Search This Blog

5.12.23

Review Novel Tingka Kisah Para Penganut Aliran Midaya

Waktu nemu novel Tingka di Gramedia Digital langsung tertarik karena, premisnya tentang seseorang yang datang ke sebuah pulau terpencil demi meneliti sebuah kepercayaan dan adat istiadat kind a dope. Jarang-jarang novel lokal ngambil premis sulit seperti ini.

review novel Tingka

Sinopsis

Ceritanya sendiri dimulai saat seorang mahasiswa bernama Tazky alias Jonathan datang ke pulau Tingka demi penelitian akhirnya mengenai kepercayaan Midaya dalam masyarakat Tingka. Dalam perjalanan Tazky alias Joe bertemu dengan berbagai orang-orang seperti Bri, Wor, Fikar, Pak Pum, Nyai Kay, Hamba Agung Dei etc.    

Baca Juga : Resensi Watersong

Dalam menjalani penelitiannya, Tazky alias Joe menemukan bahwa, masyarakat Tika sendiri struggle dengan kepercayaan  sebagai penganut Midaya, dimana kepercayaan mereka tidak diakui oleh pemerintah. Selain, itu bagi para penganut kepercayaan Midaya yang keluar dari pulau Tingka harus menghadapi cemooh dan bullyan dari masyarakat luas. Tazky harus dihadapi dengan berbagai orang-orang di pulau Tingka, yang ternyata tidak sebahagia penduduk pulau kecil cantik, belum lagi mereka menutupi keberadaan seorang imam tertinggi Midaya bernama Hamba Agung Dei.

Dari sinilah, Tazky diam-diam harus menguak rahasia yang selama ini disimpan oleh masyarkat Tingka, belum lagi Tazky sendiri datang ke pulau Tingka dengan rahasia sendiri.

Resensi

Tingkah hadir dengan premis menarik dengan berbagai sub plot! Kalau kalian pikir Tingka cuma punya plot mengenai rahasia kepercayaan Midaya salah besar, Tingka punya banyak sub plot mulai dari Bri dengan Fikar, Bri dengan Hamba Agung Dei lalu ada sub plot Wor sampai plot Joe dengan Tazky. Yup plottingan utama dimana Joe datang untuk menguak rahasia pulau Tingka dan kepercayaan Midaya masih diselengi oleh sub plot dari berbagai tokohnya.

Baca Juga Resensi : Pay Sooner Or Later Simple Namun Menghibur

Sub plot ini seru sih bikin Tingka lebih luas dari pada sekadar drama misteri namun, imbasnya bikin kita nggak fokus sama plot utama dan suspense atau unsur ketegangan yang dibangun. Terkadang seru banget, ada misteri apa di kuil Midaya? Lalu beralih ke plot mengenai struggling masyarakat Tingka sebagai penganut kepercayaan lalu move on lagi ke plot kisah kasih Bri dan Fikar. Ini bikin penulis Nicco Macchi nggak bisa konsisten menjaga suspense yang susah payah dibangun dengan munculnya gosip mengenai hantu penunggu di kuil Tingka. Jadinya bingung ini masih bisa disebut drama misteri? 90% drama dan 10% misteri.

Pada bab-bab terakhir pun Nicco Machi seperti kelelahan dalam membangun cerita, sehingga plot twist yang dihadirkan malah langsung diberikan pada tokoh utama bukan tokoh utama si Joe yang menemukan/membongkar.  Sayang banget dengan premis dan berbagai sub plot harusnya Tingka, bisa memiliki ending yang ciamik. Padahal plot twis udah bagus, dimana Hamba Agung Dei hanyalah predator seksual berkedok agamais + bapak kandung Bri. 

  

9.11.23

Resensi Watersong Clarissa Goenawan Plotingan Rapi tapi Alur Lamban

Watersong adalah buku pertama dari Clarissa Goenawan yang saya baca, dari aplikasi Gramedia Digital. Sepintas setelah membaca review dari Goodreads look promising, banyak mainstreams reader yang bilang kalau karya Clarissa Goenawan ini bagus banget maka dari itu, saya memutuskan untuk mencoba membaca Watersong.


Sinopsis

Awalnya Watersong ini memikat sekali dengan, prolog yang terlihat magis dimana tokoh utama Shouji sering banget mimpi tenggelam ketika kecil dan dibawa ke semacam peramal, lantas diramalkan kalau dalam hidupnya akan bertemu dengan tiga perempuan dengan unsur air dan salah satu dari mereka adalah belahan hidupnya.

