ini berkisah sekelompok peneliti dan tentara wanita yang ditugaskan masuk ke dalam "The Shimmer" sebuah wilayah yang tertutupi oleh semacam pantulan cahaya dan hal ini terjadi karena, sebuah meteor jatuh. Ketika sudah berada dalam The Shimmer, Lena yang diperankan oleh Natalie Portman nggak cuma menemukan berbagai hal menakjubkan mulai dari mutasi tumbuhan dan hewan, sampai lompatan waktu yang nggak bisa diingat oleh otaknya. Tujuan Lena dan timnya adalah menuju pusat meteor jatuh yakni, tepat di dalam mercusuar.
The Shimmer
Buat kalian yang bingung dengan apa itu wilayah terkontaminasi meteor jatuh atau The Shimmer. Ada dua penjelasan mengenai The Shimmer yang tersirat dalam filmnya, kalau kalian jeli, sejak pertama tokoh Lena sudah menjelaskan dengan gamblang apa itu The Shimmer dan cara kerjanya dijelaskan oleh salah satu anggota tim.
The Shimmer sejatinya adalah sebuah kanker yang mengerogoti bumi, semakin hari semakin besar. Lihat bagaimana semua hewan dan tumbuhan bermutasi dan DNA mereka berubah atau menduplikat. Ini adalah cara kerja dari penyakit kanker. Jadi saat Lena dan timnya masuk ke dalam The Shimmer, DNA mereka mulai berubah dan menduplikasi, perlahan-lahan tubuh mereka berubah akan tetapi, nggak seperti kanker yang menduplikasi dan menghancurkan. The Shimmer adalah sejenis kanker yang bekerja seperti prisma, The Shimmer akan merubah dan menduplikasi apapun yang berada dalam jangkauan dengan cara membiaskan.
Jadi The Shimmer akan membiaskan semua hal. Masalahnya adalah, semua manusia yang masuk ke dalam The Shimmer mempunyai masalah pribadi yang menghancurkan diri mereka sendiri ( makanya judulnya Annihilation) The Shimmer membiaskan semua masalah manusia yang masuk, termasuk Lena dan timnya. Ingat kenapa suami Lena bisa pulang? Karena masalah utama sang suami adalah terlalu sering meninggalkan Lena sang istri, berhubung sang suami seorang tentara yang sering mempunyai tugas rahasia. Lalu seorang anggota tim Lena yang mempunyai masalah kelam, gemar menyakiti diri sendiri, nggak punya motivasi sehingga The Shimmer membiaskan masalahnya dan merubah DNAnya menjadi pohon. Rekan Lena yang mati diterkam beruang, masalahnya adalah dia takut mati sendiri. Maka ketika tewas diterkam beruang, serpihan memori terakhir saat minta tolong dibiaskan ke dalam DNA beruang. So jangan heran kenapa itu beruang bisa bisa ngomong "help me" dan terakhir pemimpin tim, Doktor Ventress yang ketika di mercusuar membaur dengan The Shimmer sebab, masalah dia adalah ingin sembuh dari penyakit kanker yang diam-diam dideritanya.
Sementara Lena sendiri masalahnya adalah ia merasa bersalah atas suamianya, sebab Lena selingkuh dengan rekan kerja. Ia merasa punya hutang besar pada suaminya dan bertekad mencari penjelasan apa yang sebenarnya terjadi. Makanya Lena bisa bertahan sampai mercusuar seperti Dokter Ventress. Lalu saat berada di bawah mercusuar dan berhadapan dengan sel inti kanker atau The Shimmer. Darahnya jatuh ke dalam sel inti dan merubah sel inti The Shimmer menjadi duplikat Lena, sehingga duplikat ini bergerak sesuai Lena. Kalau kalian bingung, kenapa duplikat Lena nggak mirip? Sebab sesuai dengan cara kerja The Shimmer yang membiaskan. Jadi sel inti The Shimmer membiaskan DNA dan masalah Lena, yakni dirinya sendiri (sebab ia merasa bersalah karena selingkuh) bahkan, untuk menghancurkan duplikasinya Lena harus mendekatinya bukan melawannya.
The Ending?
Buat kalian yang nggak ngerti perihal ending film Annihilation, biar saya terangkan. Saat Lena membom duplikatnya dan membuatnya terbakar lalu, semua hal dalam The Shimmer ikut terbakar. Kok bisa? Sebab duplikat Lena adalah sel inti The Shimmer, jadi kalau duplikat Lena mati semua dalam The Shimmer pun mati, ingat The Shimmer adalah sebuah kanker.
Pada ending saat Lena memeluk duplikat suaminya dan mata Lena membiaskan cahaya hingga nampak warna-warni seperti duplikat suaminya. Pasti pada mikir kalau itu bukan Lena asli dan Lena asli sudah mati dalam The Shimmer. Jawabnya salah! Perhatikan baik-baik Lena saat diinterograsi, lihat bagaimana tato salah satu anggota timnya, tiba-tiba ada pada tangan kiri. Itu karena DNA sang rekan dibiaskan ke dalam DNA Lena. Dengan kata lain DNA Lena sudah bermutasi bukan duplikasi seperti sang suami (duplikat Lena sudah mati terbakar), makanya saat suami bertanya "are you Lena?" sama sekali nggak dijawab dan langsung saja Lena memeluk. Dengan kata lain Lena sekarang sudah bukan lagi manusia namun, ia tetap dirinya.
Filosofi Kanker
Sejatinya film Annihilation mengambil filosofi kanker. The Shimmer yang berasal dari meteor sama seperti sel kanker yang berasal dari luar tubuh. Lalu beberapa tim yang dikirim, menggambarkan upaya penyembuhan atau kemoterapi dan Tim Lena yang berhasil memusnahkan The Shimmer adalah sebuah pengobatan yang berhasil menyembuhkan kanker. Terakhir Lena dengan mata yang berwarna-warni seperti bukan lagi manusia, menggambarkan pasien kanker yang berhasil sembuh.
Sebenarnya masih banyak detail-detail kecil dari awal film, yang menjadi petunjuk dan kalian harus jeli saat menonton film Annihilation ini. Bukannya membingungkan, film Annihilation ini hanya sedikit sulit dicerna, kalau mau mikir sedikit saja pasti setuju, kenapa Annihilation bisa dapat rating sampai 87% di rotten tomatoes. Konon series novelnya seribu kali lebih baik dari filmnya.
Annihilation adalah novel pertama dari trilogi The Southern Reach
Subscribe to:
Posts (Atom)