3 Hal Penyebab Saya Malas Baca Novel Dari Penulis Wattpad



Hari gini siapa sih yang nggak tahu wattpad, platform buat orang-orang yang gemar nulis dan mamerin karya mereka. Platform ini memungkinkan sebuah cerita untuk bisa dibaca oleh ribuan bahkan sampai jutaan orang. Makanya jangan heran kalau banyak banget penulis wannabe yang masukin karyanya di wattpad, termasuk saya sekitar beberapa tahun lalu mencoba platform ini namun, urung melanjutkan setelah membaca banyak sekali cerita wattpad dari Indonesia. Bahkan sekarang saya jadi rada-rada anti dengan semua novel dengan embel-embel ‘telah dibaca oleh jutaan orang di wattpad’ dan punya prasangka negatif untuk para penulis wattpad. Kok bisa begitu? Ini tiga alasan kenapa saja jadi rada-rada anti dengan novel dari penulis dari wattpad.

1. Kaum Bocil Yang Menulis Semau Gue.
Seperti platform teknologi lainnya, wattpad didominasi oleh kaum millennial dan parahnya hampir 80% adalah abg menengah ke bawah. Kaum millennial di luar SES A dan B ini awalnya menggempur wattpad  dengan beberapa cerita fandom nggak jelas, yang mana aneh buat orang seumuran saya. Selang beberapa tahun trend cerita fandom berubah, menjadi cerita romance yang ditulis “semau gue” contohnya adalah Dear Nathan dan Perfect Husband. Artinya, banyak banget cerita romance wattpad ini yang secara plotingan, logika, tehnik penokohan sampai penulisan amburadul.


Terus kenapa cerita di wattpad bisa dibaca sampai ribuan bahkan jutaan orang? Karena waitpad cuma modal kuota, nggak perlu beli dan tipikal pembaca di wattpad nggak sama seperti mainstream buku novel  (jauh beda). Maka dari itu, jangan heran ketika Dear Nathan dan Perfect Husband yang sampai jutaan kali dibaca dalam platform wattpad, langsung banjir  cacian ketika direlease novel fisiknya.   

Tadi saya bilang abg menengah ke bawah 80% sementara sisanya, adalah orang dewasa dan jangan salah. Om-om gendut bermuka mesum pun banyak yang menyamar di wattpad, melampiaskan fantasi mereka dengan membuat cerita romance. Saya tahu ini karena pernah datang ke sebuah event, dimana para penulis wattpad diundang dan rada shock, begitu lihat yang nulis cerita ini adalah om-om berperut buncit. (Never eva thrust the internet guys)


2.Banyak Tukang Jiplak
Ini juga penyakit penulis wattpad, mungkin buat banyak pembaca wattpad nggak sadar kalau banyak banget cerita yang populer di wattpad adalah jiplakan. Bahkan ada yang sampai dinovelkan loh tapi, saya nggak mau sebut judul. Mereka pikir karena yang baca umumnya abg dan pakai akun anonim, nggak bakal ketauan. Ngejiplaknya juga parah banget, cuma ganti nama sama setingan tempat dan gaya bahasa yang disesuaikan. Mostly yang mereka jiplak ada novel-novel penulis luar dan novel teenlit yang nggak booming, lebih parahnya lagi, ada juga yang plagiat sesama penulis wattpad! Pokoknya kacau dah.

Kalau ditanya seberapa sering saya menemukan cerita plagiat atau jiplakan, jawabnya sering banget dah! Itu wattpad indo banyak banget yang cuma nyadur aja.  Mereka pikir karena di internet nggak bakal ditangkap, padahal plagiat itu sudah masuk ranah hukum loh dan mereka bisa ditangkap pihak berwajib.


3.Penulis Wattpad Nggak Pernah Belajar
Yep, banyak penulis wattpad yang sukses dinovelkan mengulang kesalahan yang sama ketika kembali mengeluarkan karya, masa sudah novel kedua bahkan sampai novel ketiga, masih juga tehnik penulisannya hancur lebur? Saya sih masih mencoba untuk berpikir positif, kalau mereka ini nggak dilatih dengan baik oleh publisher mereka. Sekadar hanya dimanfaatkan, selagi masih punya nama dan follower. Padahal kalau mereka terus mengeluarkan karya seperti itu, sudah pasti ditinggalkan oleh pembaca mainstream dan kembali ke wattpad.


Kita bisa lihat dengan jelas di review di goodreads, mulai dari novel pertama sampai novel ketiga, banyak sekali penulis wattpad yang terus mendapatkan kritikan ketimbang pujian. Ini sebenarnya hanya tinggal menunggu waktu saja sampai, nama mereka tenggelam dengan sendirinya. Lama kelamaan public akan jengah dengan karya amburadul mereka.

