Review Anime Belle dan Penyebab Gagal Dapat Nominasi Oscar

Ada film anime yang dapet banyak award bahkan, sampai nembus box office judulnya Belle atau versi Jepangnya Ryū to Sobakasu no Hime (The Dragon and the Freckled Princess) pertama nonton di Netfllix langsung wow! Karena animasinya gak main-main, sumpah benar-benar bikin mata gak berkedip, rekomen buat nonton di TV 4K. Belle masuk ke dalam aesthetic animated setiap jengkal film ini benar-benar dibuat cantik.


Belle sendiri masuk ke dalam cerita fantasy science fiction dimana, tokoh utama Suzu masuk ke dalam dunia metaverse bernama U dan menciptakan avatar sendiri bernama Belle yang pandai menyanyi. Kerenya, Mamoru Hosoda membuat animasi dunia nyata dengan dunia metaverse berbeda. Jadi ketika Suzu di dunia nyata animasinya hand drawn, tipikal anime sementara ketika masuk metaverse U berubah menjadi 3D. Perbedaan lain yang dilakukan oleh 
Mamoru Hosoda adalah design karakter antara dunia nyata dengan metaverse, jadi semua karakter di dunia nyata berdesain anime sementara saat masuk ke metaverse berubah menjadi disney. bahkan, Mamoru Hosoda sampai hire designer Disney buat  nyiptain tokoh Belle. 

Sayangnya, film besutan Mamoru Hosoda ini rada ampas di cerita walaupun premisnya kuat dimana mengabungkan Beauty and The Beast dengan The Matrix. Di mana dalam dunia virtual kita selalu menjadi versi terbaik dari kita sementara dalam dunia nyata sampah. Plot cerita Belle ini rada absurb banget, antara Suzu dengan masa lalu yang kelam, lalu naksir sama cowok paling ganteng satu sekolah dan menyelamatkan The Dragon di dunia metaverse dan dunia asli. Sampai bingung ini film Belle mau kemana sih? Si Suzu ini mau ngapain? Durasi dua jam benar-benar gak jelas fokus cerita film anime Belle ini.

Ceritanya kepepet antara Suzu yang berubah jadi percaya diri dan memaafkan masa lalunya sama menyelamatkan The Dragon tapi, berkesan maksa banget terlebih cerita Suzu dekat sama The Dragon bikin bingung karena, di dunia nyata Suzu malah suka sama Shinobu.  Terlalu banyak sub plot untuk tokoh utama Suzu dan gak fokus adalah kelemahan fatal film anime Belle.  

Baca Juga : Review Ivan The One and Only

Sayang sekali masterpiece anime seperti Belle ini harus mentok di cerita, padahal dari segi visual dan musik udah sempurna ketika diputar di festival canners, Belle berhasil mendapatkan standing ovation. Coba nonton di bioskop udah pegel ini badan, dua jam dikasih cerita absurb dan ini mungkin saja, penyebab utama kenapa Belle gagal masuk ke dalam nominasi best animated feature Oscar 2022 padahal Mamoru Hosoda sempat masuk Oscar tahun 2018 dengan Mirai, anime dengan animasi yang lebih sederhana namun, plot cerita lebih masuk akal.

   

Review Pokemon Legend Of Archeus Mirip Monster Hunter Story

Akhirnya game Switch yang ditunggu-tunggu release juga dan ini review setelah 30 jam main. Pokemon Legend Of Archeus ini, merupakan seri game Pokemon terbaru setelah Let's Go, Sword and Shield serta Brilliant Diamond dan Shining Pearl. Selain itu, Pokemon Legend Of Archeus menjadi amat sangat hype setelah Game Freak merombak total game play RPG ini. Setelah 26 tahun Pokemon memiliki gameplay yang sama semua bahkan, seri terakhir Sword and Shield bisa dibilang amat sangat membosankan. Lantas, seperti apa sih  Pokemon Legend Of Archeus ini, yuk cekidot review Pokemon Legend Of Archeus.

legends arceus review reddit pokemon arceus review reddit pokémon legends: arceus review ign pokemon legends arceus review metacritic legends arceus review embargo pokémon legends arceus review embargo pokémon legends: arceus release date pokémon arceus review embargo

Grafis

Kita mulai dari grafis, sudah berharap banyak dengan Pokemon Legend Of Archeus ini. Bakalan ada peningkatan dari Sword and Shield namun, ternyata grafisnya biasa banget! Bahkan dalam keadaan main handheld saja, banyak detail background yang kelihatan kotak-kotak. Paling yang halus banget itu, NPC sama Pokemonnya sementara enviromentnya buat saya sih kelihatan seperti PS2. Sayang banget padahal di Sword and Shield grafisnya sudah mulus banget. Kalau dibandingkan sama grafis MHS juga masih kalah jauh.