Baca Juga : Resensi Tingka Kisah Para Penganut Midaya

Nah, ketika cerita berjalan Watersong justru jauh dari segala macam unsur magis. Kita bakalan disuguhi kehidupan Shouji di kota fiktif Akakawa yang mengambil inspirasi dari distrik Tokyo ke 23 Arakawa. Sepanjang 396 halaman, ploting cerita akan bergulir pada Shouji yang bertahun-tahun menjadi pacarnya Youko. Youko sendiri tiba-tiba hilang saat Shouji ikut bekerja di sebuah kedai teh eksklusif sebagai pendengar, dimana orang yang ingin curhat tapi, ingin private bisa mensewa seorang untuk mendengarkan masalah mereka.

Resensi

Plotingan Watersong sendiri terbilang menarik, sekalipun konfliknya linear cuma mencari Youko saja. Pencarian Youko yang menghilang misterius dan melibatkan seorang politikus Jepang, ibarat novel-novel crime thriller. Sekalipun lebih banyak drama yang mengupas siapa sih Shouji sebenarnya? Sialnya, alur Watersong ini lamban banget! Jadi greget crime thrillernya sama sekali nggak dapet, apalagi ditunjang sama background kota Akakawa yang sepi. 

Baca Juga : Resensi Pay Sooner Or Later

Watersong sejatinya drama dengan sedikit bumbu magis dan bumbu crime thriller, jadi jangan berharap bakalan ada konflik keren antara Shouji dengan Youko yang ternyata menghilangkan diri.  Tokoh Shouji sendiri rada-rada bikin males karena, digambarkan santai dan kurang sigap sekalipun pacarnya Youko menghilang, entah kenapa saya merasa Shouji ini pemalesan banget. Masih ngarep buat ketemu Youko tapi, pacaran dan wikwik sama Liyun? 

Untungnya Clarissa Goenawan pinter banget bikin plot, sekalipun banyak flashback tapi plotingan Watersong rapi banget. Ngasih plot twisnya tipis-tipis bikin kita penasaran, ada apa sih sama si Shouji? Sekalipun imbasnya alur jadi lamban banget dan kerasa capek buat ngikutin si Shouji. Udah alur lamban, tokoh utamanya santai kek di pantai dan endingnya pun saya rasa anti klimak, kurang greget dan berkesan getuh. 

23.8.23

Resensi Words On The Bathroom Walls

Ini adalah buku pertama yang saya baca setelah daftar jadi premium di Gramedia Digital, berhubung belum nonton filmnya jadilah saya meutuskan untuk baca bukunya. Di aplikasi Gramedia Digital Words On The Bathroom Walls cuma 260 halaman, jadi cuma sehari aja langsung beres. Premisnya sendiri amat sangat menarik, berkisah tentang Adam Petrazelli pemuda 16 tahun yang mengidap skizofernia dan harus bergulat supaya bisa tampil normal dalam kehidupannya sehari-hari.

resensi words on the bathroom walls

Sinopsi

Adam Petrazelli ini cowok yang mengidap skizofernia, ia bermasalah di sekolah lamanya sehingga dipindahkan ke sekolah katolik baru. Selain itu, Adam juga menjadi relawan untuk sebuah obat baru bernama, ToZaPrex yang dosisnya bakalan ditambah setiap kali Adam selesai evaluasi dengan psikiaternya. Kisah Adam bertahan di sekolah katolik ini yang bakalan jadi central cerita, selain tentunya ada bumbu roman dengan Maya cewek yang naksir sama dia. 

Baca Juga : Resensi Nevermoor Mirip Harry Potter

Premis struggling sebagai penderita skizofernia punya beberapa layer mulai dari, struggling di sekolah, struggling di rumah dengan ayah tiri dan adik baru, struggling dengan sang pacar Maya dan struggling dengan obat baru ToZaPrex.

Resensi 

Tadinya saya berharap Words On The Bathroom Walls yang mengambil POV sang tokoh utama, bisa bikin kita ngerti kalau penderita skizofernia itu seperti apa sih? Sayangnya Julia Walton nggak bisa deep banget  ngegali karakter Adam. Kita cuma disuguhin kalau penderita skizofernia itu ngelihat hal-hal yang gak ada seperti Adam, yang setiap hari melihat Rebecca si cewek cantik lalu ada paduan suara dan beberapa mafia. 

Baca Juga : Resensi Pay Sooner Or Later Simple tapi Menghibur

Sialnya di sini Julia Walton menggambarkan Adam itu sebagai penderita skizofernia baru dan ringan, sehingga gejalanya cuma halusinasi, lihat yang nggak ada aja. Sebagai readers kita cuma dikasih intip secuil aja, oh kalau skizoferia itu nggak bisa bedain mana hayalan dan realita. 

Struggling Adam memang berlapis-lapis namun, terasa tipis. Kaya kurang greget aja tapi, memang dasarnya Words On The Bathroom Walls adalah buku young adult. Konflik antara Adam dan Maya pun dibuat simple dimana Maya, pada dasarnya suka dan nggak keberatan punya pacar dengan gangguan mental. Overall, Words On The Bathroom Walls  ini masih di bawah The Fault Of Our Star namun masih enak untuk dibaca dan di atas standar novel romance remaja lokal. 