Sebagai penulis, harusnya bisa up scale kemampuan jangan melulu menulis tanpa logika dan tehnik penokohan ploting yang amburadul. Kenapa begitu? Sebab, banyak penulis wattpad yang gak tahu diri, merasa telah dibaca jutaan dan bukunya dibeli oleh fansnya berlagak seperti penulis sejati bak Tere Liye atau Dea Lestari maupun novelis mainstreams best seller lainnya. 

Gak tahu diri
Padahal secara kualitas karya saja jauh beda tapi, sudah berani belagu? Kalau disandingkan review Goodreads penulis wattpad dengan novelis mainstreams best seller bagai langit dan bumi! sampai sini mengertikan? Saya gak perlu sebut penulis wattpad yang gak tahu diri dan menganggap selevel dengan novelis terbaik Indonesia. Sampai-sampai ketika ada event dengan novelis mainstreams best seller, kelakuan bocil penulis wattpad geng anak sekolah yang dijadikan series ini, benar-benar di luar nalar. Harusnya sungkem dan belajar nulis yang bener sama senior, malah belaga selevel! Miris gak sih?   

Gak belajar KKBI
Selain bocil dableq gak tahu diri, ada sebuah kisah seorang bocil penulis wattpad yang diundang ke sebuah event dan ditanya, perihal EYD dan tata cara penulisan yang baik dan benar karena, novelnya amburadul. Jawaban si penulis bocil kurang ajar adalah, "Saya emang gak suka baca KKBI atau apapun itu." Demi apa! Mau jadi penulis tapi, gak mau belajar EYD dan KBBI! Ada novelis yang sampai bilang begitu di depan umum! Sumpah pengen salto saja.  

Gila gak sih? Baru nulis di wattpad aja sudah sebelagu itu! Astaga naga, malu dengan novelis beneran lainnya yang punya kualitas. Dalam dunia penulisan sendiri bocah-bocah ini sebenarnya gak pernah dianggap cuma dijadikan mesin duit saja. Andai kalian tahu bagaimana kelakuan bocil-bocil nolep gak tahu diri ini, pasti seperti saya yang ingin merobek buku KKBI terus disumpal ke mulut mereka.

Contoh Yang Baik Dari Wattpad
Saya ambil contoh Valerie Patkar yang dipinang oleh Gramedia, dari semua novel wattpad menurut saya hanya Claires dari Valerie Patkar yang secara tehnik penulisan layak untuk terbit. Bukan tanpa alasan sebab, Gramedia nggak seperti publisher lain, yang cuma ambil mentah naskah dari wattpad. Gramedia merombak Claires sedemikian rupa agar worth to read bagi pembaca mainstream.

Baca Juga : Penulis Wattpad Mati Kutu Saat Webinar

Selain itu, nampaknya Valerie Patkar pun banyak dapat gemblengan dari Gramedia sebab karya keduanya Nonversation, punya kualitas yang lebih baik dari Claire. Sementara penulis wattpad lain Cuma covernya saja yang bagus, dengan gambar cowok selebgram ganteng yang diubah jadi kartun.
Oh iya, ngomongin soal cover para penulis wattpad ini, kenapa banyak banget dah selebgram yang dibajak buat dijadiin cover?

Malas Baca Novel Dari Penulis Wattpad
Jadi itu 3 hal, yang bikin saya males banget baca novel dari penulis wattpad. Apa lagi kalau di covernya udah ada embel-embel ‘telah dibaca berjuta-juta’ belum lagi novel dari penulis wattpad ini, harga lebih tinggi ketimbang novel dari penulis yang sudah lama malang melintang bahkan, sekarang banyak yang pakai sistem preorder tanpa melewati toko buku. Parahnya lagi ketika dilabeli best seller, saya nggak bisa track kualitas novel dari penulis wattpad ini sebab, nggak ada rating goodreadsnya? Sekali lagi, saya mencoba berpikir positif, kalau para pembaca novel dari penulis wattpad ini adalah fans mereka di wattpad bukan, pembaca mainstream yang sudah pasti punya akun goodeads dan nggak sabar buat kasih ratings ama review di goodreads.

 Wattpad Block Semua Negatif Keyword 
Hampir saja saya lupa, kalau wattpad ini punya tim digital marketing yang ok banget, karena mereka bisa memblock google dari banyak kata negatif. Kalau kalian cari cerita wattpad jelek atau cerita wattpad sampah, niscaya nggak bakal nemu sebab, memang mereka jelas sekali memblock semua negatif keyword bahkan pencarian dengan keyoword cerita wattpad plagiat yang muncul paling atas malah cerita wattpad yang memang judulnya plagiat sementara, semua berita dan tulisan mengenai plagiat digeser ke page 2 atau 3 google.

