Pages
Beberapa bulan yang lalu Samsung galaxy note edge docomo saya mengalami banyak masalah, padahal awalnya firmware versi docomo Japan 6.0.1 ini berjalan baik namun, lama kelamaan mulai overheat dan sering restart sendiri, saat baterai sering drop dari 100% cepet banget turun ke 30 % atau 40 bakal langsung mati. Mau nggak mau Samsung galaxy note edge docomo ini harus diroot, biar semua apps docomo bisa dihapus dan kerja sistem android marsmellow jadi lebih ringan. Sayangnya Samsung galaxy note edge docomo nggak bisa dengan mudah diroot loh bahkan, saya sudah datang ke tempat services pun ditolak mentah-mentah, bilang kalau Samsung galaxy note edge docomo nggak bisa diroot.
Akhirnya mau nggak mau kudu usaha sendiri, dari semua penelusuran di mbah google nggak ada satupun yang berhasil buat ngeroot Samsung galaxy note edge docomo ini. Sampai akhirnya saya kepikiran buat ganti firmware saja dan ini pun bukan perkara mudah sebab, Samsung galaxy note edge docomo cuma bisa dengan firmware docomo Japan saja. Berbagai versi firmware sudah saya coba dan gagal untuk diinstal via odin sampai, tanpa sengaja nyoba satu firmware costume asal Vietnam bernama MobileCityV1
Kenapa judulnya cara root sementara saya, nulisnya ganti firmware? Karena firmware MobileCityV1 ini sudah otomatis root saat, diinstal sudah ada superSU dan bisa langsung pindahin aplikasi ke sd card. So far cuma firmware ini saja yang berhasil diinstal sementara firmware versi global manapun nggak bisa, mau Singapore sampai India pun nggak bisa, saya sudah cari firmware buat Indonesia tapi, nggak nemu bahkan di situs Samsung sendiri nggak ada firmware Samsung galaxy note edge buat wilayah Indonesia.
Cara Instal firmware MobileCityV1
Cara gampang kok, sama seperti instal firmware lainnya. Harus punya dulu :
1. USB Samsung driver (cari sendiri di internet)
2. Odin (cari sendiri aja yah)
3. MobileCityV1 firmware (klik di sini)
Selanjutnya :
1. Masuk ke recovery mode dengan menekan vol bawah + power + home
2. Buka Odin dengan run as administrator, pastikan di kolom ID:COM sudah terkoneksi lalu centang kolom AP dan masukan file firmware MobileCityV1 tunggu sampai clear kemudian, klik start dan tunggu sampai di kolom kanan atas muncul tulisan PASS.
3. Setelah berhasil instal firmware MobileCityV1 jangan dulu, nyalakan handphone, harus masuk lagi ke recovery mode lalu, pilih wipe data/ factory reset. Buat hapus seluruh data firmware terdahulu, kalau nggak nanti firmware MobileCityV1 bakal crash.
Kelebihan Firmware MobileCityV1
1. Sudah langsung root
2. Ringan banget
3. Baterai awet
4. Nggak panas
Kekurangan Firmware MobileCityV1
1. Nggak stabil, namanya juga rom costume pasti ada bugnya dan Firmware MobileCityV1 punya bug di beberapa apps, semisal Instagram beberapa kali restart pas mau IG story, terus nggak bisa instal facebook messenger dan Linkeind via google play, jadi harus instal manual pake apk. Untuk apps Trello bagian downloadnya nggak ada.
2. Downgrade ke lollipop, Firmware MobileCityV1 ini nggak berjalan di marsmellow tapi, Cuma lollipop saja, imbasnya adalah tampilan OS yang jadul dan air command yang ketinggalan zaman banget.
3. Widget tanggal dan kota masih bahasa Vietnam
Setelah seminggu pemakaian, lagi-lagi Samsung galaxy note edge docomo ini kembali sering restart? Akhirnya saya balik lagi cari firmware Samsung galaxy note edge docomo dengan versi SC-OG1 dan berhasil menemukan firmware SC01GOMU1CPL2 android 6.0.1 marmellow ini adalah firmware awal docomo, saya lupa apakah ini yang dulu saya instal?
