Kebetulan sekali akhir-akhirnya di komplek perumahan gue lagi santer terdengar kisah salah satu tetangga yang dapet azab! Gegara dulu waktu masih jadi PNS aktif, sering banget ambil "sampingan" Berhubungan dengan tahun baru dan lagi santer yang nunggu pembukaan CPNS 2016 ini, mau nggak gue kepoin tuh cerita dari pembokat.


Tetangga PNS Dan Anak Pemalas 

Salah satu tetangga gue adalah mantan PNS di sebuah instansi pendapatan negara, tetangga ini serba berkecukupan, hal ini bisa dilihat dari rumahnya yang memang salah satu paling gede di komplek. Umurnya sekitaran 50 tahun dan sudah memiliki empat orang anak, dari empat anak ini salah satu anak lelaki yang paling besar (anak pertama) jadi bahan perbincangan di komplek. Bukan tanpa sebab anak lelaki pertama ini jadi bahan gunjingan di komplek gue, sebab walaupun umurnya sudah 30 tahunan, si anak ini enggan bekerja atau tidak mau bekerja. Kerjanya sehari-hari diam di rumah dan main game sama nonton film namun anehnya, si anak ini rajin ibadah karena setiap Jumat selalu kelihatan di masjid kompleks.

Gunjingan antar pembokat semakin kencang ketika anak pertama ini nikah dan punya anak. Pasalnya sekalipun sudah berkeluarga tetap saja ia tidak mau bekerja, sudah dimarahi berkali-kali tetap saja bermalas-malasan di rumah. Bahkan sampai tetangga PNS gue ini bikinin usaha, tetap aja si anak nggak mau bekerja. Banyak yang beranggapan kalau hal ini terjadi karena dulunya si anak pertama ini dimanja banget sama orang tuanya. Ada juga yang komen karena hidupnya serba ada di rumah.

Tetangga PNS ini sudah lelah untuk menyuruh si anak bekerja dan juga kelihatannya malu dengan tetangga sebab si anak ogah menafkahi keluarga, malah adem ayem numpang di rumah. Atas bantuan salah seorang tetua di komplek, tetangga PNS gue ini mendatangi seorang ustadz terkenal dengan inisial MY. Untuk berkonsultasi mengenai anaknya yang pemalasan banget sampai sudah berkeluarga dan dimarahin habis-habisan tapi nggak mau juga kerja.

Pegawai Negeri Sipil Dan "Sampingan"

Konon dari sumber para pembokat komplek, tetangga PNS ini sempat shock ketika konsultasi ke ustadz terkenal berinisial MY. Ketika datang dan menceritakan masalahnya, sang ustadz bertanya balik pada tetangga PNS ini untuk mengingat apakah dulu pernah berbuat dosa? Awalnya tetangga gue ini sempet bingung dan bilang nggak pernah sebab hidupnya biasa-biasa saja. Kemudian si ustadz terkenal berinisial MY ini tanya lagi.  
      "Tidak ada kesusahan di muka bumi ini kecuali kita yang mengundangnya datang. Gimana dalam hal pekerjaan, apakah pernah berbuat yang tidak-tidak, termasuk yang tidak disadari?"

Katanya setelah mikir dalam-dalam tetangga PNS ini cerita, dulu waktu semasa muda baru kawin dia sering banget ambil "sampingan" tahukan "sampingan" itu apa? Terlebih PNS surganya buat cari "sampingan" dan anak pertama dia diberi makan oleh uang hasil dari sampingan ini. Maklum kalau baru kawinkan pasti kebutuhan banyak, apa lagi baru punya anak.

Sang ustadz terkenal pun katanya langsung geram dan bilang. 
"Apa yang terjadi pada si anak adalah hasil yang dilakukan dahulu, yakni memberi makan anak pake duit haram!" 

Sialnya pembokat-pembokat yang gemar bergosip ini nggak tahu kelanjutan cerita hasil konsultasi ke ustadz terkenal ini. Sebab setelah konsultasi, tetangga PNS ini langsung membawa anak, istri keluar dari rumah, termasuk si anak pertama dan keluarganya. Katanya sih, pindah daerah pinggiran, sekarang yang ada di rumah besarnya cuma pembokat biang sumber cerita ini.

Jadi?

Buat gue sih entah bener atau nggak? Tapi ini bisa jadi bahan renungan buat yang mau jadi pegawai negeri sipil. Apa lagi yang pengen jadi pegawai negeri sipil karena enak, kerja santai dan bisa "sampingan." Kaga usah muna dah, banyak banget yang tanpa malu bilang, "enak jadi PNS banyak sampinganya." You may got the money but later karma exist!  Atau bahasa umumnya adalah, Tuhan itu maha adil.