Sekalipun Wattpad banyak negatifnya tapi, harus diakui bagi penulis amatir Wattpad adalah platform promosi yang jitu bahkan, banyak publisher yang menjadikan Wattpad sebagai test market. Maksudnya banyak penulis yang disuruh untuk menjajal naskah mereka di Wattpad.  Hal inilah yang membuat saya sendiri malah punya Wattpad karena, memang disuruh oleh publisher untuk test market di situ. Jadi memang gak melulu karya Wattpad amburadul, walaupun sebagian besar memang begitu dan terbukti saat sudah launching lalu di review oleh rakyat Goodreads. 


Lantas bagaimana melihat karya Wattpad yang bagus? Simpel saja kalau sudah launching bukunya silahkan melipir ke Goodreads karena, rakyat Goodreads tidak akan pernah berbohong dalam memberikan bintang review. Sekalipun, penulis Wattpad memerintahkan fans untuk nulis review di Goodreads. Kita bisa dengan mudah melihat mana review asli dari avid readers dan bukan, tinggal cek profilenya saja. 


NET TV Bangkrut! Apa Kabar TVRI?

Sebelumnya saya sudah pernah menulis tentang kabar PHK NET TV dan bagaimana saya pernah berada di lingkungan  televisi dengan manajemen dinausaurus sehingga terjadi PHK untuk departemen entertaiment. Berita  NET TV ini pun tiba-tiba mengingatkan saya terhadap salah satu tv di Indonesia yang performanya acak kadut namun, simsalabim nggak pernah ada pemangkasan karyawan alias PHK. Yeah i know punya negara, mana mungkin ada pecat pecut tapi kalau nggak guna, bukannya lebih baik dirumahkan dari pada jadi beban negara secara gaji mereka pun dari APBN loh.



Siapa sih yang nggak kenal dengan TVRI tapi siapa juga yang nonton TVRI? Media milik pemerintah ini semenjak zaman reformasi gaung semakin tenggelam bahkan, boleh dibilang mati suri. Keadaan TVRI mirip sekali dengan PT POS dimana sekumpulan ve-en-es yang nggak bisa dipecat, malas untuk mengikuti perkembangan zaman.

TVRI meskipun sudah disokong oleh pemerintah tetap saja tertinggal dalam segala hal. Para ve-en-es yang harusnya jadi orang kreatif malah nggak mau berubah dan asik dengan kesantaiannya. Ketika semua orang jelas-jelas meninggalkan channel TVRI bahkan, sudah nggak perlu ada channel TVRI di televisinya, tetap saja tv tertua di Indonesia ini tak bergeming sampai  pada tahun 2017 barulah terjadi perubahan.

Jauh sekali dengan NET TV dalam tujuh tahun sudah harus berbenah demi efesiensi, sekarang sedang menggodok strategi demi kelangsungan perusahaan.

Urusan Dengan TVRI

Tahun 2018 lalu, saya pernah berurusan dengan TVRI untuk sebuah acara, maklum waktu itu ada program pemerintah yang butuh media. Waktu pertama kali datang ke TVRI pusat di senayan rada-rada kaget, soalnya mirip banget sama kantor kelurahan. Sumpah sepi banget dan nggak ada aura perusahaan televisi getuh. Saya juga jarang-jarang lihat anak muda yang notabenenya mayoritas pekerja televisi, bahkan produser untuk program yang berurusan dengan saya terlihat seperti kakek-kakek.

Sebagian besar waktu saya di TVRI senayan, dihabiskan dengan berkeliling karena tempatnya besar sekali tapi, banyak banget ruangan kosong atau ruangan yang nggak terpakai, berisikan peralatan broadcast dari zaman Soeharto. Beneran dah, TVRI di senayan nggak ada modernnya. Setelah program tayang, saya kontak produser yang bersangkutan untuk copy dalam bentuk dvd dan kena charge 250 ribu! OMG masa bayar? Dulu saya jadi creative officer kalau ada narsum yang butuh copy tayang, tinggal burn di dvd dan kirim nggak perlu bayar apalagi sampai 250 rebu! Najong dah.

TVRI Mencoba Berubah

Bukan berarti TVRI nggak mencoba bangkit loh, sejak 2017 mereka menghire konsultan untuk rebranding dan nggak main-main, mereka sampai rekrut Helmy Yahyah sebagai head LPP. Ini kabar gembira sekaligus bingung karena untuk maju saja sampai harus rekrut orang luar, terus yang selama ini di dalam ngapain? Helmy Yahya pun lebih memilih untuk membawa berbagai talenta dari luar seperti Gilang Dirga dan Tina Talisa dari pada memberdayakan human resource yang sudah ada.

