Seumur-umur gua terbang, ini adalah pengalaman paling mengerikan yang gua dapet dari maskapai singa bersayap ini. Gua nggak tahu karena rute, jenis kapal atau hal lainnya. Padahal sebelumnya buat keperluan shooting di daerah, gua udah beberapa kali naik singa terbang ini, so far sih so good tapi kamis tanggal 25 januari 2012 kemaren, adalah pengalaman flight terburuk naik lion air.


Kebetulan kamis tempo hari, gua balik dari Pontianak ke Jakarta, karena memang lagi imlek nggak heran kalau dari bandara Supadio sendiri udah kacau balau aka penuh dan sesak. Gua beserta crew, dapet flight pagi sekitar jam 7an, untungnya nggak ada delay dan kita berangkat tepat waktu banget. Gua duduk di tengah row 10D dan production asistant gua duduk di deket jendela, yang pertama jadi perhatian adalah sayap pesawat. Keliatan banget kalau pesawat ini udah berumur karena sayapnya nggak mulus, sepintas sambungannya keliatan noda karatan?

Begitu mau take off, semua ritual seperti peragaan alat keselamatan dsb berjalan lancar, namun tiba-tiba seorang bapak-bapak di seberang kursi gua, handphonenya berbunyi dengan rintone yang keras. Anehnya si Bapak malah angkat dan jawab, barulah setelah dipelototin beberapa penumpang dia berhenti nelpon. Tapi entah dia matikan handphonenya atau cuma berhenti nelpon. Setelah ini, seorang pria yang duduk di seberang depan kursi, mengecek handphonenya. Gua liat dia cuma silent aja tanpa matiin handphone !!! gila banget. 

Lebih parahnya kedua pramugari nggak ada yang datengin itu bapak-bapak si Penerima telpon, ataupun buat sekadar cek apakah si bapak sudah matikan handphonenya atau belum "sakit!!". Padahal posisi pesawat sudah jalan di landasan buat take off, dan si bapak tersebut malah angkat telepon berbincang sekitar 1 menit!. Itu belum seberapa ketika pesawat sudah lepas landas dalam posisi menukik ke atas, tiba-tiba saja dan lagi-lagi ada bapak-bapak, yang kalau saya lihat sih, orang yang baru pertama kali naik pesawat. Handphone milik bapak tersebut berdering dan si Bapak langsung angkat, bilang "iya ini saya udah mau berangkat"!!!. Spontan saya beserta production asistant yang duduk di belakangnya langsung panik tak kepalang, "pak matiin handphonenya!!!!" kaya kita nemu rumah kebakaran aja, dengan nada tinggi dan cemas, begonya si Bapak  ini cuma bilang "iya." Terus dia masukin handphone ke kantong tanpa di matikan?. 

Setelah pesawat terbang dan stabil. Kedua pramugari dalam pesawat ini, tidak ada yang datang dan mengecek, padahal sudah dua kali handphone berdering dan diangkat dalam keadaan lepas landas. Apa mereka tidak mendengar? mustahil! Karena penumpang banyak yang dengar. 

Lion air semakin membuat parno, ketika pesawat baru saja mendarat dan masih berjalan kencang. Seorang ibu-ibu yang keliatan perlente tiba tiba saja bertelpon "nanti jemput saya ke apartemen." Boooo parah banget! Padahal sudah jelas ada pengumuman tidak boleh menyalakan handphone, sebelum pesawat berhenti total!! Eh, si Ibu malah bertelpon sampe pesawat berhenti? Lagi-lagi tidak ada pramugari, yang menegur ibu-ibu dengan kacamata gucci ini?

Gua nggak ngerti apakah hal ini sudah biasa terjadi di rute pontianak-jakarta? Padahal sebelumnya, gua naik lion air nggak parah kaya gini. Yang paling gua sesalkan adalah kedua pramugari yang tidak peduli dengan hal ini, padahal gua panik bukan main begitu denger ringtone. Ini pesawat bukan mikrolet, jelas banget sinyal handphone bisa bikin kacau navigasi pesawat, entahlah mungkin karena bukan rute utama dan pramugarinya nggak care. Mungkin, kalau udah jatuh itu pesawat barulah singa terbang ini ngeh.....

Baca Juga : Pengalaman Ikut Tes Pramugara Cathay Pasific