Pages
Kebetulan waktu mau pertama kali beli Nintendo Switch saya juga sempat bingung, mau pilih Switch reguler atau Switch Lite? Setelah riset berkepanjangan akhirnya saya memutuskan untuk beli Switch reguler dan kebetulan waktu itu nemu di group Nintendo Switch ada yang jual murah. Nah, setelah beberapa bulan pakai Switch reguler, saya menemukan kalau ternyata Switch Lite yang dulu saya kira nggak asik karena beberapa fitur dipotong ternyata jauh lebih pas dengan saya, kenapa bisa begitu?
Beda Switch reguler dan Lite
Secara keseluruhan perbedaan Switch Lite dengan Switch reguler cuma di dimensi dan fitur saja, Switch Lite lebih kecil dan nggak ada fitur vibrate, joycon nggak bisa dilepas dan nggak bisa maen di TV. Hal ini yang membuat saya menjatuhan pilihan pada Switch reguler. Kelebihan Switch Lite hanya pada daya tahan baterai yang jauh lebih awet, sekalipun nggak punya kapasitas lebih besar dan warna-warna yang lebih colourfull serta tentu saj harga yang lebih murah.
Switch reguler terlalu besar
Setelah saya main dengan Nintendo Switch reguler, ada beberapa hal yang menganggu seperti daya tahan baterai yang nggak bisa lama (saya beli Switch versi awal) dan bentuknya ternyata nggak enak digenggam, menurut saya Switch reguler terlalu besar untuk jadi handheld, belum lagi dengan ukuran yang lebih besar dari tab 7 inch Switch reguler nggak enak dimainkan secara mobile, seperti di dalam kereta atau dimana pun.
Fitur Switch nggak kepake
Terus gimana sama fitur-fitur di Switch reguler yang nggak ada di Switch Lite? Joycon yang nggak bisa dilepas, sama sekali nggak ngaruh karena faktanya saya lebih sering main dengan joycon yang nempel. Vibrate, ini cuma gimmick saja karena, vibrate nggak ngaruh sama serunya main game dan sering saya matikan biar baterai lebih awet.Terus fitur utama bisa main di TV gimana? Ini juga jarang banget kepake karena seringnya justru maen di handheld aja kalau maen di TV pas di rumah aja, lagian nggak mungkin juga bawa-bawa docking.
![]() |
Fitur dock ke TV dan joycon yang ke pisah justru nggak pernah kepake, seringnya main handheld aja. |
Jangan ragu beli Switch Lite
Jadi menurut saya, Switch Lite jauh lebih asik dan pas buat saya. Sayangnya saya malah beli Switch reguler karena memang rencananya Switch reguler ini bakal di CFW sementara Switch Lite untuk main game ori saja. Jadi buat kamu-kamu yang cuma punya duit buat beli Switch Lite nggak usah berkecil hati karena banyak banget fitur di Switch reguler yang nggak kepake.
Akhirnya seri terbaru Pokemon game untuk Nintendo Switch keluar juga empat bulan lalu dan nggak pake mikir saya pun langsung preoder setelah melihat semua trailer gamenya. Namun, setelah empat bulan main dan storynya tamat, saya justru merasa menyesal telah membeli Pokemon Sword and Shield. Kenapa bisa begitu? Karena buat saya Pokemon Sword and Shield adalah seri Pokemon terburuk bahkan lebih garing dari Pokemon X and Y.
Grafis Memukau
Secara grafis Pokemon Sword and Shield nggak perlu diragukan lagi, kualitas grafis Switch memang nggak ada duanya. Semua tampilan pokemon yang biasanya keliatan cell shading di Switch kelihatan realistis banget, termasuk background kota dan wild area. Saya jamin mata kalian nggak bakal bisa berkedip liat grafis Pokemon Sword and Shield. Semua di region Galar kelihatan keren sekaligus indah.
Storyline dan Gameplay Ancur
kelemahan Pokemon Sword and Shield justru ada di faktor paling penting yakni, storyline dan gameplay. Secara storyline Pokemon Sword and Shield ancur abis, sumpah ceritanya garing banget dan ampas. Sekalipun punya lebih banyak gym leader, sama sekali nggak ngebantu nambah keseruan. Bahkan, hal-hal di luar story dan gameplay justru lebih menarik. Tamatin story malah bosen, entah berapa kali saya main dan hampir ketiduran. Justru pas menuhin pokedex dan ngeraid yang seru.
Fitur Baru
Pokemon Sword and Shield bawa beberapa fitur baru seperti, raid dan gigantamax yang sebenarnya nggak baru juga karena ini, cuma versi beda dari mega evolution dan raid malah dicomot dari Pokemon Go. Fitur baru ini juga memaksa saya untuk bisa selalu online, padahal game-game Pokemon sebelumnya online cuma buat battle sama tukeran pokemon saja.