Sekarang kita bisa lihat ada perubahan, mulai dari logo baru sampai susunan acara yang nggak jadul lagi, sekarang berbagai dokumenter bermutu bisa kita lihat di TVRI bahkan liga Inggris pun nongol loh di TVRI. Aplikasi TVRI klik pun sudah ada di google play bagi generasi millennial yang mau nonton kapan pun dan dimana pun. Sekali lagi untuk membuat berbagai perubahan ini, harus bawa orang luar loh dan yang di dalam selama ini ngapain?

Kebetulan salah satu konsultan yang dihire untuk project rebranding TVRI adalah mantan head saya di tempat dulu dan menurut kabar, sebenarnya hal tersulit dari rebranding TVRI adalah para karyawan negara itu sendiri,  mereka sulit diupgrade dan nggak mau berberubah dari kenyaman ala ve-en-es. Padahal ini media loh yang notabenenya harus selalu mengikuti perkembangan zaman.

Berikut Foto-Foto di TVRI Senayan


Kalau mau nostalgia ke zaman 90'an datang saja ke TVRI Senayan, bisa sekalian shooting film horror loh.

Jadi?

Kebayang kalau NET TV dengan acara-acara bermutunya disokong oleh pemerintah, dari pada menyokong sekumpulan orang yang jelas-jelas nggak mau upgrade dan cuma pengen santai. PHK terhadap pekerja kreatif yang benar-benar mau kerja mungkin bisa dihindari dan, kita bisa punya televisi nasional yang benar-benar efektif dalam menjadi media umum untuk masyarakat luas. Bahkan kalau perlu dimerge saja NET dengan TVRI, dengan jangkauan TVRI dan acara bermutu NET saya yakin Indonesia bisa punya channel nasional yang bermutu. Yeah i know, pasti pada bilang NET kan swasta sedangkan TVRI punya negara. Hello! Hari gene, demi sebuah kemajuan apa sih yang nggak mungkin?
  
Baca Juga : Tentang PHK NET TV

Review Advan Vandroid i Lite i7U Tab Murah dan Lumayan

Review Advan i Lite i7U/Ram 2GB/OS Nougat/Memory 16GB/Harga Rp 900.000 - Bagaimana sudah kapok pakai gadget dari brand Advan? Saya sudah dua kali pakai brand Advan yakni tab dan handphone, dua-dua ancur abis! Sampai saya pun jadi pesimis sekali dengan brand lokal ini. Selang beberapa tahun kemudian saya mencoba mencicipi tab 7 inch Advan Vandroid i Lite i7U, sebuah tab android kelas bahwa yang bisa ditebus hanya dengan harga 1 juta saja. Nggak ada ekspetasi apapun karena saya hanya butuh Advan Vandroid i Lite i7U ini  untuk baca ebook dan nonton dikala senggang namun, setelah satu minggu pemakaian ternyata baru sadar kalau Advan sekarang berbeda dengan advan dulu loh.



Build In Material dan Design

Dari segi design nggak ada yang bisa dibanggakan karena, designnya sama saja dengan tab Advan yang lain, design cover bagian belakang yang diclaim terlihat mewah pun menurut saya biasa saja. Overall kelihatan banget kalau tab ini mumer dan luas 7 inch sama sekali nggak terasa, malah Advan Vandroid i Lite i7U masuk kategori compact size. Ya ilah kan ini versi i Lite, jadi enak banget bisa masuk tas pinggang dan masih bisa dipegang dengan satu tangan, kalau nonton di kereta pun nggak ribet.

Sayangnya material Advan Vandroid i Lite i7U ini plastik murah dan ringkih, saking ringkihnya, kita bisa dengan mudah patahin. Kalau jatuh pun saya jamin komponen di dalamnya bakal bermasalah karena kerasa banget nggak solid. Tapi finishingnya rapi dan cakep banget. 

Layar, Hardware dan Software 

Layar 7 inch dengan 1021 x 600 ini memang ala kadarnya, warna cenderung soft dan nggak pup up. Kalau nonton bluray juga kerasa banget warnanya pudar, parahnya layar Advan Vandroid i Lite i7U ini memantulkan bayangan dan ini ganggu banget kalau lagi nonton film. selain itu, touchscreen rada aneh karena untuk beberapa aplikasi seperti instagram, sepertinya over sensitif tapi aplikasi lain berjalan normal? Dan nggak ada sensor light jadi brightness nggak bisa otomatis kudu diset manual.


Silahkan perhatikan atutu benchmark dengan torehan score hanya 35486 memang nggak bisa diharapkan untuk main game berat. Score segini juga sama dengan handphone android low class namun, OS 7.0 memang jadi penolong buat Advan Vandroid iLite i7U.

