Review Gelombang (supernova Saga) yang kriukkkk abis!

Review Gelombang (supernova Saga) yang kriukkkk abis!

Mari kita mulai cerita:
“Pertama-tama yang mau gue tekankan di sini adalah. Gue bukan pembaca supernova series, jadi gelombang ini murni supernova pertama yang di baca. “


Cerita di gelombang dimulai dengan sebuah prolog yang menceritakan tokoh terdahulu dari seri sebelumnya (Diva) yang menghilang di hutan Amerika selatan. Kedua sahabatnya Gio dan Paulo yang sudah lelah mencari akhirnya menyerah dan cerita berlanjut ketika Gio mendapat penampakan dari seorang paranormal yang kasih petunjuk mengenai sebuah batu bertuah. (Macam Harry Potter yah)

Cerita lalu melompat ke tahun 90-an, disinilah flashback yang menarik terjadi. Dalam ratusan halaman kita akan disuguhi kehidupan orang batak dengan budayanya. Orang non batak seperti saya, seperti menemukan hal baru yang enak untuk diikuti, bagaimana tokoh Edison yang dipanggil Ichon memulai karirnya sebagai the chosen one.

Terlahir sebagai anak bungsu, Ichon memang sedikit berbeda dengan anak-anak lainnya, setiap kali diadakan upacara adat di kampungnya. Ichone kecil pastilah akan menangis hebat hingga harus diungsikan, hingga satu kali ketika kedua orang tuanya berpikir bahwa Ichon sudah besar dan tidak perlu diungsikan ketika upacara adat dilaksanakan. Akibatnya pada malam ketika upacara dilaksanakan dimana para pemuka memanggil semacam roh leluhur bernama Jaga Portibi (semacam dementor), sialnya dementor eh si Jaga Portibi ini malah mendatangi Ichon. Mulai dari sini hidup si kecil Ichon bermasalah, sering dihatui mimpi buruk dan berurusan dengan para tetua batak. Tetua batak ini yang memberikan Ichon philosopher stone eh bukan tapi batu, jimat atau apalah pokoknya warnanya hitam.

Setengah dari cerita gelombang ini menceritakan si Edison yang dilafalkan Ichon oleh orang-orang desanya. Ketika cerita awal di desa dengan kultur dan mistisnya begitu mempesona tiba-tiba semuanya menjadi hambar bak nasi basi ketika keluarga Ichon mengadu nasib ke Jakarta kemudian Ichon cabut ke USA. Cerita sontak berubah dari fantasi fiksi ke cerita inspirasi! Gue sebagai penggemar cerita fantasi fiksi seperti tertipu mentah-mentah oleh gelombang.

Dari pindah ke Jakarta sampai membabu di USA, si dementor Portibi menghilang sama sekali. Karena tante Dee mengubah aura dari Harry Potter and The Philosopher Stone jadi Mimpi Sejuta Dollar!!! Perjuangan Ichon sebagai imigran gelap sampai masuk universitas cornwell, seperti tambalan biar cerita panjang saja atau bumbu inspirasi biar digemari orang Indonesah! Aneh sekali kalau mimpi Ichon adalah membawa kedua orang tuanya untuk melihatnya wisuda tapi sama sekali nggak dimasukan ke dalam jalur cerita. Malah hal ini diketahui dari ucapan sekilas Ichon ketika sudah jadi brooker tajir. Beuuhhh, aneh kali ini seperti tidak focus.