Mau nggak mau saya pun instal kembali firmware SC01GOMU1CPL2 tapi, setelah selesai nggak wipe cache Samsung galaxy note edge docomokarena malas harus instal lagi semua apps. Anehnya, firmware SC01GOMU1CPL2 ini justru enteng banget dan gak bikin panas? Samsung galaxy note edge docomobisa berfungsi normal, padahal dulu pakai firmware docomo panas banget dan bikin drop baterai? Bahkan ada update ke SC01GOMU1CQG3 ini adalah update terakhir untuk Samsung galaxy note 3 pada tahun 2017.
Firmware SC01GOMU1CQG3 sama seperti firmware awal docomo dulu, isinya banyak banget apps docomo yang nggak penting. But somehow yang ini jalan mulus banget dan nggak bikin panas sama baterai drop. Nggak ada kendala berarti sih dengan Firmware SC01GOMU1CQG3 so far berjalan mulus, paling NFC yang ke lock dan sampai saat ini saya nggak tahu passcode osaifu-ketai apps buat jalanan NFC.
Sayangnya saya lupa download dimana? Karena banyak banget web yang disambangin demi dapet firmware yang cocok tapi, kalau kalian searching pastikan cari dengan keyword firmware SC-OG1 SC01GOMU1CPL2 dengan size 3,7GB kalau di RAR jadi sekitar 2GB.
Note :
Firmware samsung galaxy note docomo ini nggak begitu friendly sama jaringan XL karena, kalau siang sinyalnya naik turun dan bikin cepat panas tapi, kalau malam adem banget bahkan sinyal full. Disarankan untuk pakai Telkomsel saja.
Pakai setingan APN XL internet jangan yang setingan APN 4G karena setingan APN XL Internet yang paling stabil buat samsung galaxy note docomo ini.
Ingat samsung galaxy note ini mentok di marmellow yang artinya dari 3GB ram yang tersisa setelah hanya 1,1GB saja makanya, saya instal CC cleaner pro dan 4GB ram memory boster.
Jadi intinya root samsung galaxy note edge docomo ini susah banget, kalau baca dibeberapa web ada yang berhasil pakai Batman ROM tapi, kudu instal TWRP dulu dan itu ribet banget dah.
Baca Juga : Cara Mengatasi Samsung Galaxy Note Edge Docomo Panas dan Drop Baterai
Ada sebuah film dari Prime Video Amazon.com yang menarik perhatian saya karena sekilas premisnya mirip sekali dengan film dari webtoon yakni Terlalu Tampan. Film berjudul Look That Kill ini menceritakan derita seorang remaja bernama Max yang mampu membunuh semua orang dengan wajah tampannya. Sehingga seumur hidupnya Max, harus menutup wajah dengan kain kasa. Dari sini saja sudah jelas terlihat premis yang mirip banget sama Terlalu Tampan, hanya saja Terlalu Tampan cuma bikin pingsan atau mimisan sementara Look That Kill terlalu sadis sampai semua orang yang meliat wajah rupawan Brandon Flynn langsung menemui ajalnya.
Film yang dilabeli dark comedy ini lebih cocok disebut sebagai drama fantasi karena, saya nggak bisa lihat dimana jokenya? Bumbu drama coming age antara Max dan Alex jauh lebih kental. Buat pengemar All The Fault In Our Star mungkin bakal suka dengan Look That Kill sebab, plot ceritanya sama banget bahkan selama 01:30 saya nggak bisa melihat beda film ini dengan All The Fault In Our Star.
Dengan pacing yang super lamban ditambah setingan di kota kecil, Look That Kill terasa seperti film berdurasi 2 jam lebih namun, beruntung plot ceritanya mengalir sekalipun nggak ada penjelasan kenapa muka si Max bisa membunuh semua orang, padahal Brandon Flynn mukanya biasa saja, kalau yang dicast seorang model mungkin masih bisa masuk akal. Sama sekali nggak ada penjelasan dari film Look That Kill tentang apa yang terjadi, termasuk pada saat dimana Alex nggak mati saat melihat wajah Max?