Dari segi hardware Advan Vandroid i Lite i7U sudah dipersenjatai RAM 2GB ini salah satu alasan saya membeli Advan Vandroid i Lite i7U dengan CPU sc9850k alias spreadtrum CPU kelas bawah sodara-sodara tapi corenya sudah 4 loh. Jadi  Advan Vandroid i Lite i7U nggak bisa dipakai maen game berat PUBG kalau Mobile Legend masih ok, itu pun setingan grafis low. Waktu atutu 3D pun Advan Vandroid i Lite i7U terlihat ngadat. 

Untuk softwarenya Advan Vandroid i Lite i7U sudah android 7.0 (32 bit) tanpa sensor apapun! Nggak ada acceleration sensor, game rotation vector, gyroscope sensor, light sensor semuanya nihil. 

Perfoma sih ok banget, saya nggak pernah nemu aplikasi yang ngadat atau lag semua lancar jaya, sekalipun sudah di instal berbagai apliaksi RAM dalam kondisi default hanya terpakai 780MB saja. Kecuali seperti saya sebutkan di atas, main game berat langsung yassalam Advan Vandroid iLite i7U ini. Tapi, untuk kebutuhan sehari-hari sama sekali nggak ada kendala.   


Fitur

Advan Vandroid i Lite i7U sebenarnya sudah punya face id tapi saya nggak pernah pake dan sudah 4G LTE untuk dua simcard. ROM 16GB dan bisa ditambah dengan sd card. Selain itu Advan Vandroid i Lite i7U juga punya speedup, semacam clear cache untuk clean aplikasi yang tengah berjalan di background dan secara otomatis bakal matiin aplikasi yang kebuka tapi nggak kepakai. Ini alasan kenapa Advan Vandroid i Lite i7U lancar nggak pake lag.

Camera

Advan Vandroid i Lite i7U ini pun punya dua camera 5Mp di depan dan di belakang, sayangnya kualitasnya parah banget tipikal android murah, fotonya whiteish atau brightnya over banget jadi kek putih dan silau getuh. Buat yang suka selfi sukaesih, Advan Vandroid i Lite i7U sangat tidak disarankan.


Perhatikan kualitas foto Advan Vandroid i Lite i7U ini, sekalipun sudah outdoor dengan cahaya maksimal masih juga nggak ciamik. Fokus blur dan brightnessnya over banget.

Baterai

Baterai hanya 2500maH tapi awet banget, dipakai nonton bluray 2 jam pun masih sanggup tanpa ngecash seharian kalau internetan memang tergantung jaringan, pakai wifi Advan Vandroid i Lite i7U baterainya awet tapi kalau pakai jaringan 4G standar, setengah hari kita harus sudah cash lagi.

Overall 

Overall saya puas dengan performa Advan Vandroid i Lite i7U ini, karena nggak ada lag ataupun lemot, multitasking lancar dan  baterai pun awet. Untuk download pekerjaan dari Trello dan Google Drive no problem, pakai microsoft office nggak ada kendala, bentuknya pun compact bisa dipakai kapanpun dan dimanapun. Sementara untuk minus nggak bisa dipakai game berat, bukan masalah karena saya nggak main game. Terus nggak ada sensor apapun juga nggak begitu berarti sih, kalau untuk kamera yang bapuk, nggak kepakai juga di tab.

Advan Vandroid i Lite i7U ini juga kemajuan banget buat brand Advan, biasanya kualitas brand ini kacau banget, lemot dan banyak bugs belum lagi dulu tab sama smartphone Advan suka dipasang apllikasi bloatware yang nggak penting sementara di Advan Vandroid iLite i7U, malah bersih banget nggak banyak apps sampah.

Tentang PHK NET TV : Saat Konten Bermutu Tak Laku

Lagi ramai banget nih, perihal NET yang sedang kesulitan financial dan mau PHK karyawannya. Menurut info mengapa NET TV ini kurang sukses dikarena idealisme mereka, seperti nggak mau pasang iklan selama 3 menit dan terlalu hura-hura saat ultah. Tahukah ultah NET TV seperti apa? Artisnya pasti dari luar negeri. Banyak juga yang bilang acaranya segemented untuk menengah ke atas sementara orang menengah ke atas sudah nggak nonton tv lagi, mereka ada di platform digital.

kenapa net tv bangkrut

Terlepas dari alasan sesungguhnya, saya mempunyai pengalaman yang sama seperti para karyawan NET TV ini. Dulu pun saya bekerja pasa sebuah tv yang memproduksi tayangan bukan untuk menengah ke bawah, saya membuat documentary berkualitas international sekelas BBC dan national geographic bahkan bule-bule yang waktu itu nonton saja takjub. Sebelas dua belas dengan NET TV tempat dulu saya bekerja pun memPHK karyawannya, untungnya saya sudah nggak di sana waktu itu.

Kegagalan finansial tv tempat saya bekerja dulu dikarenakan manajemen dinausaurus, dimana orang-orang dengan mindset cetak mengurus layar kaca dan lebih parahnya dahulu mereka sudah pernah gagal dengan TV7 kemudian gagal kembali di bidang yang sama? Terperosok di lubang yang sama tapi nggak pernah belajar. 

