Pages
Bukan hanya di infotaiment semata saja namun juga diberbagai belahan berita online, nama Risty Tagor dan Stuart Collin kerap mencuri headline. Bukan tanpa sebab pasangan ini bisa wara-wiri dijagad pemberitaan, semuanya kerap mengulas kawin kilat Tagor dan Collins, kok bisa kawin terus cerai sebegitu cepetnya?
Untungnya warga ibu kota yang kepo jelita, rajin sesumbar diberbagai forum, jadi bisa dengan mudah mengikuti asal muasal star wars Tagor dengan Collins. Permasalahan keduanya sebenarnya cukup simple kok, yang satu mendambakan istri cantik soleha maha sempurna, sementara yang satu lagi mendambakan suami ganteng nan tajir maha sempurna. Sayangnya kedua belah pihak jauh dari kata sempurna, jadi begitu ketahuan aslinya kagetlah mereka berdua dan berimbas pada perceraian.
Banyak yang bilang Risty Tagor itu kerdus aka kerudung dusta, hijabers tapi gold digger? Konon berdasarkan kabar angin warga ibu kota, Jeung Risty yang notabenenya seorang janda kembang. Memang termasuk golongan perempuan Indonesia tipikal, yang mengharapkan lelaki hanya dari seberapa dalam dompetnya. Ini pula salah satu alasan mengapa suami pertamanya Bawel bercerai karena tidak kuat dompet untuk memenuhi kebutuhan Risty. Bahkan Stuart dituntut untuk memberikan pernikahan mewah, sampai-sampai bule depok ini tekor sebesar 300 juta lebih. Ini belum termasuk tuntutan setelah menikah seperti rumah etc. Dari sinilah angin ribut mulai berhembus, merasa Stuart tidak mampu lagi memenuhi semua angan dan harapan, Risty mulai berulah dengan banyak memulai keributan dan berujung pada perginya Stuart.
Bagi warga Bandung dan sekitarnya pasti sudah tidak asing lagi dengan sebuah bangunan heritage di daerah lembang atau lebih tepatnya di kawasan universitas pendidikan bandung (UPI). Bangunan bernama villa Isola ini dibangun pada Oktober 1932 dan selesai pada Maret 1933, relatif cepat untuk sebuah bangunan megah. Tapi sedikit orang tahu siapa pemilik villa Isola ini dan kisah tragis yang dialaminya.
Dari ayah seorang Italia dan ibu seorang Jawa, Dominique Willem Barretty yang lahir pada 20 November 1890 memiliki paras di atas pria pribumi rata-rata. Berkat statusnya sebagai anak inlander atau asing, Dominique mampu mengeyam pendidikan tinggi, yang pada akhirnya mengantarkan pria tampan ini menjadi karyawan PTT (Post Telecom En Telegraaf) serta koran Java Bode, kendati pernah bekerja di dua perusahaan media besar. Dominique yang cerdas ini tidak puas, berbekal uang pinjaman, pria ini membuka perusahaan telekomunikasi telegaf sendiri pada tahun 1917. Mengusung nama ANETA (Algemeen Nieuwsen En Telegraaf Agenschap), Dominique secara tidak terduga mampu memonopoli industri telekomunikasi telegaf.
The Great Gatsby Dari Batavia
Kesuksesan Dominique tidak luput dari pribadinya yang glamour dan sosialita, kalau anda pernah lihat film The Great Gatsby maka seperti itulah kehidupan Dominique. Ia adalah sebuah pribadi yang memukau sekaligus berantakan dan tidak terkendali. Bahkan kehidupan pribadi Dominique tidak pernah lepas dari sorotan publik. Tercatat ia pernah menikah sebanyak enam kali dan menghamili beberapa wanita.
Personalitas Dominique Barretty memang tidak perlu diragukan lagi, bahkan menjadi awal kesuksesannya. Keluwesannya bergaul membuat dirnya mampu mendapatkan kontrak spionase dengan Jepang, konon nilai kontrak spionase ini sebesar 500.000 Gulden. Hal ini membuat gubernur Belanda saat itu B.C De Jonge tidak senang dengan Barretty.
Sialnya pada tahun 1934 atau lebih tepatnya pada perjamuan malam Natal, Dominique Barretty yang tampan, sukses mendapatkan perhatian anak perempuan B.C De Jonge. Sontak sang gubernur bukan lagi tidak suka namun murka, dengan pria paling terkenal di tahun 30-an ini. Tentunya hubungan antara anak perempuan De Jonge menjadi keuntungan tersendiri bagi Dominique, konon banyak rahasia Belanda yang bocor ke Jepang ketika Dominique berhubungan dengan anak De Jonge di atas ranjang.
Kematian Dan Komspirasi
Pada Tahun 1934 pula ANETA mendapat pukulan telak dari dunia bisnis telekomunikasi yang berubah haluan dari telegaf ke telepon nirkabel. Kondisi ini membuat Dominique harus mencari investor baru dan ia pun pergi menuju Belanda. Desember 1934 setelah bertemu dengan para investor yang berniat membeli ANETA, Dominique pulang menggunakan pesawat DC 2 "uiver" dalam sebuah penerbangan reguler Amsterdam - Batavia. Penerbangan ini memuat empat awak dan tiga penumpang termasuk Dominique serta kargo 350kg surat. Na'as the great gatsby dari Batavia tidak pernah kembali menginjakkan kakinya di Batavia, sebab 20 Desember 1934 pesawat DC 2 "uiver" jatuh di Syria dekat perbatasan Irak.
