Sabtu kemaren gue dapat kabar dari developer rumah untuk ngesot ke Tangerang. Tepatnya datang ke bank BTN cabang Tangerang untuk interview KPR, berhubung DP rumah sudah 30% gue lunasin makanya berhak untuk ikut interview KPR ini. Terus terang gue nggak tahu apapun tentang interview KPR dan datang ke bank tanpa ekspetasi apapun. Pertama kali datang dihari Sabtu ternyata ada seratusan orang lebih yang ngantri buat di interview, biasanya sebelum interview berkas-berkas  bakal dicek terlebih dahulu sama developer biar nggak salah. Tapi emang dasar gue suka miss, jadinya lupa bawa kartu-keluarga sama surat keterangan kerja yang salah format, untungnya hal ini nggak begitu dinotice sama bank. Tapi developer gue tetep minta kartu keluarga dan bikin lagi surat keterangan kerja.



1. Buat Rek Bank
Nah, sebelum kasih berkas gue diharuskan untuk membuat rekening bank BTN, membuat rekening BTN harus di tempat interview. Terus kalau sudah punya rek BTN tapi bukan di tempat interview gimana? Terus terang gue nggak tahu, tapi pas gue interview ada yang sudah punya rek BTN dan sedikit bermasalah dengan pihak bank BTN tempat gue diwawancara. Sebaik tanyakan dulu sebelum interview pada developer atau marketing perumahan yang mengurus.

2. Siapkan perintilan data.
Selain semua keterangan dan data seperti kartu keluarga, berkas dari developer, slip gaji etc, jangan lupa bawa foto 3x4 minimal 5 dan harus berwarna. Lalu fotocopy semua data dari kartu keluarga, KTP, NPWP yang banyak karena pas di tempat interview gue rada kaget diminta banyak banget fotocopyan data.

3.Ditanya apa oleh pihak bank
Setelah nunggu sampai siang akhirnya gue dipanggil juga, sebenarnya proses interview ini lebih mirip sidang ambil sim di polres. Begitu dipanggil pihak bank bakal kroscek data, mulai nama sampai dengan alamat rumah yang bakal di KPR. Nah, sialnya gue lupa alamat dan blok rumah gue yang bahkan belom dibangun itu, jadinya gue disangka main-main ngajuin KPR. Belum lagi status super single tanpa beban apapun, memang mempermudah gue untuk lolos tapi imbasnya keseriusan gue untuk berkomit bayar KPR dipertanyakan? Sampai pihak bank tanya, “ini buat siapa istri atau pacar?” jleb dah.

Gue jawab aja, “bukan pak buat sendiri aja.” dan saking nggak percaya pihak bank sampai minta rekening koran dari bank tempat setoran gaji, waduh pak ampe segitunya nggak percaya, mentang-mentang gue muda and single.

Nggak terlalu banyak yang ditanya, berhubung gue young, free and single jadi nggak ada beban tanggungan atau kreditan lain. Tapi dari sini gue tahu, kalau ternyata nggak bisa pilih mau KPR berapa tahun? Padahal gue mau ambil KPR yang cuma 10 tahun aja bahkan kurang, tapi pihak bank bilang kalau keputusan berapa lama bisa ambil KPR itu dari analisa mereka. Bukan dari pilihan kita, sekalipun gue bilang sanggup bayar sampai setengah harga rumah, tetep aja nggak digubris sama si interviewers. 

4. Apa yang harus ditanyakan
Jangan cuma pasrah ditanya ama bank juga tapi juga tanya balik:
a. Jenis KPRnyan apa? Beruntung gue jenis KPRnya fixed aka flat jadi nggak mungkin naik tetap seumur hidup, yang ada turun tapi itu juga tergantung inflasi.

b. Jatuh temponya kapan? Pihak bank bilang sama gue kalau transfer dari rek BTN pertanggal 7 setiap bulannya. Andai kata lewat dari tanggal 7 atau lewat dari satu bulan, tetap saja BTn bakal sedot. Tapi entah kenapa bank BTN ini nggak mau jawab, ketika ditanya “batas waktu sampai berapa bulan nggak setor KPR dan rumah disita?”

c. jaminan selain KPR? Nah, pihak bank bilang kalau dengan mereka urusannya ya cuma KPR saja, diluar itu ditanggung sendiri oleh pribadi dan developer. Semisal kalau over kredit bagaimana? (tapi nggak disarankan untuk ditanya, takutnya dikira mau dijual nanti) atau garansi kualitas rumah etc.

Selanjutnya tinggal nunggu aja karena pihak bank bakal kroscek ke tempat kerja, buat mastiin bener apa nggak karyawan di sono dan  gaji jumlahnya pas nggak kurang maupun lebih dengan slip gaji yang diberikan (biasanya nelpon ke HRD). Lama rata-rata approval KPR tergantung ada yang cepet cuma nunggu seminggu ada yang lebih dari sebulan, nanti juga marketing atau developer yang bakal kasih tahu via sms atau telpon. 


Nah, dari jam 8 pagi gue dateng baru bisa balik pas jam 5 sore, capek saudara-saudara. Kadang gue mikir kenapa nggak ikutan kaya, orang-orang lain di inner circle hidup gue? Itu loh yang kawin dibiayain sama Mamih Papih, terus rumah dibeliin juga, cuma tahu upload ke sosial media pake hashtag #sohappy #alhamdulillah #rejekitakterduga #blablabla terus begaya sok dewasa karena udah kawin padahal nggak ada usaha apapun..gubrak...cuma tahu beres. Ya, terserahlah semua orang punya prefensi hidup masing-masing dan gue yakin someday kelakuan “sok mandiri” ini bakal ada manfaatnya.   

Baca Juga : Proses Akad Kredit KPR

Baca Juga : Pengalaman Membeli Rumah Bersubsidi Part 1
Baca Juga : Pengalaman Membeli Rumah Bersubsidi Part 2
Baca Juga : Kenapa Rumah Subsidi Mahal Tapi Laris?
Baca Juga : 4 Hal Penyebab Anda Tidak Mampu Beli Rumah
Baca Juga : Lakukan 3 Hal Ini Ketika Membeli Rumah Subsidi