Konten-konten berkualitas seakan nggak mampu menarik minat pengiklan? Saat itu pihak manajemen yang terbiasa menjual slot kertas koran, memang nggak ngerti cara jualan di tv belum lagi manajemen dinausaurus yang nggak ngeh pentingnya untuk memperluas jaringan. Sampai waktu itu channel spacetoon nggak jadi dibeli, lebih parah channel anteve pun nggak mau padahal sudah ditawarkan sebelum akhirnya menjadi TVONE.

Beban produksi yang tinggi membuat manajemen dinausaurus, berusaha menyelamatkan perusahaan dengan berubah menjadi tv berita karena produksi akan jauh lebih murah namun itu pun belum cukup. Akhirnya semua divisi intertainment di-PHK dan hanya tersisa divisi news and documentary yang memang benaung di bawah dua PT yang berbeda.

Konten Berkelas Nggak Laku?
Siapa bilang konten berkelas nggak laku? Yang salah cuma cara kita menjualnya dan tempat kita menjualnya. Ibarat kata jual Versace di tanah abang yang kebanyakan pembelinya adalah ibu-ibu BPJS. Tentu ibu-ibu BPJS nggak bakal mau beli Versace sekalipun mereka punya duit, mana ngerti mereka sama merk Versace. Sama halnya seperti tv dimana yang nongkrong adalah kalangan menengah ke bawah, dikasih tonton high class yah remuklah, otak dan IQ mereka.

Lebih Bangga Bikin Konten Berkelas Dari Pada Alay
 saya merasa bangga dan puas karena pernah membuat program tv berkualitas tinggi dari pada program tv sukses tapi, sampah! Seperti Dahsyat dan kawan-kawannya, sama sekali nggak ngerti apa yang harus dibanggakan sama program-program seperti itu?
Baca Juga : NET TV Bangkrut Apa Kabar TVRI?
Baca Juga : Matinya Kreatifitas di Dunia TV
Baca Juga : Ekploitasi Kemiskinan Lewat Acara Mikrofon Pelunas Hutang

Review Freeman Gel Mask and Scrub/ Antara Masker dan Scrub

Pas lagi cari pembersih wajah buat laki di toko daring, nggak sengaja nemu satu merk yang menurut saya kurang familiar dan setelah riset ternyata ini merk dari luar dan sudah ada semenjak 1976. Freeman sendiri ternyata merupakan pemain baru di Indonesia dan mostly ada karena di bawa oleh para reseller dari luar negeri. Jadi the mask experts since 1976 ini belum resmi launching di Indonesia. Setelah riset berkepanjangan akhrnya saya memutuskan untuk menjatuh pilihan pada Freeman polishing charchoal and black sugar/ gel mask and scrub, set dah Panjang bener nama ini produk.

Review Freeman Gel Mask and Scrub

Kalau dari packegingnya sih biasa saja, bentuk tube besar 175 ml dan yang bikin saya rada-rada gimana adalah harganya yang lumayan murah untuk sebuah produk dai luar negeri.  Kemungkinan besar karena belum resmi, harga produk Freeman ini bisa murah seperti halnya handphone BM.

Begitu produknya sampai dan saya lihat lumayan bikin bingung juga sebab, Freeman polishing charchoal and black sugar/ gel mask and scrub nggak seperti pembersih wajah kebanyakan yang pernah saya pakai. Bentuknya gel dengan arang hitam plus ada butiran gula, yep! Ada butiran gula yang gede-gede. Cara pemakaian seperti mask tinggal dioles di wajah saya dan awalnya saya kira, akan jadi keras seperti mask lainnya tapi polishing charchoal and black sugar/ gel mask and scrub ini nggak sama sekali! Jadi setelah 5-7 menit harus cuci muka seperti pakai scrub.

Pemakaian
Saat dioleskan ke wajah ada sensasi panas getuh dan kalau kena jerawat juga rada panas gimana getuh tapi, untungnya cuma sementara saja karena setelah satu menit sensasi panasnya menghilang, termasuk daerah yang ada jerawatnya. Nah, butiran gulanya yang menurut saya berfungsi sebagai scrub nggak begitu cocok buat kulit sensitive dan ditakutan gampang bikin breakout atau iritasi.
Untuk hasilnya ternyata bagus banget, awalnya dengan begitu banyak bahan dan gula scrub, kulit bakalan kering kerontang dan kasar kek pake Biore getuh tapi Freeman ini beda karena kulitnya jadi moist gimana getuh, terus ada efek kencangnya juga seperti setelah pakai mask.

