Facebook Me

download untuk Gramedia digital best romance novel

Tour De Museum Part 6 : Museum Seni Rupa dan Keramik


Target saya kali ini untuk mengisi sabtu dan ngabuburit adalah museum seni rupa dan keramik, museum ini  terletak di komplek kota tua saling berseberangan dengan museum sejarah Jakarta dan museum wayang.  Dari tiga museum tersebut seni rupa dan keramik menempati gedung terbesar dan terbaik sayangnya malah kalah pamor dari sejarah jakarta dan wayang. Padahal secara pengelolaan museum seni rupa dan keramik jauh lebih baik, mulai dari penataan koleksi, kenyaman sampai toilet yang super bersih seluruh ruangan juga full AC. 

Bahkan terdapat galery untuk seniman lokal dan tempat belajar membuat keramik, soal koleksi museum seni dan rupa menyimpan lukisan dari beberapa pelukis ternama misal Raden saleh, Basuki abdullah, Popo iskandar serta lukisan dengan nilai sejarah tinggi rata-rata berusia tua mulai dari 1900-an. Koleksi keramiknya pun bikin betah mulai dari dinasti china tempo dulu sampai jaman majapahit, keramik majapahit adalah favorite  karena koleksi ini seperti yang biasa dilihat di film Indiana Jones jadi terkesan seperti museum purbakala. Tapi sayang seribu sayang ternyata kita tidak boleh foto-foto di dalam museum ini, begitu tanya sama penjaganya dia bilang "pakai kamera HP aja, kalau itu ngga apa-apa". Yuk mareee...mau ngga mau ya cuma bisa mengandalkan samsung galaxy Y dengan kualitas photo seadanya. Kalau ada yang pecinta seni, museum seni rupa dan keramik ini well recomended banget, sayang art ngga pernah jadi bagian hidup orang Indonesia alhasil sepi dah museum ini.

My favorite painting, wonder if they were being sell?
Here the history
Related Post

Look Closer The Sun Is Enchanted


I've had it come to this office to drag myself into the middle of the backwoodsman, who think they make a prestigious tv show.  But even in the worst place I could still find something beautiful, if only we want to take a closer look. Even the sun can still enchant like the moon.
Related Post

Tour De Museum Part 5 : Rumah Pengasingan Bung karno

Baru sadar kalau ternyata selama perjalanan keliling sumatera saya pernah mengunjungi sebuah semi museum yang menyimpan berbagai peninggalan presiden Soekarno selama masa pengasingannya di Bengkulu, tidak banyak yang bisa di lihat, selain berbagai macam barang-barang yang ada di kehidupan Soekarno selama diasingkan. Sayangnya di bagian belakang saya melihat langkah desperate pengelola yang menambahkan atraksi sumur ajaib, padahal waktu saya berkunjung yang datang tidak sepi-sepi amat. Mengingat tidak banyak museum di Bengkulu.



Related Post

Tour De Museum Part 4 : Museum Tekstil Jakarta


Hari pertama puasa saya memutuskan untuk datang ke museum terdekat dengan tempat kosan, belum lagi kalau mau pulang ke statiun tanah abang selalu lewat tempat ini. Museum tekstil jakarta terletak di jl.ks tubun no.2-4 jakarta barat (click for detail museumtekstiljakarta) saya datang sekitar pukul 11 siang begitu beli tiket di loket seharga Rp2000 saja, penjaga loketnya langsung bengong. Belakangan saya tahu kalau museum ini sepi pengunjung dan si penjaga loket kasih ekpresi "ngga salah nih dateng?", walaupun koleksinya tergolong minded banget ya cuma kain-kain saja. Tapi museum tekstil ini bersih dan rapi belum lagi terdapat taman yang nyaman, hanya saja ketika saya datang banyak yang tidak di buka. Seperti workshop batik, tempat souvenir dan ada beberapa bangunan yang saya sendiri sampai harus buka-buka pintu saking penasaran isinya apa.





Bagian belakang



Galeri Batik





In case ada yang heran tentang sejarah museum tekstil


Sayang banget padahal museum tekstil ini tergolong ok, berhubung saya memang tidak begitu tertarik dengan kain di tambah seperti zombi di kota mati. Cukup 30 menit menikmati museum tekstil jakarta, kalau saja ada cafetaria atau tempat nongkrong pasti saya lebih lama. Tempatnya inspiring tenang dan adem cocok buat nulis.



Related Post

Pengalaman Mencari Camera DSLR Di bawah 4 juta adakah?