Look That Kill justru bergulat pada keadaan kedua tokoh sentral Max dan Alex, dimana kedua sulit untuk menerima kondisi mereka. Max depresi karena nggak bisa punya teman dan harus perban wajahnya seumur hidup sementara Alex merasa selama hidup dirinya hanya beban saja karena, ia sakit-sakitan dan divonis berumur pendek. Pada akhirnya keduanya saling belajar dari keadaan masing-masing.
Baca Juga : Review Film White Squall Coming Age Berdasarkan Tragedi Kapal Albatross
Alex nggak lagi merasa sebagai beban dan siap menerima kematiannya, sementara Max menerima keadaan dan memanfaatkan wajah tampan nan mautnya untuk menolong orang-orang yang sedang menderita sakit parah, mendapatkan kematian yang tenang. Ia juga menjadi pribadi yang lebih optimis nggak lagi depresi.
Look That Kill punya premis yang bagus namun, sayang cerita terlalu standar dan saya merasa film ini seperti kurang sesuatu, kisah Max dan Alex masih kurang greget serasa banyak yang dicut pada saat editing. Padahal pacing lamban tapi, kerasa durasinya seperti diburu-buru banget. Beruntung acting Brandon Flynn dan Julia Goldani Telles dapet banget, jadi walaupun banyak hal yang nggak kita ngerti tetep bakal enjoy aja sampai akhir. Ujungnya bakalan fokus sama inti cerita mengenai, pergulatan batin Max dan Alex, dari pada kenapa itu muka standar bule bisa membunuh siapapun yang melihat?
Sudah nonton film Vivarium? Kalau sudah pasti ada banyak pertanyaan mengenai film fiction twisted ini. Film Vivarium sendiri merupakan sebuah science fiction psikologi horor, kurang lebih sama dengan The X-files bahkan bisa dijadikan sebagai salah satu episodenya. Film ini buka oleh pasangan Tom dan Gemma yang sedang mencari rumah, lalu menemui sebuah agen pengembang yang rada aneh, singkat cerita dibawalah mereka berdua menuju komplek perumahan yang semua rumahnya sama berwana hijau, lalu mereka pun ditinggalkan di sana. Pasangan ini terjebak dalam labirin perumahan dan nggak bisa lolos sampai akhirnya mereka diberikan petunjuk dalam kardus, untuk membesarkan seorang anak dan setelahnya akan dibebaskan.
Lalu dimulailah perjuangan Tom dan Gemma untuk keluar dari labirin perumahan dan mengetahui siapa dan apa anak yang mereka besarkan ini. Keduanya punya cara yang berbeda dalam menghadapi hal ini, Tom depresi dan larut dalam kegilaannya sendiri sementara Gemma mencoba lebih realistis. Vivarium lebih mengulas efek psikologi terhadap Tom dan Gemma yang desperate untuk bisa keluar, ketimbang misteri apa yang sedang menjebak mereka.
Apa Itu Vivarium?
Komplek perumahan yang semua rumahnya hijau dan bak labirin ini adalah umpang bagi manusia, dimana akhirnya Tom dan Gemma nggak bisa keluar. Jadi Vivarium ada sebuah kandang yang dirancang khusus untuk menjebak dan mengamati mahluk penghuninya. Dalam film ini Vivarium bukan sekadar kandang biasa namun, bisa melibas realitas dan menghentikan waktu.
Siapa The Boy?
The boy atau anak yang harus
dibesarkan oleh Tom dan Gemma ini siapa? The boy adalah seekor anak dari mahluk
hidup yang sudah lama berada di bumi dan hidup berbarengan dengan manusia, the
boy membutuhan bantuan manusia untuk belajar banyak hal, agar bisa bertahan
hidup bersama manusia namun, the boy ketika besar harus keluar rumah untuk
bertemu dengan jenisnya, demi mempelajari keterampilan hidup jenisnya.