Selain itu, hal yang paling menganggu di grafis adalah banyak text yang menurut saya terlalu kecil untuk dibaca, belum lagi tone grafis Pokemon Legend Of Archeus ini gelap semua. Jadinya susah banget buat baca dan kudu dideketin ke mata, paling enak main docking di TV kalau handheld amat sangat tidak nyaman untuk mata. 

Storyline and gameplay

Buat storyline sama gameplay Pokemon Legend Of Archeus ini gimana? Jelas beda jauh karena, udah gak lagi kita bangun di kota kecil terus mengejar impian jadi pokemon master. Pokemon Legend Of Archeus ini, tetiba tokoh utama ditransfer dari masa depan ke masa lalu di region Hisui. Terus kita kudu ngebantuin sebuah desa dengan gabung dicorps, intinya menjaga kedamaian dan tentu saja mendukung riset tentang pokemon. 

Nah, soalnya gameplay awalnya memang kelihatan seperti Zelda gegara open world tapi, ternyata Pokemon Legend Of Archeus ini benar-benar copas seperti Monster Hunter Story. Waktu main langsung, lah ini sih MHS banget. Gak ada lagi masuk ke rumput buat cari pokemon atau datengin pokemon buat battle, justru sekarang pokemon yang kejar kita dan kalau gak lari, bisa mati diserang! Konsepnya benar-benar seperti di alam liar, belum lagi kalau diserang sama banyak pokemon. Buat nangkepnya juga lewat battle lagi, kita kudu ngendap-ngendap terus lempar pokeball.

Side quest

Pokemon Legend Of Archeus gak cuma leveling buat ngelawan gym leader. Tapi, ada main quest sama side quest plus pokedex quest. Main quest jelas buat namatin story, side quest buat dapetin bonus- bonus sementara pokedex quest buat ningkatin rank. 

Ada juga alpha pokemon yakni pokemon terkuat dari setiap jenisnya yang size sama stats jauh lebih tinggi dari pokemon bisa, terus ada space time distortion yang muncul tiba-tiba, di dalemnya ada banyak rare pokemon. 

Baca Juga : Review Pokemon Brillian Diamond dan Shining Pearl

Soal stats pokemon juga rada aneh sih di Pokemon Legend Of Archeus ini sebab, level 40 aja bisa KO sama level 20? Jadi stats pokemon di Pokemon Legend Of Archeus seperti gak guna getuh, padahal stats dari attack sampai defend ada effort level kalau di game dulu EV sama IV. Kalau mau competitive battle atau cari pokemon dengan good stats gak perlu ribet. Tinggal naikin effort level pake item grit atau nangkep pokemon alpha. 

Tidak ada breeding dan Hidden ability

Padahal dulu breeding sama nangkep pokemon dengan good stats seperti matematika pokemon dan seru banget. Sekarang di Pokemon Legend Of Archeus malah dibikin simple banget, belum lagi breeding dan hidden ability dihilangkan? Ini buat sayang amat disayangkan banget, padahal di BDSP serunya itu cari pokemon good stats sama punya hidden ability buat competitive battle. 


Jadi fokus di 
Pokemon Legend Of Archeus cuma ke main gameplay tamatin storyline sama nangkepin semua pokemon aja. Mungkin biar gak kebanyakan karena, sudah ada quest jadinya player gak perlu lagi sibuk dapetin perfect pokemon. 

Mekanik battle

Battlenya masih sama turn based tapi, ada perbedaan di mekanik moves. Semua moves kalau level tertentu bakal mastering dan bisa pilih dua style agile sama strong, kalau agile less powerfull tapi bisa dua kali serang sementara strong more powerfull tapi cuma sekali serang. jadi, taktinya mau lebih kuat apa lebih cepat. Modelnya mirip banget seperti MHS strong, speed, technical attack. 

Baca Juga : Review Monster Hunter Story Wing Of Ruins

Overall

Overall Pokemon Legend Of Archeus ini angin segar buat seri Pokemon, gak membosankan dan jauh lebih sulit. Gak cuma nangkepin sama leveling saja, Pokemon Legend Of Archeus punya banyak hal yang bisa dilakukan dalam 30 jam main, ini baru tiga daerah yang kebuka saking serunya, ngincer semua  side quest sama pokedex quest, nangkepin alpha pokemon, ngejar space time distortion. Buat yang suka game-game seperti Zelda dan Monster Hunter Story bisa dicoba main Pokemon Legend Of Archeus karena, sudah jauh berbeda dari tipikal game pokemon yang terdahulu.  

