Resensi Watersong Clarissa Goenawan Plotingan Rapi tapi Alur Lamban

Resensi Watersong Clarissa Goenawan Plotingan Rapi tapi Alur Lamban

Watersong adalah buku pertama dari Clarissa Goenawan yang saya baca, dari aplikasi Gramedia Digital. Sepintas setelah membaca review dari Goodreads look promising, banyak mainstreams reader yang bilang kalau karya Clarissa Goenawan ini bagus banget maka dari itu, saya memutuskan untuk mencoba membaca Watersong.


Sinopsis

Awalnya Watersong ini memikat sekali dengan, prolog yang terlihat magis dimana tokoh utama Shouji sering banget mimpi tenggelam ketika kecil dan dibawa ke semacam peramal, lantas diramalkan kalau dalam hidupnya akan bertemu dengan tiga perempuan dengan unsur air dan salah satu dari mereka adalah belahan hidupnya.

Baca Juga : Resensi Tingka Kisah Para Penganut Midaya

Nah, ketika cerita berjalan Watersong justru jauh dari segala macam unsur magis. Kita bakalan disuguhi kehidupan Shouji di kota fiktif Akakawa yang mengambil inspirasi dari distrik Tokyo ke 23 Arakawa. Sepanjang 396 halaman, ploting cerita akan bergulir pada Shouji yang bertahun-tahun menjadi pacarnya Youko. Youko sendiri tiba-tiba hilang saat Shouji ikut bekerja di sebuah kedai teh eksklusif sebagai pendengar, dimana orang yang ingin curhat tapi, ingin private bisa mensewa seorang untuk mendengarkan masalah mereka.

Resensi

Plotingan Watersong sendiri terbilang menarik, sekalipun konfliknya linear cuma mencari Youko saja. Pencarian Youko yang menghilang misterius dan melibatkan seorang politikus Jepang, ibarat novel-novel crime thriller. Sekalipun lebih banyak drama yang mengupas siapa sih Shouji sebenarnya? Sialnya, alur Watersong ini lamban banget! Jadi greget crime thrillernya sama sekali nggak dapet, apalagi ditunjang sama background kota Akakawa yang sepi. 

Baca Juga : Resensi Pay Sooner Or Later

Watersong sejatinya drama dengan sedikit bumbu magis dan bumbu crime thriller, jadi jangan berharap bakalan ada konflik keren antara Shouji dengan Youko yang ternyata menghilangkan diri.  Tokoh Shouji sendiri rada-rada bikin males karena, digambarkan santai dan kurang sigap sekalipun pacarnya Youko menghilang, entah kenapa saya merasa Shouji ini pemalesan banget. Masih ngarep buat ketemu Youko tapi, pacaran dan wikwik sama Liyun? 

Untungnya Clarissa Goenawan pinter banget bikin plot, sekalipun banyak flashback tapi plotingan Watersong rapi banget. Ngasih plot twisnya tipis-tipis bikin kita penasaran, ada apa sih sama si Shouji? Sekalipun imbasnya alur jadi lamban banget dan kerasa capek buat ngikutin si Shouji. Udah alur lamban, tokoh utamanya santai kek di pantai dan endingnya pun saya rasa anti klimak, kurang greget dan berkesan getuh. 

Reactions

Post a Comment

0 Comments