Yang paling kesel adalah di halaman terakhir, Julia Walton kasih remark kalau dia bukan dokter dan semua hal termasuk nama obat adalah imajinasi kreatif dan berdasarkan dokumentasi saja. I was like, pantes ini kok rada dangkal yah sebagai seorang penderita skizofernia.


15.7.23

Review Nevermoor Mirip Harry Potter Tapi Seru

Terakhir nemu buku yang exciting banget itu Red Queen dan baru-baru ini saya nemu buku yang katanya punya plot mirip Harry Potter. Sebenarnya buku Nevermoor The Trial of Morrigan Crow ini udah lama cuma gegara covernya menurut saya jelek banget jadinya gak pernah ngelirik. Barulah pas baca review orang-orang yang bilang kalau Nevermoor, plotnya sebagus Harry Potter saya pun coba baca dan buku setebal 466 ini ludes hanya dalam tiga hari saja saking serunya.

sinopsis 

Nevermoor menceritakan Morrigan Crow seorang gadis berumur 10 tahun yang masuk ke dalam daftar anak-anak terkutuk, anak-anak ini kerap bawa sial dalam beragam bentuk dan dipastikan bakalan mati ketika malam eventide. Ini membuat keluarga Crow harus terus minta maaf karena, kemanapun Morrigan dibawa pasti ada kesialan dan imbasnya, mereka gak sabar nunggu malam eventide ketika Morrigan bakalan mati. 

Ketika malam eventide tiba, nona Morrigan Crow diselamatkan oleh seseorang bernama Jupiter North dan dibawa menuju dunia Nevermoor. Dalam dunia Nevermoor, nona Morrigan diharuskan untuk ikut tes masuk Wunderous Society. Ada tiga tes yang harus dilalui Morrigan sebelum akhirnya, rahasia terkuak kalau Morrigan Crow ini sebenarnya adalah seorang wunder atau manusia dengan bakat ilmu hitam yang kuat. 

Resensi

Premisnya mirip Harry Potter banget begitupun plotnya, hanya saja Nevermoor masuk ke dalam golongan high fantasy sebab, Morrigan tinggal di dunia fantasi bukan, dunia nyata seperti Harry Potter. Penokohan Morrigan Crow memang sebelas dua belas dengan Harry cuma beda jenis kelamin saja, plot cerita pun ringan dan mudah diikuti. Untungnya Nevermoor punya plot yang nggak mudah ditebak, kita bakalan kebawa terus buat cari tahu apa sih rahasia yang selama ini disembunyikan sama Jupiter North. 

Baca Juga : Review Mary Poppins

Jessica Townsend memang nggak bawa sesuatu yang baru tapi, Nevernoor bakalan mudah banget buat bikin kita terlena masuk ke dalam dunianya. Penokohan yang kuat dibantu plot yang sulit ditebak, bikin Nevermoor betah buat diikutin sampai habis sekalipun ini buku anak-anak.    

Baca Juga : The Reckoners Trilogy : Calamity 


 

5.1.23

Review Argantara : Kenapa Argantara Banjir Caci Maki Netizen?

 

 

 

Duh penulis wattpad bikin masalah lagi, sebenarnya dari awal cerita Argantara hype di Wattpad mau review betapa gak masuk akal dan jauh dari pada layak untuk dibaca. Tapi, tahukan tipe pembaca Wattpad yang almost semuanya adalah abg bau kencur yang logika sama sekali belum berkembang dengan baik dan benar.  Dari plotingan sampai PUEB gak ada benernya Argantara ini namun, karena Indonesia adalah negara berkembang jadinya dibaca sampai 30 juta kali dan alasan kenapa saya harus nulis ini lagi karena, memang sedang hype netizen mengutuk film Argantara ini sementara sang penulis Falistiyana (Fafay) malah menghilang gak berani untuk mempertanggung jawabkan karyanya.


Jadi kita mau mulai dari penokohan, plot atau PUEB? Gak usah lah yah karena, fans bocilnya juga mana ngerti cara menulis yang baik dan benar. Jadi kita mulai dari logika saja :  

Plot utama masuk akal gak sih?

Syera diserahkan alias dipaksa nikah sama Arga gegara bapaknya hutang budi sama bapaknya Arga. Emang ada bokap mau nyerahin anaknya semudah itu? Mana umur 16 tahun pula buat dinikahkan! Terus perjanjian pake tertulis yang mana lebih gak masuk akal, belum lagi bapaknya si Syera orang kaya juga, jadi…jadi…ini apa sih gaje banget! Mau lebih gak masuk akal lagi? Orang tua Syera juga gak maksa loh. Jadi dimana konflik sesungguhnya yang seharusnya ada di sebuah plot?