Selamat Tinggal Jappy, Kelinci Holland Lop Terakhir Saya

Tahun 2022 sepertinya belum begitu baik pada saya, di awal tahun ini saya kehilangan Jappy kelinci holland lop betina saya yang sudah berusia empat tahun. Jadi tiga hari yang lalu saya perhatikan Jappy mulai kehilangan napsu makan dan diam di pojokan lalu langsung saya bawa ke dokter hewan langganan dan terdianogsis abses di bagian leher. Jappy pun diberi antibotik, vitamin dan di laser untuk menghilangkan absesnya. 

Jappy tiba-tiba sakit?

Setelah tiga hari kondisi Jappy sama sekali gak membaik, dia malah semakin kehilangan napsu makan lalu saya cek up kembali ke dokter hewan. Setelah cek up sang dokter pun angkat tangan karena, abses di leher sudah kempis. Dokter gak tahu kenapa si Jappy gak makan dan lemes? Tindakan yang bisa dilakukan pun adalah infus. Setelah infus, saya bawa pulang dabn tidak lupa membuat critical care dari pelet yang dilembekan namun, kondisi Jappy terus saja menurun sampai akhir lemas dan megap-megap.

dokter hewan untuk kelinci


Saya gak bisa apapun kecuali gendong dan meluk si Jappy, lamban-laun napasnya jadi berat dan sesak. Gak lama Jappy pun menghembuskan napas dalam gendongan saya. Meninggal Jappy beda banget dengan semua kelinci saya, mulai dari Kimchi, Momo, Bimbim sampai Sammy yang rata-rata berumur empat tahun dan RIP karena penyakit internal seperti G.I dan kerusakan ginjal. Biasanya kelinci kalau sudah sakaratul maut, bakal megap-megap dan kejang-kejang terus melengking dan mati. Sumpah saya trauma dengar lengkingan rasa sakit kelinci pas mau mati, terakhir itu si Kimchi yang melengking tinggi sebelum RIP.

Jappy gak kesakitan

Jappy ini meninggalnya adem banget, dia napasnya terengah-enggah dan hilang dengan sendirinya. Dalam pelukan saya, tubuh si Jappy pelan-pelan berhenti bergerak. Sama sekali gak ada kejang-kejang terus jeritan melengking, Jappy cuma berhenti napas dan pergi. Mungkin karena dia merasa aman dalam pelukan saya dan ini juga yang bikin saya rada nyesel waktu Kimchi, Momo, Bimbim dan Sammy RIP gak saya peluk. Mereka cuma saya baringkan saja agar nyaman.

Waktu Kimchi, Momo, Bimbim dan Sammy meninggal, nyeseknya tuh kerasa banget tapi, pas Jappy cross the rainbow bridge saya sama sekali gak nyesek. Karena saya udah berusaha semaksimal mungkin buat sembuhin Jappy dan saya juga merasa Jappy ini RIP dengan amat tenang di pelukan saya. Malah yang ada rasa lega karena Jappy gak, kesakitan kaya kelinci yang biasanya mau mati. Jappy sudah senang bingky sama Sammy di ujung pelangi sana. 

Jappy bakalan jadi kelinci terakhir saya, sudah gak mau lagi adopt kelinci karena sudah pelihara semaksimal mungkin sampai habis uang gak sedikit buat perawatan dan dokter tetap aja kehilangan terus setelah empat tahun. Memang sih kelinci hewan yang rapuh banget dan gak semua dokter hewan ngerti soal kelinci. Target pelihara sampai 10 tahun pun kandar setelah Jappy RIP. 

Salah satu foto terakhir Jappy. Goodbye my sweet bunny girls, bingky free with Sammy up there.

Terima kasih semuanya

Jadi buat kalian yang sudah baca-baca blog ini dari awal pelihara si Kimchi tahun 2015 sampai sekarang, makasih banget dan seperti ini bakalan jadi post terakhir tentang kelinci. Sekali lagi gak ada niat buat adopt kelinci, bukan apa-apa cuma gak mau aja udah mati-matian ngerawat dan gak bisa tembus 10 tahun. 

Thanks buat Kimchi, Momo, Sammy dan Jappy. Its been great to educate people's all this years about bunny proper care.     

Baca Juga : Selamat Tinggal Bimbim si Mini Rex

Baca Juga : Selamat Tinggal Kimchi My Fuzzy Lop