Laporan resmi menyebutkan DC 2 "uiver" jatuh karena tersambar petir namun desas-desus yang santer beredar menyebutkan bahkan pesawat malang tersebut ditembak. Konon gubernur B.C De Jonge adalah otak dibelakang jatuhnya pesawat Dominique, ia sengaja berkonspirasi menghilangkan nyawa the great gatsby dari Batavia. Mengorbankan satu pesawat dengan empat buah awaknya, membuktikan bahwa Dominique Barretty adalah ancaman penting bagi Belanda saat itu.
Lebih mengejutkan dari kehidupan taipan media batavia ini, adalah tidak adanya peninggalan catatan maupun surat-surat. Semuanya lenyap tak berbekas seperti ditelan waktu, satu-satunya catatan tentang Dominique Willem Barrety adalah letter of hans sebuah surat dari sekertarisnya menjadi bukti otentik tentang kehidupan flamboyan nan glamor The Great Gatsby dari Batavia. (Konon surat ini ada di arsip sejarah Netherland)
Villa Isola menjadi bukti kehidupan glamour "The Great Gatsby" dari batavia. Andai kata Dominique tidak pernah membangun Isola, mungkin namanya akan hilang terkubur waktu.
Sayang seribu sayang, orang-orang lebih mengenal gatsby tokoh fiktif dari novel F Scoot Fitzgerald dari pada the real great gatsby Dominique Willem Berrety.
sumber:
1. sjoerdm netherland
2. jakartapedia
baca juga : misteri pembunuhan peneliti Abraham Lincoln
Review Advan Vandroid S4F/ Ram 1Ghz/ Dual Camera/ Android Kitkat/ Advan S4F Rp 800.000 - Sedang mencari sebuah handphone advan dengan kualitas mumpuni namun harga ramah di kantong? Kalau iya maka advan vandroid S4F bisa menjadi pilihan. Sebab advan vandroid terbaru ini mengusung spesifikasi yang tidak sekadar murahan. Bahkan advan vandroid S4F ini bisa dibilang sebagai salah satu smartphone android paling value for money. Lalu seperti apa advan vandroid S4F dengan segudang fitur mahalnya?
Review Treq Basic 2K/ Tablet Android Kitkat/ Treq Basic 2K Rp 407.000 - Lagi cari tablet murah untuik anak-anak tapi tahan banting dan serba guna? TREQ Basic 2K ini mungkin bisa jadi pilihan. Berbekal hunting di Tokopedia, gue menemukan TREQ Basic 2K ini cuma dengan seharga Rp 407,000 saja. Dari rincian TREQ Basic 2K sudah kitkat, dual core dengan layar 7 inch cukup menggoda, apalagi ditambah harga cuci gudang segitu langsung checkout dah.
Layar
Yang pertama jadi perhatian gue adalah layar seluas 7 inci ini cuma memiliki resolusi 480 x 800 dengan densitas hanya 160 dpi. Jadinya semua warna dan gambar terlihat pudar walaupun masih layak untuk dilihat. Memang bikin sakit hati namun imbasnya warna yang tidak terlalu mencolok bikin mata nggak cepat lelah dan aman untuk mata anak-anak. Selain itu TREQ Basic 2K ini juga sudah mendukung multitouch sebanyak 5 jari. Kalau ngetik enak banget presisinya tepat, nggak ada lagi salah ketik.
Buat yang lagi cari camping ground di Bogor tapi nggak rame ataupun manja, mungkin pengalaman gue bisa dijadikan referensi. Camping ground yang gue pakai ini terletak di Tenjolaya Bogor, memang sih masih dalam kawasan perkemahan Ciputri tapi camping ground ini seribu kali lebih menantang dari pada Cibubur dan sekitarnya.
Biasanya orang tahu Tenjolaya sebagai daerah terjadinya musibah sukhoi, namun banyak yang nggak tahu kalau Tenjolaya mempunyai beberapa tempat wisata yang sangat jarang diketahui. Wilayah Tenjolaya sendiri tergolong amat sangat luas, dan curug atau air terjun yang mau dibahas terdapat di Bogor atau tepatnya di perkemahan Ciputri. Alamat pastinya mohon maaf kurang tahu karena nebeng temen, tapi seinget gue sih daerah Ciomas ke atas.
Long weekend ini gue memutuskan untuk pulang ke Bogor dari pada bermacet-macet ria di jalanan tol. Yang ada di otak gue ketika memutuskan pulang ke Bogor adalah istirahat, tenang, dingin dan jauh dari segala hirup pikuk kota Jakarta. Namun, siapa sangka begitu pulang gue mendapati sebuah kipas angin tornado di ruang tamu, pikir gue buat apa di Bogor pakai kipas angin? Kan selalu hujan dan dingin.
Nggak butuh waktu lama sampai gue merasa kegerahan di malam hari, spontan bingung dari mana ini panas datengnya? Kaya di Jakarta aja, malem-malem kerasa gerah dan panas, perasaan dulu nggak pernah segerah ini dah. Besoknya gue memutuskan untuk jalan-jalan ke rumah temen lama dan pemandangan yang ada bikin gue rada kesel, sebab Bogor yang dari kecil gue inget sudah tidak ada. Sekarang Bogor lebih mirip Bekasi, panas, macet dan semerawut!
Subscribe to:
Posts (Atom)