Baca Juga : Penyebab Malas Baca Buku Dari Penulis Wattpad

Udah hamil si Syera kena dilema takut kedepak sama sekolah gegara ketahuan hamil, emang waktu pertama kali nikah gak kepikiran apa kalau orang hamil gak bisa masuk sekolah? Emang wajar umur 16 tahun nikah terus pergi sekolah kek biasa? Fafay otak lo konslet atau gimana?

Plot gak masuk akal ini diperparah dengan, Arga dan Syera kena konflik yang semua orang waras tahu bakal ada di sebuah pernikahan. Emang apa yang ada di otak  Falistiyana (Fafay) waktu nulis ini? Wait, biar saya tebak pasti ini orang bocil lucknutt yang gak ngerti apapun tentang penikahan yah. Banyak yang bilang ini meromantisme pernikahan dini tapi, klo menurut saya bukan, ini sih gegara si Falistiyana (Fafay) emang asal nulis aka ngayal babu, padahal penulis itu kudu riset say. Riset tentang pernikahan dini sesusah itu kah Fafay? In reality, pernikahan muda apalagi 16 tahun banyak resikonya. Mulai dari sisi psikologi sampai dengan kesehatan. Bayangkan hamil diumur 16 tahun, dimana tubuh lo masih berkembang? Resikonya idup atau mati say.

Dari sini aja udah Argantara udah mati kutu, gak bisa dilanjut untuk bisa disebut sebuah cerita dengan plot solid bahkan, layak untuk dibaca. Apa masih harus saya lanjutkan dengan kualitas penokohan dan PUEB? Terlalu capek saya mengulas seberapa buruknya Argantara.

Gak ada di Goodreads

Ini rada gila sih, masa dibaca sampai 39 juta tapi sama sekali nggak tersedia di Goodreads? Buku macam apa yang nggak ada di Goodreads! Sepertinya penerbit sengaja menghindari Argantara bapuk ini untuk masuk Goodreads, sudah tahu populer dan sudah tahu nggak layak baca makanya menghindari Goodreads. Nggak kebayang kalau masuk Goodreads bakalan dicaci maki seperti apa? Eits tunggu dulu paling-paling si Fafay lucknutt bakalan meluncurkan army bocilnya buat ngevote, seperti penulis Wattpad yang lain. 

Bukan yang pertama loh

Kasus Argantara ini bukan yang pertama, ingat sama kasus Dear Nathan dari Erisca Febriani. Banyak hal gak masuk akal di Dear Nathan sampai ibu hamil bisa jadi bahan bercandaan terus, penulisnya si Erisca Febriani diem aja. Barulah setelah semuanya mereda, dia bikin tulisan playing victim! Seolah-olah dirinya terzolimi karena, dikiritik terus menerus. Padahal emang karya lo yang gak masuk akal dan jauh dari berkualitas.

Banyak netizen kesal

Argantara jadi puncak rusaknya penulis wattpad bahkan, di Twitter banyak penulis Wattpad yang pengen nonjok si Falistiyana (Fafay) gegara memperburuk citra penulis Wattpad sementara netizen umum pun geram dengan romantisasi pernikahan dini ini, belum lagi kalangan professional seperti psikolog yang geleng-geleng kepala dengan cerita Argantara.

Baca Juga : Kacaunya Cerita AU (Alternate Universe)

Saya pun coba riset si Falistiyana (Fafay) dan jadi mikir, mungkin bocah ini gak sepenuhnya freak. Karena kalau orang punya karya bagus, pasti bangga dan muncul ke publik bukan? Anehnya si Falistiyana (Fafay) ini sama sekali gak nampil. Terakhir joged-joged di Tik Tok, 6 hari lalu pas premier Argantara, begitu dikritik langsung kena mental, menghilang entah kemana? Nunggu reda dulu yah sebelum joged-joged lagi buat promo sekuel Argantara. 

Sebenarnya karya Wattpad yang amburadul macam Argantara ini sudah sepatutnya kena cancel, bukan saya kejam yah. Tapi, belajar dari  Erisca Febriani dengan Dear Nathan, diem dulu terus playing victim dan sekarang malah jadi speaker dimana-mana?  Falistiyana (Fafay) pun pake tak tik yang sama, palingan nanti juga bikin pembelaan kenapa, gak becus riset tentang realita pernikahan dini. Kalau gak di cancel bakalan, ada Fafay-Fayay yang lain, bikin cerita gak pake logika dan riset ketika, cerita udah dibaca jutaan orang, si penulis lepas aja tanggung jawab. Lebih gampangnya stop making stupid Wattpad writer famous!