Review Freeman Gel Mask and Scrub

Freeman polishing charchoal and black sugar/ gel mask and scrub ini, bisa disebut masker all in one. Buat detox, exfoliat, cleaner tapi menurut saya, Freeman polishing charchoal and black sugar/ gel mask and scrub termasuk heavy product for skin. Entah kenapa saya merasa Freeman polishing charchoal and black sugar/ gel mask and scrub jauh lebih cocok untuk pemakaian dalam keadaan berat saja, habis kerja rodi di luar, abis dari rig pengeboran tambang, abis keluar hutan kalau sekadar bersihin muka setiap hari, kaya kasihan kulitnya kena gula scrub terus.       
  
Review Freeman Gel Mask and Scrub



Kenapa Film Terlalu Tampan Nggak Laku?

Jadi saya baru lihat film Terlalu Tampan di Iflix dan to be honest, film ini melebihi ekspetasi saya bahkan boleh dibilang dari semua film lokal di tahun 2019 ini cuma Terlalu Tampan yang bisa saya nikmati selebihnya pengen muntah. Mulai dari cinematografi, acting pemain dan segala rupanya mengingatkan pada film-film remaja Thailand walaupun, dari segi plot dan storyline memang kedodoran tapi harus diingat, Terlalu Tampan ini adaptasi komik bukan novel dan kalau kalian baca sendiri komik Terlalu Tampan di Line, menurut saya adaptasinya sudah baik. 

Sayang seribu sayang jumlah penonton Terlalu Tampan ini nggak terlalu menggembirakan bahkan, kalau nggak salah kurang dari 500 ribu orang, yang dimana angka segitu untuk big budget film adalah sangat mengecewakan dan saya sendiri punya beberapa alasan namun, ini murni sunjektif saya sebagai seorang pecinta film.

terlalu tampan nggak laku

Marketing Yang Salah
Waktu pertama kali keluar saya susah banget ngajak orang buat nonton Terlalu Tampan sebab, banyak yang bilang kalau Terlalu Tampan film bocah. Padahal film Dilan 1991 juga film bocah bukan? Dari trailer sampai iklan yang terlalu ditujukan buat kaum abg ini, bikin penonton di luar target market males nonton sekalipun cuma iseng. Ujungnya baru nyesel nggak ke bioskop pas lihat di Iflix 

Promo film ini juga menurut nggak kenceng dan wah, saya merasa production housenya terlalu yakin dengan  embel-embel based on famous webtoon, mungkin dikira Terlalu Tampan ini bakal booming sendiri karena sudah terkenal di webtoon makanya nggak butuh promo dan marketing yang out of the box. 

Saya juga benar-benar bingung dengan marketing dan promo Terlalu Tampan ini sebab, dia nggak menyasar penonton di luar target market tapi kenapa semua review dari orang-orang di luar target market? Saya sama sekali nggak lihat para pembaca webtoon kasih review, kalau di googling semua review dari orang-orang berumur? Kalau begini gimana mau viral? Kenapa fans webtoon nggak dikasih tiket gratis dan disuruh bikin review di sosial media mereka, dari pada ngundang media dan yang dateng wartawan berumur 30 ke atas yang bahkan belum pernah baca webtoon?

Storyline Yang Kedodoran
Salah satu faktor utama yang membuat Terlalu Tampan kurang laku adalah storyline yang kedodoran dan dipaksakan banget untuk bisa hampir dua jam. Padahal untuk sebuah film remaja komedi, apa lagi adaptasi komik, durasi sepanjang itu menjemukan terlebih, premis Terlalu Tampan sendiri simple namun seolah dari novel 400 halaman lebih. Kalau memang ingin memasukan semua unsur dari komiknya kenapa nggak dibuat jadi dua film dari pada maksa hampir dua jam.

Nikita Willy Dan Geng Sinetron
Hemm, kenapa juga Nikita Willy dkk jadi alasan film Terlalu Tampan kurang laku? Sebenarnya saya juga heran Nikita Willy mau sebagai peran pembantu karena, biasanya dia jadi peran utama dengan film-film you knowlah. Menurut saya  Nikita Willy sebagai Amanda salah besar, fans Nikita sudah pasti alay dari sinetron dan mereka nggak baca webtoon. Lagi pula penggemar Nikita yang biasa nonton sinetron, mana bisa di kasih film  seperti Terlalu Tampan!

Hal ini juga berlaku untuk Ari Irham dan kawan-kawan, nggak ngerti kenapa maksa banget pakai pemain sinetron? Soalnya 8 juta orang yang baca komik Terlalu Tampan di webtoon, bukan tipe yang nonton sinetron, mereka gen millenial internet jadi, lebih baik seorang selebgram atau youtubers.  Hal ini berimbas pada malesnya para pengemar webtoon Terlalu Tampan, sudah mukanya jauh dari pada komik (kecuali Iis Dahlia) isinya geng sinetron pula.  

