Mitos Suku Bermata Biru Dan Sindrom Waardenburg

Mitos Suku Bermata Biru Dan Sindrom Waardenburg

Baru-baru ini viral kisah seorang gadis kecil dari desa Truyan Bali, yang membuat gadis kecil ini viral di media sosial karena memiliki warna bola mata yang tidak lazim dimiliki oleh orang-orang Indonesia. Gadis Truyan ini berperawakan layaknya orang bali asli dengan kulit cokelat dan rambut hitam akan tetapi punya warna bola mata biru seperti bule, sebenarnya si gadis kecil sudah lama diketahui oleh orang-orang sekitar namun, keberadaanya baru viral saat fotonya diunggah ke instagram. Beragam komentar pun bermunculan dari netizen, sayangnya netizen justru sama sekali tidak tahu bahwa gadis Truyan tersebut memiliki kelainan genetis. Mereka malah berlomba-lomba memberikan komentar tak masuk akal, seperti Ayahnya bule, keturunan bule, keturunan suku langka bahkan ada menyuruhnya untuk jadi model. Saya sampai miris membaca komentar para netizen ini.

syndrome waardenburg
Perhatikan kesamaan fisiologi pada wajah keempat anak dari negara asia namun, memiliki mata biru.
Gadis Truyan yang tidak diketahui namanya ini langsung membuat saya teringat pada bocah China yang sempat heboh karena memiliki mata biru dan mampu melihat di dalam gelap. Bahkan bentuk wajah mereka berdua sama dan tak ayal saya yakin betul, si gadis Truyan ini mempunyai kelainan yang sama dengan cat eyes boy from China. Kelainan yang saya maksud adalah Sindrom Waardenburg, lalu apa yang dimaksud dengan Sindrom Waardenburg? Yakni kelainan genetis dimana si penderita akan memiliki warna mata biru pucat atau dua mata dengan warna berbeda ( heterochromia) disertai dengan struktur wajah yang khas, seperti halnya penderita down syndrome. 

Apa itu Sindrom Waardenburg? 

Sebenarnya penderita  Sindrom Waardenburg dibagi menjadi empat tipe. Dimana tipe paling umum adalah bermata biru dengan struktur wajah khas sementara tipe lainnya, bisa dibilang langka untuk penderita Sindrom Waardenburg. Terus Sindrom Waardenburg ini masalahnya apa? Para penderita Sindrom Waardenburg, cenderung untuk mengalami tuli dan kelainan genetis seperti sebagian rambut menua hingga berwarna putih, polio sampai dengan abnormalitas di tangan. Sementara pada penderita Sindrom Waardenburg tipe umum seperti gadis Truyan Bali ini, mempunyai abnormalitas yang berbeda-beda, seperti contoh bocah dari China yang mampu melihat dalam gelap karena iris matanya yang abnormal, lalu ada penderita Sindrom Waardenburg tipe umum dari Amerika yang kulitnya pucat dan sensitif terhadap matahari. 

Jadi kalau berpikir punya mata biru seperti gadis Truyan Bali ini adalah sebuah berkah, sepertinya harus berpikir dua kali. Gadis Truyan Bali yang tidak diketahui namanya ini sebetulnya membutuhkan penanganan medis, sebab tidak diketahui abnormalitas yang dideritanya. Syukur-syukur hanya kelainan fisiologis di wajah dan mata saja namun, tanpa penanganan medis sulit memastikan.

Ciri fisik penderita sindrom Waardenburg

Suku Mata Biru Sudah Tak Ada 

Beberapa media besar bahkan membuat berita yang mengaitkan para penderita Sindrom Waardenburg dengan suku mata biru. Di Indonesia memang ada suku yang bermata biru namun, sudah lama punah karena asimilasi, mata mereka sudah tidak biru lagi. Saya sendiri pernah menyaksikan suku Lamno dari Aceh, waktu masih bekerja sebagai pembuat film dokumenter tapi, mata mereka tidak ada yang biru. Beberapa orang dari suku Lamno Aceh justru bermata hijau tua atau hazel. Itupun orang tua atau sesepuh desa, bukan anak muda. 

Sindrom Waardenburg

Perhatikan baik-baik gadis cantik dari pulau Siompu Buton ini. Wajahnya dijadikan halaman muka berita mengenai suku bermata biru, padahal sudah jelas dari struktur wajah bahwa gadis ini penderita Sindrom Waardenburg. Jadi sekali lagi saya perjelas bahwa suku mata biru sudah tidak ada di Indonesia.

Sindrom Waardenburg
Semoga ada yang berbaik hati untuk memberikan medical check up pada gadis Truyan Bali ini, bukan tawaran menjadi model.

Reactions

Post a Comment

2 Comments