Menurut saya Pokemon Sword and Shield ini sengaja nggak fokus di storyline, malah memaksa para pemainya untuk online. Mungkin Pokemon ke depannya ingin seperti game-game mobile maupun online. Memang seru sih, kalau bisa main sama orang lain via internet tapi, ini kan game console bukan mobile yang harusnya bisa dinikmati secara personal.
Expantion Pack
Ternyata kegaringan Pokemon Sword and Shield ini direspon loh sama Game Freak sebab, mereka sudah ngeluarin expantion pack. Entah ini tak tik atau memang Game Freak, kegerahan di bilang storyline Pokemon Sword and Shield ampas. Tapi ini lebih baik dari pada kudu beli game lagi, biasanya pokemon pasti keluarin versi enchanted seperti Pokemon Platinum dan Emerald atau Ultra Sun dan Ultra Moon dan lumayan sih harganya setengah dari game orisinilnya.
Semoga saja expantion pack yang konon harganya cuma 480 ribuan ini, bisa mengobati garingnya storyline Pokemon Sword and Shield.
Enam tahun yang lalu saya pernah mereview air cooler yang pada waktu itu digunakan untuk kamar kost dan seharga nyaris satu juta rupiah. Memang kemajuan teknologi itu nyata banget ketimbang enam tahun lalu dari air cooler segede kursi sekarang, saya menemukan mini air cooler yang cuma sebesar kotak bekal makan siang dan hanya seharga hanya Rp 120.000 saja.
Produk yang saya temukan di toko daring ini aslinya bernama Artic air cooler fan mini USB. Awalnya sempat curiga, mana mungkin air cooler yang enam tahun lalu saya beli di mall, bisa berubah sampai sekecil ini? Jangan-jangan produk sampah dengan fungsi sama seperti air blower saja. Berhubung harganya juga cincai, ya sudah saya pesan.
Begitu sampai, memang nggak ada ekspetasi apapun karena dilihat dari box, saya yakin kalau produk ini KW. Nggak heran juga sih dengan harga Rp 120.000 manalah mungkin dapat produk Artic air cooler fan mini USB orisinil. Bentuk produknya sih nggak mengecewakanlah, finishing produk berbalut plastik ini bagus banget bahkan, untuk ukuran produk KW harga yang ditawarkan masih terlalu murah. Product guide atau buku manual pun terlihat buram seperti dicetak asal-asalan, tipikal barang made in china.
Sebelumnya saya masukan air segayung penuh ke tangki air yang terletak di atas dan pencet tombol on yang rada-rada mendem ke dalam. (sekali lagi ngarep apa sih dari produk Rp 120.000) Mini air cooler ini punya tiga mode kecepatan dan ketika dirasakan hembusan angin dan hasil evaporated air cooler beda dikit dengan air cooler yang saya beli enam tahun lalu. Anginnya nggak sedingin air cooler yang segede gambreng tapi jelas, nggak bisa disamakan dengan kipas angin biasanya. Lagi pula dengan colokan power USB watt mini air cooler ini sudah pasti jauh lebih kecil, jadi wajarlah nggak bisa sedingin air cooler ukuran reguler. Satu yang patut saya apresiasi adalah dengan air segayung saja, mini air cooler ini mampu bertahan selama dua hari penuh dan memang dinyalakan ketika tidur saja, biar adem so far air di dalam tangkinya berkurang sedikit saja. Sementara dalam box dan product guide disebutkan daya tahan sampai tangki kosong adalah 10 jam.
Mini air cooler ini juga simple banget, nggak ribet seperti air cooler ukuran reguler. Kalau mau dibersihkan tinggal tarik bagian depan dan cuci filternya, bandingkan sama air cooler ukuran reguler, kudu bongkar body buat bersihin bagian dalam. Dengan harga cuma Rp 120.000 saya bilang produk ini worth to buy, apalagi buat kalian yang anak kost dan punya kost kecil nan panas. Dari pada beli kipas angin, masih lebih baik mini air cooler ini. Cuma satu yang belum terjawab yakni, apakah mini air cooler awet seperti air cooler ukuran reguler yang saya beli enam tahun lalu.
Buat saya sih, mini air cooler ini seperti barang kenangan saja, enam tahun lalu beli air cooler seharga 600 ribu lebih karena nggak tahan dengan kamar kost nan panas dan sekarang cukup dengan 120 ribu plus ongkir sudah bisa adem. Ternyata hanya dalam enam tahun saja kemajuan teknologi itu nyata sekali yah walaupun, negara kita selama enam tahun begini-gini saja, cuma nambah jumlah penduduk.
Subscribe to:
Posts (Atom)