Minggu kemarin baca seorang influencer mau bikin semacam program sosial bayi tabung. Betul saudara-saudara, influencer ini mau bikin program bantuan bayi tabung bagi yang nggak mampu kenapa? Karena dia baru saja berhasil dapat anak lewat program bayi tabung. Saya yang baca langsung mengerenyitkan dahi, gila! Negara ini isi orangnya low semua yah. Sekalipun influencer ini melakukan hal tersebut akibat dari bernazar.

Pernah Mikir Kenapa Kamu Susah Dapet Anak?

Lah kok saya sewot? Pernah mikir nggak sih kenapa ada orang-orang yang nggak dikasih atau dipersulit untuk mendapatkan rezeki anak? Mungkin di sini saatnya rada mikir karena, banyak di lingkungan kita anak-anak hasil perkembangbiakan tak terkendali penduduk Indonesia yang kurang beruntung. Mereka ada di setiap persimpangan jalan dan panti asuhan. Mungkin dengan nggak dapet atau dipersulit, supaya bisa melek dengan anak-anak ini, supaya mau berbagai rezeki dan kasih sayang dengan anak-anak kurang beruntung ini dengan cara adopsi! Bukan malah mempromosikan bayi tabung.

Terlebih di Indonesia yang sudah overpopulation, dimana banyak anak terlantar bahkan, anak-anak di panti asuhan saja nggak terjamin hidupnya karena, umumnya orang sini cuma mau adopsi anak lelaki berkulit putih dan ganteng. Sisanya anak perempuan dan berkulit gelap, terpaksa harus menelan pil pahit hidup selamanya tanpa kasih sayang orang tua di panti asuhan.

Alangkah baiknya, kalau nazar diganti dengan membantu anak-anak terlantar dan yatim piatu. Bukan malah mendorong orang untuk ikutan bayi tabung sementara di sekitar lingkungan mereka banyak anak-anak terlantar dan yatim piatu. Itu duit buat bikin bayi tabung, bisa dipakai kasih makan berapa anak terlantar dan yatim piatu?

Warga +62 Langsung Ke-trigger

Saya tahu banyak otak jongkok, pasti ketrigger dan bawa-bawa agama. Tapi, apakah adopsi dalam agama dilarang? Justru dalam agama anak-anak yatim  harus didahulukan dan adopsi pun diperbolehkan, semua sudah ada aturannya dengan jelas. Saya sudah sering mendengar otak jongkok, bilang kalau anak asli lebih baik karena doanya mujarab dan bla..bla..bla. Padahal anak adopsi pun sama saja, kalau dibesarkan secara baik dan soleh, semua doa-doanya sama mujarabnya. Dan ini semua sudah ada penjelasanan dalam agama. Namun, penduduk negara berkembang ini malah menganggap adopsi adalah sebuah aib, bukan hal baik yang harus dilakukan.

Saya sendiri berharap suatu saat nanti dikasih rezeki lebih buat bisa adopsi dan berharap dapat pasangan yang nggak jongkok seperti mayoritas penduduk Indonesia. Buat saya semua anak sama saja, mau item kek, mau putih, mau laki-laki ataupun perempuan.  Mau dari panti asuhan maupun jalan semuanya sama saja.

Baca Juga : Drama Hijabers Psycho 

Baca Juga : Generasi Milenial, Generasi Halu