Sayang banget film sebagus ini kurang diapresiasi, malah kalah sama film sampah semacam Dreadout dan Kuntilanak bahkan Preman Pensiun pun sanggup tembus satu juta penonton. 


Review Film After Sama Bapuknya Dengan Dear Nathan

Kalau baca judulnya, pasti kalian semua pada bingung mengapa film After ini saya sandingkan dengan film lokal Dear Nathan? Sebab, film After ini seperti Dear Nathan sama-sama berasal dari wattpad. Begitu pula dengan kualitasnya baik buku maupun film, After karya Anna Todd yang populer di wattpad ini mengalami hal serupa dengan Dear Nathan karya Erisca Febriani, begitu keduanya dibukukan langsung banjir hujatan saat di review. Mayoritas pembaca buku langsung memberikan bintang satu di goodreads dan dianggap sebagai karya mentah yang nggak layak untuk dibukukan. Bahkan, alur cerita dan premis After sama dengan Dear Nathan, entah ini kebetulan atau bukan, sekalipun banyak pihak yang mengklaim bahwa After merupakan karya fan fiction Anna Todd untuk Harry Styles. Setali tiga uang dengan bukunya, After pun mengalami banyak caci maki bahkan sampai nggak laku di negara asalnya sementara, Dear Nathan masih beruntung dengan 800 ribu penonton.

Review Film After Indonesia

Storyline Dengan Hamparan Plot Hole
Setengah jam pertama After masih bisa saya nikmati, kisah Tessa gadis dari kampung nan lugu datang ke kota buat kuliah terus ketemu sama fuckboi bernama Hardin. Secara produksi After ini tergolong amat sangat baik namun, dari segi storyline saya langsung tepok jidat karena banyak banget plot hole di film After ini, belum lagi ceritanya langsung drop setelah setengah jam pertama. 

Begitu adegan dimana pacar Tessa datang dan mereka datang ke party di hutan, mulai kerasa janggalnya. Sebab, pacar Tessa yang masih SMU langsung diberi coke bukan bir dengan alasan dia masih di bawah umur. Terus semua orang di party itu tahu dari mana? Pacar Tessa masih SMU, secara dia baru pertama kali begaol ke kampus Tessa.

Masih di scene party tengah hutan, ketika adegan kiss and blow dan Tessa dipaksa buat ciuman tetiba Hardin ngamuk padahal ada pacar Tessa disitu. Ini apaan sih? Janggal dan kerasa maksa banget, saya sampai geleng-geleng. Setelah itu Tessa diminta tolong buat tenangin Hardin yang ujug-ujug ngamuk di rumahnya. Saya di sini pengen nabok si Hardin dah, soalnya adegan pas dia lepasin botol Jack Daniel terus jatoh dan hancur berkeping-keping. Anying! Kalian semua pernah mabok nggak sih? Botol Jack Daniel itu tebal banget, nggak mungkin cuma lepas dari tangan dalam keadaan duduk terus hancur berkeping-keping, itu botol kudu dibanting atau digiles traktor keleus! Terus gobloknya si Tessa malah mulung itu serpihan botol Jack Daniels pake tangan kosong, set dah! Pake logika napa? Dipikir mau maen debus kali. Lagian ngapain mulung beling botol Jack Daniels, faedahnya apa?

Selanjutnya ketika Tessa kepergok sama emaknya pas lagi wik-wik di kamar asrama, mereka berdua terus ribut di bawah tangga. Emak sama anak ribut ini, benar-benar nggak kerasa seperti cuma adegan tambalan aja padahal inikan salah satu klimak konflik. 

Ending Dengan Anti Klimak
Ending film After ini juga bapuknya minta ampun dah, ternyata rahasia kelam si Hardin cuma taruhan truth or dare dong! Mana si Hardin cuma dipaksa sama temen buat jujur, buset dah! Si anying, saya pikir Hardin jadi fuckboi punya masa lalu yang kelam atau rahasia apa getuh. Terus kalau benci sama bokapnya, ngapain juga ikut bokap? Mending tinggal sama nyokap sekalipun kismin di London. Terus emak tirinya kenapa punya anak kulit item dah? Sumpah saya pengen nabok yang bikin.

Karya Mirip, Penulis Bentuknya Mirip
Memang kualitas wattpad itu cuma bisa menyenangkan kaum abg yang nggak punya duit beli buku dan nongkrong di wattpad. Film After ini sumpah mirip banget Dear Nathan dari premis sampai alur, sudah begitu saya penasaran dengan sosok Anna todd, and you know what? Ternyata bukan cuma karya saja yang sama karena, Anna Todd mirip sama Erisca Febriani. Sepertinya tipikal perempuan seperti ini memang rajin ngayal perihal hubungan super hot sama fuckboi yang supah dupah good looking.