Setelah Ichon  jadi sukses mampus dan sering kerja sampai malam melototin bursa wallstreet. Ia Diberi sebuah tiket untuk dapet escort berkualitas tinggi bernama Ishtar, abis penggambaran sex yang nggak jelas barulah Jaga Portibi kembali muncul memberi mimpi buruk. Disini ketidak konsistenan Dee kembali berulah, ketika Ichon kembali dihantui Jaga Portibi kenapa harus ke dokter dan psikiater? Apakah karena di Amerika tidak ada dukun? Padahal Jaga Portibi sudah menghantui Ichon selama masa kecilnya dan berbagai rintangan di hadapi  sampai melawan tetua jahat dan hampir tenggelam di danau toba. Terus begitu besar dan sukses, plus highclass di Amrik langsung lupa dan berpikiran logis bahwa mimpi buruk ini adalah sebuah penyakit yang harus diobati dengan obat. Duh, kenapa jadi nggak logis begini ya? Udah begitu setelah datang ke ahli insomnia bersertifikasi international, dengan entengnya Ichon mengeluarkan kalimat “Tetua di kampungku dulu bilang kalau si Jaga Portibi akan muncul ketika aku dalam bahaya.”  Nah, loh. Kalau sudah tahu masalahnya apa kenapa harus muter-muter sih?

Sudah tahu kenapa Jaga Portibi muncul kenapa malah lari ke dokter, cerita Ichon ke dokter dan psikiater serta ahli insomnia Nicky ini membuang waktu saja. Kenapa nggak langsung cari Ishtar  yang menghilang ketika Jaga Portibi muncul? 

Kemudian cerita berlanjut ketika Ichon dan Nicky akhirnya cabut ke Tibet buat ketemu seorang dokter ahli yang sudah lama raib ditelan bumi dan Ichon sewa private detektif mahal yang bisa gali data NSA! Lalu cerita kembali aneh ketika berhasil bertemu  Isthar dan dalam sekejap perjalanan Ichon di Tibet langsung berhubungan dengan buku Akar dan tokoh Bodhi. Dari Harry Potter and The philosopher stone berubah jadi mimpi sejuta dollar lalu menjelma jadi The Matrix Thrilogy. Kerasa nggak konsisten kadang mistik kadang ditektif yang ada mood jadi naik turun bacanya.

Gue sempet ketemu  langsung dengan Mbak Dee, karena kebetulan sedang ada promo jadi bisa dapet buku gratis plus tanda-tangannya.

My Opinion:

Sebagai pembaca avid novel fantasy luar gelombang ini sungguh tidak fokus. Gue merasa excited buat tahu siapa Ichon lalu hubungan Jaga Portibi serta buat apa itu, namun ketika Ichon dewasa unsur mistis antara kedua kok menghilang? Mood tinggi yang dibangun langsung amblas saat Ichon ke Amrik dan cerita berubah jadi mimpi sejuta dollar plus science plus Sherlock Holmes. 

Prolog Diva hilang di hutan dipaksakan masuk hanya demi terlihat sebagai benang merah lalu bab terakhir perjalan Ichon di Tibet sebagai penyambung jiwa dengan Akar terkesan maksa, sumpah ending yang seharusnya jadi “wah, ternyata!”  

Ekspetasi terhadap gelombang terlalu besar! Hingga ketika cerita hanya segini, jatuhnya sakit abis. Sesungguhnya gelombang adalah cerita yang  perlu dibuat satu buku sendiri tanpa harus dipaksakan menyambung dengan Akar atau Bodhi. Bahkan gue bilang sih Gelombang ini bisa jadi satu cerita sendiri tanpa harus menjadi bagian dari Supernova series.

Dan yang paling mengganjal adalah:
Setelah datang ke ahli insomnia bersertifikasi international, dengan entengnya Ichon mengeluarkan kalimat “Tetua di kampungku dulu bilang kalau si Jaga Portibi akan muncul ketika aku dalam bahaya.” Kalau dari awal sudah tahu penyebab semuanya kenapa?.....ya, sudahlah.

Reactions

Post a Comment

6 Comments

  1. Anda belum pernah membaca series supernova tapi sudah berani melabeli gelombang tidak ada sangkut pautnya sama buku terdahulu. Di sini letak kekeliruan anda saya rasa. Sebelum berani berkomentar lebih jauh, baca dan pahami dulu ceritanya, mz. :)

    ReplyDelete
  2. @anobymous: Makanya baca yang bener pas bagian bawahkan gue tulis ini cerita nyambung ke akar terus ada tulisan khusus yang di backlink ke blog yang membahas supernova dari awal. Tipikal orang indon kalau baca setengah-setengah atau abg yang baca tapi nggak mudeng. FYI : ada yang bisa nerangin kenapa si Ichon pontang-panting kaya orang bego, ke psikiater bingung kenapa si portibi dateng terus dengan entengnya bilang " portibi muncul kalau saya sedang dalam bahaya" ini plot hole bukan?