Kalau kalian penasaran seperti
apa bentuk asli dari mahluk the boy, coba perhatikan buku merah yang selalu
dibawa the boy. Saat Gemma membukanya, ada gambar fisiologis dari mahluk the
boy. Dasarnya mereka berbentuk seperti manusia namun, dengan leher bisa mengembang
dan dalam keadaan terdesak atau melarikan diri, mereka berlari dengan empat
kaki.
Mahluk the boy tidak bisa mengenali emosi manusia, mampu meniru suara manusia dan berkomunikasi dengan suara seperti katak. Ingat suara katak yang didengar Tom saat menggali? Itu adalah panggilan untuk the boy dari kaumnya.
Karena bisa menciptakan jebakan realitas kemungkinan besar mahluk the boy adalah alien.
Buku dan Film yang di
Tonton The Boy
Gemma dan Tom memang membesarkan
the boy namun, mereka hanya bisa memberikan keterampilan dasar untuk bertahan
hidup diantara manusia. Maka dari itu jenis the boy, memberi pelajaran lewat
tayangan TV yang sekilas terlihat seperti alat hipnotis dan buku merah yang
selalu dibawa adalah buku pelajaran
mahluk the boy.
Makanan yang dimakan Gemma dan
Tom adalah plastik makanya nggak ada rasa sementara, mereka sudah berada dalam
Vivarium selama berminggu-minggu. Lambat laun kesehatan mereka berdua semakin
menurun.
Tom mati karena selama
berhari-hari menggali lumpur tanah liat berwarna kuning bahkan, sampai tidur di
dalam galian tersebut, akibatnya racun dari lumpur tanah liat terhirup . Saat dimandikan
Gemma terlihat lebam di punggung. Tahukah, kalian bahwa Tom sebenar berkelahi
dengan the boy makanya dia mengurung diri di kamar dan nggak keluar karena
nggak berani ketemu.
Sementara Gemma mati karena
kelelahan dan kelaparan, ingat the boy mengunci rumah dan tidak memberi makan
Gemma selama dua atau tiga hari. Semua kekuatan terakhir Gemma digunakan untuk
membunuh the boy.
The boy tumbuh dengan cepat saat, keduanya akhirnya sepakat untuk membunuhnya sudah terlambat karena, the boy sudah besar dan kuat. Makanya Gemma menyesali keputusan menyelamatkan the boy saat Tom hendak membunuhnya ketika kecil.
Ending Scene Gemma
Dalam ending scene ketika Gemma
berusaha mengejar dan membunuh the boy, ia jatuh ke Vivarium lain dimana ada
manusia lain yang terjebak dan dipaksa untuk membesarkan mahluk the boy. Setiap
Vivarium punya warna tersendiri karena, warna itu menjelaskan keadaan psikologi
manusia yang terjebak di dalamnya.
Lalu Gemma kembali ke dalam Vivariumnya? Karena memang nggak ada niatan untuk membebaskan manusia yang sudah masuk ke dalam Vivarium. Yang dimaksud dengan release adalah kematian, jadi andai Gemma dan Tom membesarkan the boy dengan baik, mereka berduapun akan mati ketika the boy sudah besar.
Apa yang sebenarnya
terjadi? Berdasarkan Sutradara Lorcan Finnegan
Kalau kalian jeli, sebenarnya
film Vivarium ini sudah menjelaskan semuanya saat di awal. Ingat opening scene
burung jenis brood yakni, jenis burung yang ogah membesarkan anaknya sendiri
dan akan memilih untuk menaruh telurnya di sarang burung lain dan membiarkan
burung pemilik sarang untuk membesarkan anaknya. Vivarium mengambil prinsip
yang sama, mahluk the boy sudah lama berada bersama manusia dan cara mereka
bertahan hidup adalah, dengan mengambil manusia menjadi parasit orang tua.
Selain itu Vivarium pun, mencoba
menjelaskan realitas impian manusia untuk membeli rumah dan menciptakan pasar
real estate. Akibatnya banyak real estate yang membuat rumah dan menjualnya
dengan harga mahal namun, nggak ada yang sanggup membeli.
Baca Juga : Review Dan Penjelasan Film Annihilation
Baca Juga : Review dan Penjelasan Hereditary Serta Iblis Paimon