Ini adalah pengalaman saya ketika memilih kamera proconsumer DSLR dengan kisaran harga dibawah 4 jeti, overall ada 5 merk yang wajib kalian pertimbangkan dengan catatan ke 5 kamera ini adalah untuk proconsumer practice with limited budget. Note proconsumer DSLR berbeda dengan DSLR, letak perbedaan mendasar adalah proconsumer DSLR tidak bisa untuk diganti lensanya, sementara pure DSLR interchangeable jadi pure DSLR dengan SLR hanya memiliki perbedaan mencolok pada ukuran dimana DSLR berukuran camera pocket.

Jika berbicara soal kemampuan proconsumer DSLR dengan pure DSLR tidak memiliki perbedaan significan hanya saja kemampuan proconsumer terbatas karena tidak mampu berganti lensa layaknya pure DSLR, karena kemampuan yang tidak bisa di upgrade ini maka memilih camera proconsumer menjadi faktor penting terlebih ketika mentok di kantong.


Canon Powershot G12


Pilihan pertama jatuh pada canon powershot G12 kualitas gambar yang tidak perlu diragukan lagi Hal ini membuat G12 ada di daftar pertama jika mau membeli proconsumer DSLR, jadi jangan heran kalau pricetag berkutat di angkat Rp 4.200.000.- 3.999.000. Kendala utama G12 memang terletak pada harganya yang mahal  dan hanya mampu 5x zoom belum lagi tetek bengek lain misal flash dan underwater housing bisa-bisa kantung jebol sampai lima juta. Tapi secara keseluruhan you get what you pay.

Menurut saya:
Sebernarnya saya tidak terlalu suka dengan  G12 ini karena cenderung lebay, warna-warna yang dihasilkan untuk photo indoor berbeda terlihat mencolok sekalipun detail sangat juara. Hal ini mungkin akan terlihat bagus bagi para anak muda yang gemar dengan burst colour atau ledakan warna mencolok. Namun jika anda traveller seperti saya tentu akan bete dengan warna lebay ini belum lagi dengan hanya 5X zoom. 



Nikon Coolpix P510

Posisi kedua dipegang oleh Nikon coolpix P510 dengan pricetag Rp 3.400.000, coolpix P510 menjadi most wanted item persediaan di beberapa toko kamera sulit bahkan beberapa toko yang saya hubungi sudah 6 bulan belum ada stock. Superzoom  42X LCD yang mampu dilipat, GPS, viewfinder adalah fitur komplet yang sulit di tolak dengan harga segitu. Masalah ada pada kualitas photo yang satu tingkat di bawah powershot G12 beberapa review menyatakan coolpix P510 memiliki banyak noise pada hasil photonya.  

Menurut saya:
Kelebihan coolpix P510 hanya pada value addednya saja dengan harga segitu kita sudah bisa dapat viewfinder, GPS, LCD lipat serta superzoom  42X namun untuk kualitas photonya memang tidak terlalu wah. Beberapa kali saya coba untuk photo outdoor terus terang sulit untuk membedakan dengan hasil jepretan camdy biasa. 


Olympus SP-810 UZ 

Olympus SP-810UZ adalah salah satu kamera dengan superzoom pertama yang muncul dipasaran, proconsumer DSLR dengan pricetag Rp 3.000.000 saja ini memiliki kelemahan fatal dengan tidak adanya viewfinder. Jadi kita harus selalu melihat LCD selebar 3 inch untuk memfoto dan ini cenderung membuat boros baterai, ini pula sebabnya Olympus berada di bawah coolpix P510 padahal kualitas poto berada di atas coolpix P510 dengan lebih mampu memberikan detail. Banyaknya fitur yang disunat membuat SP-810UZ ogah di incar pembeli.

Menurut saya:
Tapi di luar kelemahan tanpa viewfinder, GPS dan LCD lipat Olympus SP-810UZ ini berbentuk ringkas seperti G12. Hasil photo outdoor yang mampu menghasilkan warna sesuai aslinya serta sangat detail belum lagi kemampuan superzoom yang mampu mencapai kulit bulan menjadikan Olympus SP-810UZ kamera wajib bagi travellers. Satu hal yang membuat saya lumayan bete adalah terlalu sensitif mudah goyang jadi pastikan anda menggunakan tripod atau aktifkan fitur AF mode track jika tidak ingin photo anda kabur. 


Nikon Coolpix L810


Dengan pricetag hanya RP 1.800.000 Nikon coolpix L810 mungkin menjadi proconsumer DSLR termurah di pasaran, walau begitu coolpix L810 merupakan proconsumer DSLR dengan pixel terbesar yakni 16 megapixel. Coolpix L810 mempunyai beberapa minus yang membuatnya malah terlihat seperti camera digital biasa, tidak ada viewfinder, hanya 26x zoom dan yang terparah masih menggunakan empat buat baterai. Kendati diklaim mampu menghasilkan 1000 shot, bayangkan menggunakan superzoom 26X, LCD 3 inch dan flash belum lagi video dengan hanya mengandalkan empat buah baterai?. 