    ReplyDelete
  3. Saya membaca Supernova dari tahun 2002 hingga kini. Tapi terus terang sampai sekarang saya belum tahu Dee maunya apa. Kalau bisa dirangkum satu-satu:
    Supernova 1: kisah perselingkuhan berbalut tinjauan pustaka.
    Supernova 2: pencarian tokohnya akan kesejatian, entah apa itu, berbalut buku panduan turis asia tenggara.
    Supernova 3: pencarian jati diri juga dengan diksi yang mulai terasa memihak pada tokoh utamanya. Pembaca seolah dipaksa untuk memihak tokoh utama.
    Supernova 4: silahkan mampir di blog saya: www.anitadaniel.wordpress.com
    Supernova 5: setuju dengan beberapa line di review ini, ada beberapa hole lain yang juga ingin ditambahkan, tapi sudah terlalu malas untuk dibahas :D
    Tapi, saya tetep mau baca Supernova 6 nanti, biar bisa jawab apa maunya Dee.

    So far kesimpulan saya: Supernova series adalah novel religi Agama Buddha.

    Salam kenal ^_^
    Anita Daniel

    note: siapa bilang ada kata-kata mustajab di Supernova 1?

    Numpang ninggalin jejak ya: www.anitadaniel.wordpress.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks anita,

      supernova 1 kata-kata jauh lebih puitis dari pada gelombang. BTW emang nggak bis komen banyak sampai seri ini habis, gue juga nungguin ending serta maksud dari supernova saga ini. Awas aja kalau cuma "begitu aja" endingnya

      Delete
  4. Betul, akan sangat berat tugas Dee meramu Supernova terakhir dari segi materi dan karakter tokoh, karena bagi orang2 yang akrab dengan sains dan tayangan dari chanel2 semacam History, NatGeo dll bisa bilang "ah basi!".
    Selain itu memang Gelombang adalah serial terlemah dari segi karakter. Mimpinya gak ada ngeri2nya (bagi saya), banyak tokoh gak penting, adegan gak penting (adegan menang lomba gitar itu contohnya, buat apa? Menangnya kok ya gampang banget) dan masih banyak plot hole lain yang bisa bikin nyinyir berhalaman2 :D
    Tapi bagi yang udah googling tentang apa yang dia sebut "bardo" atau "antarabhava", pasti tau kalo ini nyambungnya ke Tibetan Buddism.
    Dan hal itu bikin "lampu" di kepala teringat dengan serial sebelumnya di mana Dee mulai kerasa "menyindir" beberapa agama (di supernova petir dan partikel) kecuali agama Buddha. Sayang risetnya tentang agama Islam (supernova partikel) kesannya cuma setengah2, keliatan kalo Dee gak tahu mendalam, tapi terlalu ingin "menyindir".
    Karena itu saya simpulkan sementara bahwa serial ini adalah novel religi agama Buddha.

    Lalu siapa tokoh2 ini yang seolah jadi mirip Power Rangers sejak munculnya segitiga Sarvara, Harbinger dan Infiltran? Punya misi apa? Menyelamatkan dunia? Dan "lucunya" mereka semua berasal dari Indonesia :D :D

    Setuju Wali Yadi, seandainya Intelejensi Embun Pagi endingnya "begitu aja", otomatis itu akan jadi buku Dee yang terakhir saya baca :D

    Karena seorang penulis, bagus atau tidaknya menurut saya, tergantung kemampuannya membangun konflik. Sejauh ini konfliknya belum muncul.

    Jadi panjang ya :D Maaf jadi "nyinyir" di sini.

    ReplyDelete
  5. Oiya barusan komen dari akun google, dua2nya sama kok ^_^

    Have a nice day
    www.anitadaniel.wordpress.com

    ReplyDelete