Pernah hidup di lingkungan
kampungan bermindset rendah? Mungkin masih bingung dengan lingkungan kampungan
bermindset rendah itu apa? Apakah sebuah lingkungan dengan orang-orang kampung
atau lingkungan berisikan orang-orang bermindset rendah? Jawabannya adalah kedua-duanya
dan saya hidup di dalam lingkungan rendah ini.
Seperti Apa Lingkungan Kampung Berminset Rendah?
Salah satu contoh paling kongkrit
lingkungan kampung bermindset rendah adalah ketika, saya mau usaha dan
membutuhkan modal, tidak ada satupun yang berminat untuk membantu atau
menggelontorkan dana namun, ketika ada yang kawin maka simsalabim, semua orang
membantu bahkan uang pun mengalir deras demi pernikahan mewah. Contoh lain
adalah, ketika ada seorang pemuda pengangguran dan sampah yang punya anak istri tapi,
semua tetangga malah adem ayem, nggak ada satupun yang bergunjing tapi, ketika
lihat saya seorang lelaki yang pergi setiap pagi mengejar kereta untuk bekerja,
sontak saja salah satu tetangga berceloteh. “Udah kerja kok belum kawin?”
Nah, itu dia contoh lingkungan
menjijikan kampungan dan bermindset rendah, dimana prestise dinilai dari
perkembangbiakan bukan dari seberapa sukses dan pencapaian hidup. Lingkungan
kampungan dan bermindset rendah adalah dimana semua orang target utamanya
berkembangbiak ria tanpa kualitas. Seperti pada lingkungan menjijikan saya,
dimana pengangguran dan pemalas dimaklumi selama udah kawin tapi, orang bekerja
yang belum menikah malah dianggap aneh.
Ini bukan cerita fiksi sebab,
saya bernapas diantara manusia-manusia menjijikan ini. Manusia yang nggak mau
berbuat apapun selain berkembangbiak, pastinya ada yang marah-marah kalau saya
sebut lingkungan ini kampungan dan bermindset rendah.
Saya tekankan sekali lagi, kalau pengakuan utama lingkungan ini yang dinilai adalah perkembangbiakan, apa itu normal? Kalau ada pengangguran pemalas yang cuma kawin tapi nggak mau kerja itu dianggap biasa, apa itu normal? Menggelontorkan duit buat kawin mewah bisa tapi, bikin usaha nggak bisa dan selalu bilang nggak ada duit, apa itu normal?
Jangan heran kalau negeri ini banyak orang tapi, nyampah! Yang mau usaha dianggap aneh, yang mau kerja dianggap aneh yang dianggap normal cuma yang otaknya modal selangkangan saja.
Terus saya bagaimana berada di dalam lingkungan sampah ini? Terus terang lama-lama gerah dan saya sudah menunjukan ketidaksukaan terhadap manusia-manusia kampungan ini, imbasnya adalah saya nggak pernah ditegur lagi. Tetangga nggak ada yang berani tanya apapun lagi karena, muka judes dan lidah tajam saya siap mensilet orang-orang kampung ini.
Saya tekankan sekali lagi, kalau pengakuan utama lingkungan ini yang dinilai adalah perkembangbiakan, apa itu normal? Kalau ada pengangguran pemalas yang cuma kawin tapi nggak mau kerja itu dianggap biasa, apa itu normal? Menggelontorkan duit buat kawin mewah bisa tapi, bikin usaha nggak bisa dan selalu bilang nggak ada duit, apa itu normal?
Jangan heran kalau negeri ini banyak orang tapi, nyampah! Yang mau usaha dianggap aneh, yang mau kerja dianggap aneh yang dianggap normal cuma yang otaknya modal selangkangan saja.
Terus saya bagaimana berada di dalam lingkungan sampah ini? Terus terang lama-lama gerah dan saya sudah menunjukan ketidaksukaan terhadap manusia-manusia kampungan ini, imbasnya adalah saya nggak pernah ditegur lagi. Tetangga nggak ada yang berani tanya apapun lagi karena, muka judes dan lidah tajam saya siap mensilet orang-orang kampung ini.
Jangan salahkan saya karena,
bersikap brengsek, sekalipun lingkungan kampungan bermindset rendah sudah
menjadi kultur dan budaya bukan berati harus dimaklumi.
0 Comments