Menurut saya:
Coolpix L810 bagai buah simalakama satu sisi mengunakan baterai membuat anda bisa dengan mudah dan cepat menggantinya jika habis tanpa harus mencharge tapi tentunya daya tahan baterai tidak akan seawet baterai li-po dan lithium. Bisa diakali dengan membeli empat buah baterai lithium beserta chargernya namun itu artinya anda harus mengeluarkan uang extra. Sedang untuk kualitas photo terus terang dari kacamata saya sih tidak ada bedanya dengan saudara P510 ini adalah versi mumer yang disunat fitur-fiturnya singkat kata Coolpix L810 menjadi proconsumer DSLR yang cocok bagi anak remaja dengan koran sekolahnya. 


Fujifilm Finepix HS20EXR


Sebenarnya wajar finepix ini dibandrol Rp 3.999.000 fiturnya selengkap dengan coolpix P510 hanya saja kualitas serta branding fujifilm yang masih kalah dibanding canon, nikon dan olympus. Review dari mbah google menyatakan noise semakin terlihat seiring dengan bertambah besarnya ISO dan yang tidak masuk akal dengan fitur komplet finepix HS20EXR ini hanya bermodalkan tenaga dari empat buah baterai alkaline? sekalipun bisa pakai baterai recharge dengan fitur seabrek ini empat buah baterai bisa tahan berapa jam? coolpix P510 saja sudah pakai baterai lithium dengan harga lebih murah. 


Menurut saya:
Terus terang saya tidak tahu kualitas photo karena lihat merknya saja saya sudah malas namun di kisaran harga segitu dengan fitur sama banyak merk apa lagi? sialnya pemakaian empat buah baterai AA semakin mengurangi minat saya untuk mencoba. 

Jadi apa yang saya beli?

Pertimbangan saya pertama ada ya apa lagi kalau bukan duit, lalu kebutuhan saya sebagai tukang jalan-jalan. Pilihan hanya jatuh apa coolpix P510 dan Olympus SP 810-UZ sementara G12 lupakan saja selain harganya selangit 5X zoom terasa sia-sia bagi saya. 

Pilihan saya jatuh pada Nikon coolpix P510 karena fiturnya yang komplet abis sekalipun kualitas photo memang tidak juara namun bagi mata awam tidak akan begitu terasa. Setelah menunggu berbulan-bulan coolpix P510 tidak juga kunjung tersedia di Jakarta, mungkin semua orang sama pintarnya dengan saya hingga barang ini sold out. Dari pada terlalu lama bengong akhirnya saya memutuskan untuk mengambil Olympus SP 810-UZ dan overall saya puas dengan performa serta kualitas photonya, bahkan saya sekarang jadi stalker apartemen tetangga thanks to 36X superzoom.



Related Post

Satu Hari Di Kebun Raya Bogor

Saya putuskan untuk menjajal camera olympus SP-810UZ, ditempat yang sudah sejuta kali di kelilingi tapi baru sekali di explore. Ini adalah kali pertama saya, mencoba untuk tidak sekadar melalui jalur umum, tapi juga masuk ke pelosok kebun raya. Pada akhirnya saya tahu kalau setiap sudut dijaga oleh tentara dan saya juga kerap bertemu pasangan yang sedang mojok. Entah lagi ribut, atau memang mereka terlalu bokek untuk pacaran di mall dan sewa kamar hotel.


note: pakai DSLR ternyata lumayan susah, saking desperatenya mengatur iso serta eksposure.  Akhirnya saya menyerah pada auto mode dan filter gaul, yang tersedia di Olympus ini.






Related Post

National Geographic Camera Bag

Guess what I just bought? a National Geographic camera bags, this bag is actually too big for my Olympus camera. But on the bright side I can store various things besides camera equipment and of course this is a  cool bag, make everyone wonder are you really work for National Geographic?



Related Post

Blog Archive

VIVA ID

Popular Artikel

Total Pageviews

Ini Baru Loh

Dari mana Energi Negatif di Rumah Kamu Berasal?

  Disclaimer Kali ini saya mau bikin rangkaian artikel tentang energi negatif di rumah sebab, punya pengalaman tentang hal ini dan ini ada...

Powered by Blogger.

.

.

Search This Blog

Protected by Copyscape Online Plagiarism Scanner

Subscribe Us

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

About

Newsletter

If you like articles on this blog, please subscribe for free via email.

Subscribe Us

Facebook